My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Spin Off - Ashley (25) \'Ashley Mengungkapkan Suara\'



Spin Off - Ashley (25) \'Ashley Mengungkapkan Suara\'

Keesokan harinya, Ashley membicarakan mengenai ini pada kedua orangtua serta kakeknya.     

Seperti biasa, ibunya mengomel dan mengeluhkan kenapa dia menyia-nyiakan kesempatan emas untuk memiliki suami yang super tampan nan sempurna seperti Dario Hernandez.     

Ayahnya bahkan masih memaksakan kehendaknya membuat kepala Ashley merasa pusing. Tadinya dia berharap kakeknya akan membantunya, tapi beliau malah menutup mulut sambil memandangnya dengan tatapan lembut.     

Kenapa kakeknya memandangnya seperti itu? Apakah kakeknya tidak akan membantunya kali ini?     

Ashley teringat percakapan tiga tahun lalu disaat ayahnya menyuruhnya untuk bekerja di perusahaan pamannya.     

"Ashley, kau tidak harus mengikuti semua kemauan orang tuamu. Aku tahu cita-citamu tidak ingin menjadi penerus perusahaan, jadi kau tidak perlu mengorbankan impianmu hanya untuk menyenangkan hati orangtuamu."     

"Tidak, kakek. Aku anak mereka satu-satunya, sementara paman tidak bisa memiliki anak. Jika aku tidak meneruskan perusahaan, siapa yang akan meneruskannya. Lagipula kakek sudah bersusah payah untuk membangun perusahaan ini."     

"Aku tidak masalah. Aku sudah pensiun dan anak-anakku sudah lebih dari mampu mencukupi kebutuhan mereka sendiri. Aku tidak ingin cucuku satu-satunya menderita karena melakukan sesuatu yang tidak disukainya."     

Ashley tertawa geli mendengar kalimat kakeknya.     

"Aku suka apa yang kulakukan, jadi jangan khawatir."     

"Baiklah kalau kau bilang begitu. Tapi, jika suatu saat nanti kau benar-benar tidak suka akan keputusan orangtuamu untukmu, aku ingin kau berjanji satu hal padaku."     

"Apa itu?"     

"Ungkapkan apa yang ada di isi hatimu pada mereka. Katakan dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa keputusanmu adalah hal yang tidak akan kau sesali."     

Itulah pesan kakeknya beberapa tahun yang lalu membuat Ashley bertanya-tanya, apakah kakeknya sengaja berdiam diri karena ingin dia yang ingin bersuara?     

Tapi… bagaimana caranya?     

Selama ini dia tidak pernah membantah ataupun menentang kedua orangtuanya. Kalaupun dia ingin membantah, kedua orangtuanya menjadi tuli terhadap suaranya.     

Bagaimana caranya dia mengutarakan isi hatinya pada kedua orangtuanya?     

Pada akhirnya Ashley memutuskan untuk diam terlebih dulu dan membiarkan kedua orangtuanya menceramahinya panjang lebar hingga membuat telinganya menjadi panas.     

Rasa-rasanya dia merasa sesak dan ingin kabur dari ruangan ini agar dia tidak perlu mendengar serentetan kalimat dari orangtuanya yang tampak tidak ada titik koma.     

Dia bahkan merasakan lidahnya ingin mengiyakan apa saja yang diinginkan orangtuanya hanya agar mereka berhenti berbicara.     

Tapi Ashley bertahan. Dia menggigit lidahnya agar tidak mengucapkan sesuatu yang akan dia sesali. Lagipula, cepat atau lambat, orangtuanya pasti akan berhenti berbicara.     

Dan entah berapa lama Ashley bertahan mendengarkan semuanya, akhirnya kedua orangtuanya berhenti mengucapkan nasihatnya yang entah sudah berapa banyak diucapkannya.     

"Sekarang kau mengerti, Ashley? Sebaiknya kita berangkat sekarang dan memberitahu keluarga Hernandez bahwa terjadi salah paham diantara kalian. Pernikahan kalian tidak akan dibatalkan."     

Ashley mencengkeram kain bajunya dengan kedua tangannya dengan gugup. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba saja nyalinya menjadi menciut.     

Disaat dia menemui jalan buntu dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia merasa sesuatu yang hangat menyelimuti tangannya. Anehnya, dia merasa Chu Jung berada di depannya dan menggenggam tangannya denngan lembut.     

Tapi… itu tidak mungkin kan? Lagipula, matanya tidak melihat Chu Jung di ruangan ini.     

Ashley sama sekali tidak tahu bahwa sang raja merah sanggup membuat dirinya kasat mata hingga tak terlihat oleh mata manusia. Sehingga dia tidak tahu bahwa sedari awal Chu Jung ada disana, bersamanya dan mendengarkan semua ceramah dari A hingga Z dari Tuan dan Nyonya Grey.     

Rasa-rasanya dia ingin muncul dan membela Ashley, tapi dia menahan diri karena tahu, keberadaannya disana hanya akan memperumit dan memperburuk keadaan.     

