Seperti Membaca Surat Cinta
Seperti Membaca Surat Cinta
Untuk apa? Nanti suasana di antara mereka menjadi canggung.
Saat ini, Emma tidak perlu masalah baru. Situasi seperti sekarang sudah cukup berat baginya. Ia tidak perlu mengkuatirkan hal lain lagi.
Namun demikian, saat ia melihat Therius mengajarinya kata-kata baru dan cara membuat berbagai kalimat, mau tak mau gadis itu kembali teringat peristiwa dua malam lalu saat pemuda itu tiba-tiba saja menyatakan cinta kepadanya.
"Gila," gumam Emma tanpa sadar.
Bagaimana bisa Therius jatuh cinta kepadanya. Mereka belum lama kenal.
"Kau bilang apa barusan?" tanya Therius keheranan.
Emma tersentak. Ia mengerjap-kerjapkan matanya dan menatap Therius dengan wajah bersalah, seperti pencuri yang terpergok tuan rumah. Ia lalu menggeleng. "Tidak apa-apa."
Therius menatap Emma lekat-lekat. Ia adalah seorang telemancer yang jauh lebih kuat dari Emma, dan seharusnya ia dapat membaca pikiran gadis itu dengan mudah. Seharusnya ia akan dapat mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan Emma barusan.
Tetapi sialnya, ia tidak dapat membaca pikiran Emma selama gadis itu belum mengizinkannya. Seperti itulah kekurangan seorang telemancer, mereka tidak dapat membaca pikiran orang yang mereka sukai.
Therius hanya dapat menghela napas dan mencoba menebak-nebak apa maksud Emma tadi.
***
"Jadi... ini kontraknya?" tanya Emma memastikan.
Therius mengangguk. Setelah belajar membaca cukup lama, akhirnya Emma menyatakan bahwa ia sudah cukup paham bahasa tulisan Akkadia. Buku-buku yang dibacanya juga semakin berat dan ia dengan cepat menguasai berbagai pengetahuan baru.
Karena itulah, sesuai janjinya, Therius membuatkan kontrak antara dirinya dan Emma, selama lima tahun ke depan, dengan disaksikan oleh Xion dan Atila. Karena itulah hari ini mereka berempat berkumpul di perpustakaan.
"Aku baca dulu ya," kata Emma sambil mengambil lembaran kertas itu dan duduk di sudut ruangan.
Ia mengerutkan keningnya saat membaca setiap kata yang tertulis di sana. Sementara itu, Xion dan Atila berdiri memperhatikannya dan Therius tampak menyibukkan diri dengan dokumen lain.
Emma melihat bahwa kontrak itu dibuat dengan bahasa yang sangat sederhana. Mungkin Therius sengaja membuatnya seperti itu agar Emma dapat memahami isinya dengan mudah. Emma membaca baik-baik isinya. Ada beberapa pasal yang menjadi isi kesepakatan mereka.
Emma dan Therius akan berpura-pura menjadi sepasang kekasih di depan raja dan rakyat Akkadia selama lima tahun ke depan dan mereka akan bertunangan untuk mengadakan perdamaian dengan Thaesi.
Yang mengetahui rahasia ini hanyalah mereka berdua ditambah Xion dan Atila. Tidak ada seorang pun di antara mereka berempat yang boleh membuka rahasia ini dengan alasan apa pun.
Kalau Atila membuka rahasia ini, ia akan dihukum mati karena dianggap menentang perintah pangeran putra mahkota.
Kalau Xion membuka rahasia ini, ia juga akan dihukum mati karena dianggap menentang perintah pangeran putra mahkota.
Kalau Emma membuka rahasia ini, maka perjanjian mereka akan otomatis menjadi batal dan semua yang dijanjikan Therius kepadanya akan tidak berlaku.
Kalau Therius membuka rahasia ini, maka Emma berhak membatalkan semuanya dan segala sesuatu yang telah dijanjikan Therius kepadanya akan menjadi milik Emma tanpa syarat.
Selama lima tahun ke depan Emma akan bertindak sebagai tunangan pangeran putra mahkota dan memenuhi kewajibannya sebagai putri mahkota.
