Peran Penting Meisya
Peran Penting Meisya
"..."
Yang sebenarnya, Stanley sudah menyelidiki semua orang yang tinggal di istana. Jadi bukan hanya Meisya saja. Keisha, Leonard, Dieter; Stanley mengetahui semua makanan kesukaan, hobi atau pekerjaan mereka di kalangan politik.
Hanya saja, info yang didapatinya hanya sebatas pengetahuan dasar saja. Stanley meretas data mereka ketika mereka sedang diwawancarai oleh wartawan atau berdasarkan rumor mengenai mereka yang didengarnya.
Soal karakter atau sifat yang sesungguhnya dari masing-masing anggota kerajaan, tentunya Stanley sama sekali tidak mengetahuinya. Selama informasi mereka tidak dimuat di suatu komputer yang bisa diakses oleh programnya, dia tidak akan bisa mengetahuinya. Kecuali jika Stanley memfokuskan perhatiannya pada seseorang dengan menguntitnya untuk mengetahui kebiasaan atau karakter orang tersebut. Tentunya itu akan menghabiskan waktu lebih lama dari sekedar meretas data dari komputer.
Stanley juga tidak tahu karakter sifat Meisya yang sebenarnya. Dia juga tidak menduga akan perubahan skenario ini. Tadinya dia berpikir Meisya seperti anak kecil yang mudah dibohongi. Tapi nyatanya, gadis ini cukup pintar. Gadis dihadapannya ini tampak terlihat kuat, tapi.. disaat dia tidak kuat menghadapinya, gadis ini akan meringkuk ketakutan dan menangis sendirian.
Setidaknya itu yang dipelajarinya selama dia berinteraksi dengan Meisya.
"Sebenarnya, aku..."
"Ah, apakah mungkin Nyonya Delcrov yang memberitahumu?"
"..."
Dalam satu kali gerakan Stanley menghabiskan es krimnya hingga setengah cone sebelum dia membuang sisanya.
Stanley masih belum terbiasa dengan cara pikir Meisya yang sama sekali tidak bisa diprediksi jadi dia hanya bersikap biasa dan menunjukkan kesan cuek.
"Bisa dibilang begitu." jawabnya.
Meisya kembali menjilat es krimnya tanpa melepas pandangannya ke arah Stanley.
"Kalau begitu.. aku tidak akan sungkan lagi."
Huh?
"Belikan aku es krim lagi." ucap Meisya seolah memberi perintah membuat Stanley mengernyit tidak suka. "Kumohon?" lanjutnya dengan nada yang manis sambil menatapnya dengan tatapan memelas.
Deg..deg.. Kenapa jantungnya berdetak dengan cepat? Apakah ada yang salah dengan dirinya?
Stanley segera berdehem berusaha meredakan detak jantungnya yang tidak normal. Tanpa menjawab, Stanley mempersilahkan sang tuan putri melangkah lebih dulu masuk ke toko es krim.
"Kenapa aku bisa berakhir di situasi seperti ini?" gumam Stanley sembari menatap punggung Meisya yang berjalan dengan anggun.
'Itu kan karena kau menculiknya tanpa rencana.' Jawabnya sendiri dengan sarkas didalam pikirannya.
-
"Kalian sudah menemukannya?"
"Belum, Yang Mulia."
"Apa saja yang kalian lakukan selama ini huh? Sudah satu minggu Meisya menghilang dan tidak ada yang bisa menemukannya?!"
"Leo. Bersabarlah."
"..." Leonard hanya bisa berdiam diri begitu Dieter, Raja Prussia menyuruhnya untuk tenang.
"Sebarkan perintahku sekarang juga! Aku akan memberikan hadiah bagi siapa saja yang menemukan adikku, Putri Meisya dalam keadaan hidup. Aku juga akan mengabulkan permintaan apapun pada siapapun yang menculiknya selama adikku kembali dengan utuh."
Leonard menegang mendengar perintah sang raja. Apakah ini benar Dieter, kakak tirinya? Dia sama sekali tidak menyangka Dieter masih merupakan sosok kakak yang baik bagi Meisya.
"Yang mulia, itu bukan keputusan bijak."
Gwyneth, istri utama Dieter mengungkapkan rasa tidak setujunya.
