My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Berfoto Ria



Berfoto Ria

Tepat dua jam setelah pesawat lepas landas dari bandara New York, pesawat CDR 777 mendarat di Hawaii, tempat yang terkenal akan sejumlah pantai indahnya. Mereka semua disambut para pelayan dengan ramah dan langsung dituntun menuju ke sebuah bis khusus.     

Kemudian mereka pergi ke pelabuhan agar mereka bisa naik kapal untuk menyeberang ke pulau seberang di Honolulu dimana resort milik Flex group berada.     

Yah, bagi yang pertama kali datang ke Hawaii agak lamban dalam berjalan naik ke kapal. Kebanyakan dari mereka asyik berfoto ria dengan antusias, termasuk Cathy dan Chleo.     

Vincent sama sekali tidak mengeluh dan tertawa puas ternyata usahanya memang sangat berhasil.     

"Hei Vincent, kau juga harus ikut. Ayo kita berfoto sama." seru Steve sambil menarik Vincent dengan santai membuat Wu bersaudara melongo.     

Tentu saja mereka sama sekali tidak menyangka ada yang begitu berani bersikap santai terhadap Tuan besar Regnz seperti yang dilakukan Steve. Bahkan Pierre yang tampak tidak terintimidasi dengan dua Tuan besar pemilik kerajaan bisnis juga tidak akan berani bersikap santai seperti itu.     

"Kau tahu aku tidak suka difoto."     

"Cathy, dia bilang dia tidak suka difoto."     

Vincent memutar matanya menanggapi Steve yang seperti anak kecil mengadu pada Cathy.     

"Bagaimana kalau kita semua foto bersama? Kita bisa menggunakan gunung itu sebagai latar belakang kita." usul Chleo dengan tidak kalah antusiasnya dengan Steve.     

Pada akhirnya semuanya menyetujui usulannya dan mereka berbaris rapi di sebuah ladang luas dimana gunung indah menjadi latar belakang mereka. Vincent memanggil salah satu anak buahnya untuk mengambil foto mereka bersama.     

Setelah mengambil foto beberapa kali dengan pose yang berbeda-beda barulah mereka mau naik ke kapal dengan patuh. Dan seperti biasa, para wanita tidak berhenti berfoto ria. Terkadang mengambil selfie, terkada wefie ada juga yang mengambil foto candid pasangannya.     

Para pria hanya duduk saling berbincang santai. Khususnya Vincent yang berusaha menurunkan ketegangan Wu bersaudara agar mereka bisa rileks selama liburan ini.     

Vincent, Benjamin dan Kinsey yang suka sekali membahas bisnis menahan diri agar pekerjaan tidak terlontar dari mulut mereka. Mereka sama-sama sepakat untuk membaur diri dengan Pierre serta Wu bersaudara. Mereka secara bergantian membuka obrolan ringan pada mereka membuat Wu bersaudara lebih rileks.     

Akhirnya mereka sadar Vincent lebih suka mereka bersikap sesuai karakter mereka daripada harus berhati-hati dalam bersikap. Vincent lebih menghargai orang yang bersikap terbuka dan santai daripada menjadi orang yang bukan dirinya dan penuh dengan kepura-puraan.     

Sesekali Daniel akan ikut nimbrung obrolan mereka karena dia adalah ayah mertua dari ketiga pria itu.     

Sementara Keisha, ibu dari Katie dan Meisya telah mengakrabkan diri dengan Vienna, ibu dari Vincent. Keduanya merasa cocok dan dengan cepat bisa berteman dengan baik. Felicia dan Abigail turut menemani dua wanita itu bergosip ria dan membicarakan trend fashion terkini.     

Di sisi lain kapal, Tuan Joseph Regnz, ayah dari Vincent sedang bercakap santai dengan besannya, Marcel Alvianc.     

Di ujung deck ada Katie serta Meisya berdiri mengapit kedua putri bungsu mereka dan melakukan pose yang sama persis membuat lainnya tertawa. Diego yang mengambil foto mereka terenyum lebar.     

Dua ibu berwajah mirip bersama dua putri yang memiliki wajah sama persis melakukan pose yang sama pula. Sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan.     

Sedangkan Chleo serta Evie sering mengambil foto bersama untuk dikirim pada kedua kekasih mereka. Mereka juga mengirim beberapa foto pemandangan indah disini.     