Kewajibannya itu termasuk di antaranya namun tidak terbatas pada: belajar menjadi seorang calon ratu, menjaga nama baik Therius dan keluarga kerajaan di mana pun ia berada, mengikuti tugas-tugas kenegaraan dan bertindak mewakili keluarga raja di muka umum.
Sebagai imbalannya, selama lima tahun ke depan Therius akan melindungi Emma dan Haoran. Ia akan membebaskan Kaoshin dari penjara dan mengirimnya pergi ke Thaesi untuk berkumpul kembali dengan istri dan anaknya, serta mengadakan perdamaian dengan Thaesi.
Ia juga akan memastikan Haoran mendapat perawatan medis terbaik. Emma dapat memastikan sendiri dokter dan rumah sakit terbaik di Akkadia untuk merawat kondisi Haoran.
Dalam waktu maksimal lima tahun ke depan, Emma dapat berlatih dan menjadi lebih kuat untuk menantang Therius bertarung dalam perkelahian yang adil.
Jika Emma menang, maka Therius harus membatalkan pertunangan mereka secara baik-baik dan membiarkan Emma pulang ke Thaesi bersama Haoran untuk berkumpul kembali dengan keluarganya.
Jika Emma kalah, maka ia harus bersedia menikah dengan Therius dan menjadi istrinya yang sah, calon ratu Akkadia. Ia juga harus membantu Therius menjadi raja yang baik dan melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang ratu.
Sebagai hadiah pernikahan, Therius berjanji akan membebaskan semua koloni mereka dan menjadi kerajaan yang setara.
Emma mengangkat wajahnya dan menatap Therius dengan wajah berkerut. Ia tak percaya Therius benar-benar mendengarkan keinginannya.
Membebaskan seluruh koloni Akkadia? Begitu saja? Hanya karena Emma yang meminta? Yang benar saja...
Gadis itu menelan ludah. Entah kenapa membaca kontrak ini ia merasa seolah sedang membaca surat cinta, bukannya kontrak perjanjian.
Wajahnya menjadi panas dan pipinya bersemu merah.
Ah, Therius.. kau lebih baik mencurahkan cintamu kepada wanita lain, pikir Emma.
Ia tak mungkin membalas cinta sang pangeran, walaupun ia sudah tidak membenci Therius.
Bagaimanapun ia sudah bersuami dan ia sangat mencintai Haoran.
Hmm... mungkin seiring dengan waktu, Emma akan dapat membuat Therius berpaling darinya dan menaruh hatinya kepada wanita lain.
Emma teringat pada gadis yang pernah disebut-sebut Therius akan dinikahinya jika Emma tidak ada. Putri dari Terren, bukan? Mungkin nanti setelah Emma tiba di Akkadia dan bertemu gadis itu, ia akan dapat membuat Therius mengalihkan perasaannya kepada Ydwlyna.
"Aku sudah membacanya," kata Emma akhirnya. Ia mengangkat wajahnya dan menatap mereka satu persatu. "Di mana aku harus tanda tangan?"
"Sepertinya kau bersemangat sekali ingin menandatangani kontrak ini," goda Xion. Ia mengerling ke arah Therius dan tersenyum tipis.
Ia juga sudah membaca isi kontrak itu dan menganggap isinya lebih seperti surat cinta daripada perjanjian.
Ah... mengapa orang yang jatuh cinta bisa bersikap menggelikan seperti ini? Xion hanya bisa menyimpan sendiri pemikirannya.
Sementara itu Atila yang tidak mengetahui siapa Haoran dan mengira Emma belum menikah, tampak sangat mendukung agar Emma dan Therius bersatu.
Ahh.. sebenarnya Pangeran Therius dan Putri Emma tampak sangat serasi, pikirnya.
Atila mengira perjanjian ini diadakan karena Emma menolak menikah dengan Therius karena ia menganggap Therius sebagai pangeran dari bangsa penjajah Thaesi.
Dalam hati ia berharap melihat kedua manusia ini akan dapat mengatasi permusuhan di antara mereka, menikah, dan kemudian membawa perdamaian di antara Akkadia dan kerajaan-kerajaan lainnya.
Kalau sampai itu terjadi, Atila akan ikut berbahagia untuk kedua bosnya!