"Kita bisa memberikan hadiah jika Meisya ditemukan. Tapi kita tidak bisa mengabulkan sembarangan permintaan orang yang sudah menculiknya. Bagaimana kalau permintaannya di luar kendali kita? Kita tidak bisa mengambil resiko itu."
Leonard mendengus sarkas mendengarnya. Tidak hanya ibu suri yang berusaha mempengaruhi Dieter, kini istrinyapun berusaha mengendalikan keputusan Dieter.
Dieter, Dieter.. tidak bisakah kau hidup dengan keputusanmu sendiri? Ini sebabnya sebagian besar tidak suka melihatmu bertahta.
"Kakakku tersayang, bagaimana kalau kita biarkan saja? Aku yakin pasukan rahasia yang melindungi Meisya tengah mencarinya. Bahkan mungkin sekarang Meisya sudah aman bersama mereka. Jadi sebaiknya kita memikirkan hal lain yang lebih penting."
Kedua tangan Leonard mengepal menjadi tinju di dua sisinya saat mendengar usulan Adrianna. Jelas sekali Adrianna sama sekali tidak peduli apakah Meisya diculik atau tidak. Tampaknya dia malah senang mengetahui Meisya tidak akan kembali ke istana hingga selamanya.
"Hal penting apakah itu?" tanya sang Ratu Prussia.
"Ini mengenai pernikahan politik dengan bangsawan Lascelles. Mereka sudah bertanya kapan pernikahan ini diadakan untuk menjalin hubungan erat."
"Ah, itu benar juga. Sayangku, bukankah kita sudah sepakat agar Adrianna yang menikah dengan Duke Lascelles menggantikan Meisya? Sebaiknya kita..."
DUK!!
Semua tercengang akan apa yang dilihat mereka. Dieter memukulkan tongkat kerajaannya ke lantai dengan keras. Sebelumnya sang raja tidak pernah melakukannya meski dalam keadaan genting sekalipun.
Belum lagi ekspresinya saat ini tampak terlihat marah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kalian semua tahu saat ini Meisya sedang menghilang dan kita tidak tahu apakah dia menderita atau tidak di luar sana, tapi kalian berani membicarakan soal pernikahan politik ini dihadapanku!?"
"Sa..sayang.. bukan begitu." bahkan sang ratu sendiri kebingungan melihat suaminya yang tidak pernah marah sebelumnya menjadi emosi seperti ini.
Bahkan Leonard sendiri tercengang melihatnya. Apakah benar ini adalah Dieter yang dia kenal? Berulang kali pertanyaan yang sama terputar di kepalanya.
"Selama Putri Meisya belum ditemukan, tidak akan ada pernikahan politik darimanapun. Dan juga aku akan meniadakan acara festival musim dingin tahun ini."
"Apa?!"
"Sayang, tidak bisa begitu. Undangan istana sudah tersebar..."
"Apa kau menentang perintah rajamu wahai ratu Gwyneth Greens?"
"Ti..tidak."
"Jangan pernah berhenti mencari keberadaan Putri Meisya. Jika aku menemukan siapapun yang menyakitinya, mereka akan merasakan kemarahanku!"
Dengan suara dengusan kesal, Dieter meninggalkan tahtanya dengan penuh aura wibawa membuat semua prajurit yang dilewatinya menunduk hormat terhadapnya.
Melihat sikap Dieter yang tak terduga membuat Leonard berubah pandangan terhadap Dieter. Kalau seandainya Dieter bisa bersikap seperti ini dari dulu, maka mungkin dia tidak akan berencana memberontak.
Sepertinya dia harus menunda rencananya yang ingin menentang Dieter dan melihat bagaimana ini akan berlanjut. Lagipula, dia sudah mendengar Katie telah menghilang dan masuk ke 'dunia' itu. Dia tidak akan bisa lagi mendekati gadis itu dan bersandiwara sebagai cinta pertamanya.
Untuk saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu. Dia juga berdoa agar dimanapun Meisya berada, Tuhan selalu melindunginya dan memberinya kesehatan.
Sementara itu Adrianna yang juga sama syoknya dengan Leonard atas sikap Dieter, berubah menjadi frustrasi.
