Pengawalan Adik Cathy
Pengawalan Adik Cathy
Anna juga berangkat kuliah seperti biasa dan sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Paris selama setahun ke depan.
Ketiganya sama-sama fokus dalam pelajarannya, tapi tetap saja... kenyataan Cathy menghilang tanpa kabar membuat mereka kepikiran.
Kakak sulung mereka tidak pernah melarikan diri dari rumah atau pergi tanpa memberitahu mereka terlebih dulu. Karena itulah mereka sangat khawatir dan gelisah kakaknya menghilang mendadak. Ditambah lagi mereka sama sekali tidak bisa menghubungi sang kakak yang menambah kekhawatiran mereka.
Anna tahu kakaknya telah berubah drastis semenjak Vincent menghilang. Dia tahu kakaknya sedang bersedih karena Vincent pergi tanpa bilang apa-apa. Dia tahu kakaknya membutuhkan waktu untuk kembali ceria. Anna beserta si kembar selalu berusaha menemani kakaknya. Dia tidak ingin Cathy sendirian kemudian menangis sambil menggigit bibirnya kembali.
Anna serta si kembar bersepakat selalu menemani Cathy dan tidak membiarkan Cathy sendirian. Bahkan mereka juga sering mendatangi kamar Cathy di hari-hari tertentu dan bukan hari Sabtu saja.
Kini mereka menyesal mengapa kemarin mereka tidak tidur bersama Cathy. Kemarin malam Cathy pulang dengan sikap aneh. Untuk pertama kalinya Cathy sama sekali tidak menanggapi mereka seolah kakak mereka sedang berada dalam dunianya sendiri.
Mereka bertanya-tanya pada Owen mengenai sikap Cathy, namun Owen sendiri juga tidak tahu. Mereka mencoba mengintip dari balik pintu kamar Cathy hanya untuk melihat keadaan Cathy.
Kakak mereka tidak menangis ataupun menggigit bibir yang merupakan kabar bagus. Tapi kakaknya hanya berbaring disana sambil menatap langit-langit kamar dengan bengong.
"Apakah terjadi sesuatu saat bertemu dengan temannya?" tanya Lizzy penasaran.
"Ssstt.. kali ini biarkan kakak sendiri dulu." usul Anna.
Benar. Anna sendiri yang mengusulkan agar mereka membiarkan Cathy sendirian. Waktu itu dia merasa Cathy memang sedang ingin sendirian dan tidak ingin diganggu. Kini dia menyesalinya.. sangat menyesal. Kalau seandainya dia memaksa diri untuk bergabung dengan kakaknya, mungkin dia bisa tahu atau terbangun saat kakaknya memutuskan untuk keluar.
Sekarang dia hanya bisa menunggu. Dia sudah memberi pesan pada Bibi Len kalau seandainya Cathy sudah pulang, Len akan segera memberitahunya.
Waktu sudah menunjukkan jam satu saat terdengar nada dering di ponselnya menunjukkan sebuah pesan masuk.
'Aku sudah sampai.'
Anna hanya tersenyum pasrah membaca isi pesan itu. Demi mewujudkan cita-citanya untuk melanjutkan studi di Paris, beberapa bulan terakhir ini dia belajar bahasa Perancis pada seseorang. Pertama kali dia bertemu dengan orang ini adalah tahun lalu. Dan semenjak itu, mereka sering bertemu secara kebetulan. Saat orang ini tahu cita-citanya ingin melanjutkan studi di Perancis, orang ini menawarkan diri untuk mengajari bahasa secara cuma-cuma.
Meski dia sudah mengambil kursus sendiri, ada sesuatu yang bisa dipelajarinya yang tidak diajarkan di tempat kursusannya. Rupanya 'guru'nya ini pernah tinggal di Perancis selama empat tahun, karena itu dia bisa belajar banyak dari orang ini.
Anna berjalan keluar dari kelasnya dan menghampiri pemuda berambut coklat gelap dengan warna mata hitam. Pemuda itu melambaikan tangannya dan tersenyum padanya. Entah kenapa tiap kali Anna melihat orang ini dia merasa seperti melihat kakak sulungnya. Padahal warna rambut serta mata mereka sangat berbeda, tapi Anna selalu merasa dia sedang bertemu dengan kakaknya tiap kali dia melihat wajah orang ini.