Meskipun sekarang mereka sudah masuk musim dingin, tapi tempat ini tidak seperti berada dalam musim dingin. Suhu disekitarnya tidak terlalu dingin sehingga Chleo tidak perlu memakai jaket tebalnya. Diantara yang lainnya, Chleo yang paling tahan menanggapi suhu dingin.     

"Ah, pasti seru sekali kalau Dexter bisa ikut dengan kita."     

Chleo tertawa geli. "Jika dia ikut kemari itu berarti kalian sudah menikah."     

Evie mendengus menanggapinya. "Memangnya kau tidak ingin Axel berada disini?"     

"Tentu saja aku ingin. Tapi aku tidak ingin membuatnya tidak nyaman."     

"Bagaimana bisa dia tidak akan merasa nyaman?"     

Chleo melirik ke arah Wu bersaudara sekilas. "Kau tidak lihat bagaimana paman Wu bersaudara begitu gugup saat berbicara dengan ayahku? Aku tidak ingin Axel mengalami nasib yang sama."     

"Tapi ayahmu berusaha menetralkan suasana. Sekarang mereka tidak begitu gugup."     

"Itu karena mereka adalah suami dari adik iparnya. Memangnya ayahku akan bersikap baik seperti itu pada kekasih putrinya?"     

"Kurasa tidak." Evie ingat sekali saat pertama kali dia memperkenalkan Dexter pada sang ayah, beliau sama sekali tidak tersenyum dan terus-terusan memberi aura mengintimidasi pada Dexter.     

Dexter memang gugup dan agak salah tingkah, tapi dia tidak menyerah hingga akhirnya mendapat restu dari kedua orangtuanya. Yang lebih menghebohkan lagi saat kedua orangtua Dexter datang ke Washington menjenguk rumahnya.     

Tampaknya Dexter merupakan salah satu orang yang langsung ingin mengklaim apa yang akan menjadi miliknya. Sehingga secara tidak langsung keluarga Dexter telah melamar Evie untuk dijadikan istrinya setelah Evie lulus dari kuliahnya.     

Karena Evie juga tidak menolak dan Benjamin juga melihat kesungguhan pada pemuda itu maka mereka memberinya restu.     

Benjamin Bernz tidak terlalu protektif mengenai putrinya. Dia memang melindungi keluarganya tapi tidak separah yang dilakukan Vincent yang menyediakan begitu banyak pengawal untuk kedua anaknya.     

Benjamin yang tidak begitu over protektif saja memberikan aura intimidasi pada pemuda yang mendekati putrinya, apalagi Vincent yang super over protektif terhadap keluarganya. Bisa jadi bukan hanya aura intimidasi yang akan diberikan, melainkan serangkaian ujian untuk menilai apakah pemuda tersebut layak mendapatkan putrinya atau tidak.     

"Jadi, kapan kau akan memberitahu identitasmu yang sebenarnya padanya?"     

Chleo menghela napas sambil melihat lautan dengan tatapan kosong.     

"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana memberitahunya."     

"Cepat atau lambat dia pasti akan tahu. Bukankah lebih baik dia mengetahuinya darimu daripada orang lain?"     

Chleo berbalik menyandarkan punggungnya di dinding kapal lalu mendongak kearah langit. Disana dia melihat seekor burung elang putih terbang berputar melingkar.     

Aneh sekali. Mengapa akhir-akhir ini dia sering melihat elang putih? Apakah burung elang putih memang begitu banyak?     

"Wah! Lihat! Pulaunya mulai kelihatan!" seru Raymond dan Richard bersamaan sambil melompat-lompat dengan girang.     

"Mana? Mana?" Harmonie turut bergabung kedua kakaknya ingin melihat apa yang dilihat mereka.     

Antusias mereka cepat menular ke anak-anak lain hingga orang dewasa. Mereka bangkit dari tempat duduknya untuk melihat pulau yang berbentuk seperti setengah bola itu.     

Akhirnya! Liburan yang sebenarnya akan segera dimulai!     

Begitu kapal yang mereka naiki berlabuh, mereka disambut oleh pelayan resort dan menuntun mereka naik ke bis untuk menuju ke resort mereka. Untuk kesekian kalinya para wanita berfoto ria dengan penuh semangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.