Jika pernikahan ini ditunda terus hingga Meisya ditemukan, maka ada kemungkinan Meisyalah yang akan dinikahkan dengan Duke Lascelles. Padahal dia sudah mengincar Lascelles semenjak pertama kali dia bertemu dengan Duke tampan itu di Inggris. Kenapa harus Meisya? Kenapa Dieter ingin menikahkan Meisya dengan Lascelles?
Adrianna harus merengek pada ibunya agar menyuruh Dieter mengubah calon suami Meisya. Tentunya ibunya mau membantunya dengan senang hati. Dan entah bagaimana caranya, Dieter setuju menjodohkan Meisya dengan duda kaya dari Rusia.
Tapi Meisya malah tidak menyetujuinya dan kini menghilang. Awalnya dia sangat senang Meisya bisa menghilang dari hadapannya. Bila perlu, Meisya tidak usah menginjakkan kakinya di dalam istana ini.
Sekarang.. kakak kandungnya malah membuatnya sulit dengan memprioritaskan Meisya? Anak haram dari selir tidak resmi almarhum ayahnya? Kenapa? Kenapa?
Adrianna segera merajuk dan melaporkan hal ini pada ibunya yang sedang beristirahat di aula pribadi milik janda permaisuri.
Janda permaisuri adalah wanita arogan berusia enam puluh lima tahun. Apapun yang diinginkannya harus dituruti kalau tidak ingin mendapatkan kematian misterius.
Rambutnya merah keemasan dihiasi beberapa uban di beberapa sisi, namun beliau masih sehat dan bisa mengintimidasi siapapun yang berhadapan dengannya. Janda permaisuri hanya bersikap lunak pada kedua anaknya saja, khususnya putri bungsunya yang sangat dimanjakannya.
"Ibuuu.. Dieter berbuat jahat padaku. Dia membatalkan pernikahanku dengan Duke Lascelles. Dia bahkan memerintahkan semua pasukannya untuk mencari Meisya. Ibu, ibu harus memberi pelajaran padanya."
Janda permaisuri, Victoria Heinest hanya mendesah berat mendengar keluhan putrinya.
"Saat ini Meisya ada di luar istana, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa."
"Apa maksud ibu? Bukankah selama ini Dieter menuruti semua kemauan ibu? Apa hubungannya dengan Meisya?"
"Justru karena ada Meisya didalam istana, ibu bisa mengatur kakakmu. Tapi kalau tidak ada Meisya, dia tidak akan mendengarkan satupun dari ucapanku."
"Kenapa? Kenapa bisa begitu?" nada Adrianna terdengar menuntut tidak sabar.
"Kelemahan kakakmu adalah Meisya. Dia tidak akan berkutik kalau Meisya terancam bahaya. Berdoalah agar mereka bisa menemukan Meisya dalam keadaan hidup. Kalau tidak, kakakmu akan menurunkan jabatanku dan mungkin akan menikahkanmu dengan Peskhov."
"!? Tidak mungkin?! Dieter tidak mungkin melakukannya!"
"Percayalah padaku. Kakakmu bisa melakukan lebih dari itu. Selama ini ia menahan diri karena aku mengancamnya dengan menggunakan Meisya." jawab Victoria dengan nada serius. "Tadinya aku berencana membunuh anak haram itu didalam istana diam-diam. Dengan begitu Dieter tidak akan tahu penyebab kematiannya ataupun pelaku sesungguhnya. Aku bisa mengarahkan bukti pembunuh Meisya terhadap Keisha. Dengan begitu dua wanita itu akan lenyap dari muka bumi ini." ungkap Victoria dengan senyuman licik yang khas.
"Siapa yang menyangka, seseorang sudah menemukan racunku terlebih dulu sebelum racunnya bereaksi pada puncaknya. Apa boleh buat, aku harus menunda kematiannya lebih dulu sebelum Dieter curiga."
"Ibu, aku sama sekali tidak mengerti."
Tentu saja Adrianna tidak mengerti. Bagaimana mungkin Meisya yang hanya lahir dari selir tak bernama memiliki peran yang begitu penting bagi kakaknya?
Selama ini dia mengira Dieter tidak bisa memerintah, bahkan segala keputusan yang dibuatnya berasal dari ibu mereka. Adrianna sama sekali tidak menyangka.. ternyata di balik itu semua ada Meisya yang memegang kunci penting dalam mengendalikan sang penguasa Prussia?