Anna mempercepat langkahnya menghampiri pemuda itu sambil membalas senyumannya.
"Kakak tidak perlu selalu menjemputku tiap kali mengajariku bahasa Perancis."
Pemuda tersebut menelengkan kepalanya dengan penasaran. Kemudian memijat kening Anna dengan lembut.
"Keningmu berkerut, jika seperti ini terus kau akan lebih cepat tua."
Anna mendengus sambil memutar matanya dengan cuek membuat 'guru'nya tersenyum.
"Aku sedang tidak ingin berdebat dengan kak Kinsey."
"Apa terjadi sesuatu? Sepertinya ada yang membuatmu khawatir."
"Sebenarnya.. kakakku menghilang sejak tadi pagi. Aku tidak bisa menghubunginya atau mengetahui kabarnya. Aku dan adik kembarku sama-sama mengkhawatirkannya."
"..." Tidak ada jawaban dari Kinsey.
Kinsey sudah mengetahui Cathy telah menghilang, karena sebelumnya dia memaksa Owen untuk memberitahunya keberadaan Cathy. Rupanya Martin berhasil memancing Cathy keluar dengan begitu cerdiknya, dan kini tidak ada yang bisa menjamin mereka tidak akan melakukan hal yang sama pada ketiga adik yang sangat disayangi Cathy.
Dia tahu cepat atau lambat, ular cerdik Paxton pasti akan memancing Cathy keluar. Entah menggunakan adik Cathy atau siapapun yang bisa membuat Cathy keluar dengan sukarela. Karena itu Kinsey bekerja sama dengan Steve untuk melindungi ketiga adik Cathy.
Terkadang Kinsey akan menemui ketiganya atau salah satunya untuk memastikan keselamatan mereka bertiga. Salah satu perannya menjadi guru bahasa Perancis untuk Anna adalah alasannya untuk menjaga Anna dari musuhnya. Mereka berdua secara bergantian akan menemui ketiga adik Cathy baik sendiri-sendiri atau menemui ketiganya sekaligus.
Kinsey juga sudah mendengar seluruh anggota Alpha yang setia telah ditetapkan untuk menjaga dan melindungi Anna serta si kembar.
Kinsey merasa jengkel pada dua pribadi yang melegenda itu. Mengapa tidak Alpha atau Zero sendiri yang turun tangan? Mengapa mereka menyerahkan tugas sepenting ini pada anak buah mereka?
Kinsey pernah menanyakannya pada Owen dan pria itu menjawabnya dengan senyuman menyebalkannya dan berkata 'belum saatnya Alpha dan Zero menampakkan diri' membuat Kinsey ingin menghajar dan menjahit mulut pria itu agar tidak bisa tersenyum lagi.
Yang lebih membuatnya merasa marah lagi adalah saat mengetahui Cathy telah diselamatkan oleh Vincent dan kini aman dalam perlindungannya. Aman?! Justru Cathy harus dilindungi dari orang itu!! Kinsey tidak ingin adiknya semakin jauh masuk ke dalam jebakan Vincent. Dia tidak ingin adiknya bersama dengan pria itu.
"Kak Kinsey!" panggilan Anna membuyarkan lamunannya.
"Maaf, ada apa?"
"Barusan aku memberitahumu kakak sulungku menghilang, tapi kakak malah melamun?"
"Kakakmu bukanlah anak kecil lagi, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Kau sendiri pernah bilang dia sedang mengalami depresi. Mungkin dia ingin menyendiri di suatu tempat. Jadi tunggu saja, dia akan kembali tanpa kau sadari."
Yang sebenarnya kalimat itu untuk dirinya sendiri. Dia meyakinkan dirinya bahwa Cathy bukanlah anak kecil dan bisa mengambil pilihannya sendiri. Jika Cathy memang masih ingin bersama Vincent, memang apa haknya untuk menghalanginya? Dia tidak ingin Cathy membencinya dan menjadi tidak bahagia karena dipisahkan dari orang yang dicintainya. Lagipula, sepertinya Vincent juga tulus mencintai adiknya. Jika sedikit saja.. walau hanya sedikit Vincent ingin melukai hati adiknya, Kinsey tidak akan tinggal diam.
Sebaliknya, jika seandainya Cathy memutuskan untuk berpisah dari pria itu.. tentu saja dengan senang hati Kinsey akan mendukungnya sepenuh-penuhnya.