Dia tahu diri karena dia masih sangat muda dan tidak dipandang layak oleh kedua orangtua Ashley. Karena itu, yang bisa dia lakukan adalah memberi gadis itu dukungan dan membuatnya tahu bahwa dia berada disisinya.     

Sebenarnya, Ashley tidak tahu bahwa saat ini Chu Jung memang menemaninya. Tapi ajaibnya, saat dia membayangkan pemuda itu ada didepannya, hatinya merasa hangat. Tiba-tiba saja sebuah keberanian dan ketekatan muncul dari dalam hatinya.     

"Ayo kita berangkat sekarang."     

Ashley mendongak melihat ayahnya yang bangkit berdiri dari tempat duduknya, namun dia tidak berdiri.     

"Ayah, aku sudah mendengarkan kalian berdua dan aku sangat berterima kasih kalian masih mengkhawatirkanku dan menyayangiku. Tapi, bisakah kalian mendengarkanku kali ini? Ada begitu banyak yang ingin kubicarakan dan kalian tidak tahu seberapa banyak yang sudah kupendam selama bertahun-tahun ini."     

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan. Kau tidak tahu apa yang terbaik untukmu." bantah ibunya.     

"Aku tahu kalian memikirkan yang terbaik untukku, tapi pernahkah kalian berpikir apa yang kuinginkan? Apa yang membuatku benar-benar bahagia?"     

"Kau akan bahagia dengan menjadi istri seorang Hernandez." Nyonya Grey masih bersikeras bahwa Ashley harus menjadi menantu Tuan dan Nyonya Hernandez.     

Ashley menggelengkan kepalanya. "Aku hanya akan bahagia jika aku menikah dengan orang yang kucintai dan mencintaiku dengan tulus. Aku ingin hidup bersama dengan orang yang menerima masa laluku dan juga sikapku yang sebenarnya. Aku bersedia menuruti apapun yang kalian inginkan selama ini dan mungkin juga akan melakukannya kedepannya. Tapi dalam kasus pasangan hidupku, biarkan aku menentukan pilihanku sendiri."     

"Sepertinya kau sudah menemukan orang yang kau sukai?" kali ini Tuan Grey senior yang berbicara.     

"Benar. Aku sudah menemukannya." jawab Ashley dengan senyuman lebar dan tatapan lembut saat memikirkan wajah Chu Jung.     

Chu Jung yang masih duduk berjongkok didepannya sekali lagi merasa terpesona dengan Ashley dan memasang senyuman lebar penuh bahagia.     

"Tapi…"     

"Sayang." Ayah Ashley mengamit lengan istrinya untuk memotong ucapan istrinya.     

Terkadang, Nyonya Grey sangat keras kepala dan tidak mau melihat bahwa ada perubahan yang sangat signifikan pada anak perempuan mereka.     

Ini pertama kalinya Ashley mengungkapkan pendapatnya dengan lantang dan tanpa ragu. Ini juga yang pertama kalinya ia melihat senyuman penuh bahagia menghiasi wajah anak perempuannya.     

Putrinya memang sering tersenyum saat berhasil mencapai sesuatu, tapi senyumannya tidak pernah seutuh dan semanis seperti saat ini membuat Tuan Grey bertanya-tanya, pemuda seperti apa yang berhasil memenangkan hati anak perempuannya.     

"Sebaiknya kita hentikan. Kau tahu dia bukan anak kecil yang tidak bisa membuat keputusannya."     

"Dia akan menyesalinya."     

"Ibu. Aku tidak akan menyesalinya. Kalaupun suatu saat nanti aku akan menyesal, setidaknya aku tidak akan menyalahkan siapapun atas pilihanku." Ashley bangkit berdiri dan berjalan menghampiri ibunya untuk menggenggam tangan ibunya.     

"Aku sangat menyayangi ibu, dan aku tahu kau juga sangat menyayangiku. Tapi aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku bersama orang yang tidak kucintai. Jika tidak, aku akan menjadi tersiksa dan tidak akan bahagia seumur hidupku. Apakah ibu ingin melihatku hidup dengan berlinang air mata?"     

"Aku… Ck. Kau ini terlalu berlebihan. Dario sudah sangat bersikap baik padamu. Calon mertuamu juga sudah sangat menyukaimu. Bagaimana mungkin kau akan hidup berlinang air mata?"     

"Aku tahu. Mereka semua adalah orang yang baik. Tapi aku tidak ingin bersama mereka. Jika ibu masih menyayangiku, kumohon biarkan aku memilih pasanganku sendiri."     

"…"     

Nyonya Grey mengerling ke arah suaminya dan hanya bisa menghela napas pasrah saat melihat suaminya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.     

"Baiklah. Kali ini aku akan mendengarkanmu. Tapi… siapa pemuda ini?"     

"…"     

Oo-oo… Apa yang harus dijawabnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.