-
Steve Mango sedang menjalani sesi pemotretan saat seorang wanita datang mengunjunginya. Melihat ekspresi wajah wanita itu membuat Steve mengernyit bingung dan menghentikan pemotretannya.
Setelah menerima botol minuman dari manajernya, Steve menghampiri wanita itu dengan khawatir.
"Mama, ada apa? Tumben sekali mama datang ke tempat pemotretanku. Biasanya kan mama datang ke PYH?"
"Aku tidak peduli. Pokoknya mama tidak mau tinggal serumah dengan anak itu. Mulai hari ini mama akan tidur di apertemenmu."
"Hah?"
Dari dahi Steve mulai muncul keringat dingin. Di dalam apertemennya dipenuhi dengan data serta informasi penting tentang LS dan Stealth. Jika ibunya melihatnya, wanita itu akan merasa curiga padanya dan kenyataan bahwa dia telah bergabung ke dalam tim L akan terbongkar.
Tidak hanya itu, jika ibunya tinggal bersamanya.. cepat atau lambat ibunya pasti melihat tato di perutnya dan langsung mengetahui dia telah bergabung ke dalam organisasi LS.
Steve berusaha menenangkan dirinya dan mulai memikirkan solusinya. Untungnya dia memiliki sebuah rumah lain. Dengan begitu dia bisa mengatakan dia telah pindah dari apertemen dan kini tinggal di rumah barunya.
Lalu Steve teringat sesuatu mengenai kalimat ibunya membuatnya mengernyitkan kening.
"Anak itu.. maksud mama siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan Martin junior?"
Steve tersenyum lebar. "Ah, ternyata dia sudah kembali pulang. Bagaimana kabarnya? Sudah sepuluh tahun lebih aku tidak bertemu dengannya."
Brittany membelalak lebar dan mendecak jengkel. Dia lupa hubungan antara putranya dan anak tunggal Martin cukup dekat. Tidak. Malah sangat dekat membuatnya pusing sendiri.
Pasalnya anak Martin yang usianya enam tahun lebih tua dari Steve sangat pandai bersandiwara. Dia pernah melihat dengan matanya sendiri. Saat Steve berbincang dan dekat dengan orang itu, ekspresi wajah orang itu terlihat ramah dengan senyuman lebar. Namun saat tidak ada siapa-siapa, orang itu memandang putranya seperti musuhnya dan dia merasakan aura kebencian disana.
Karena itulah Brittany selalu merasa gelisah jika putranya hanya berduaan dengan keponakannya yang satu ini.
"Sebaiknya jangan menemuinya lagi. Dia terlihat berbeda dari terakhir aku melihatnya. Dia benar-benar berbahaya persis seperti ayahnya."
Steve tertawa menganggap ibunya sedang melancarkan sebuah lelucon.
"Mama, jadi sekarang mama menganggap paman Martin berbahaya? Dari dulu aku tahu paman Martin berbahaya dan kita tidak bisa melawannya. Tapi aku tahu anaknya tidak seperti ayahnya. Aku sangat mengenal saudara sepupuku yang ini. Jadi jangan khawatir."
Brittany meringis mendengarnya. Bagaimana caranya agar anak kesayangannya ini mengetahui karakter keponakannya yang sebenarnya?
Brittany hanya mendesah pasrah. Selama dia bisa tinggal bersama Steve, dia bisa memastikan anaknya tidak akan bergaul dengan keponakannya yang sangat berbahaya. Bahkan aura anak itu jauh lebih berbahaya dibandingkan ayahnya, Martin.
Setelah sepuluh menit beristirahat Steve melanjutkan pekerjaannya kembali. Sebelumnya dia telah memberitahu Kinsey bahwa dia tidak akan bisa menjaga si kembar karena ada ibunya disisinya.
Karena itu perlindungan dan keamanan si kembar diserahkan penuh pada Owen serta anggota Alpha lainnya.
Hanya saja, Kinsey serta Steve mulai meragukan kemampuan Owen serta Alpha. Sudah dua kali mereka gagal melindungi Catherine dan membiarkan adik mereka diculik oleh musuh mereka.
Karena itu mereka menambahkan beberapa anggota senior dari tim S dan L untuk melindungi ketiga adik Cathy.