Kalian Satu Keluarga, Orang Luar Adalah Aku
Kalian Satu Keluarga, Orang Luar Adalah Aku
"Nenek, jangan marah." Mo Shixiu tahu jika nenek Mo marah, kondisi tubuhnya akan memburuk. Ia segera bangkit dan berjalan ke samping nenek, kemudian mengulurkan tangan dan menepuk punggung nenek Mo dengan ringan. "Karena masalah ini hanya salah paham, cukup dijelaskan saja."
"Bu." Setelah Mo Shixiu menenangkan neneknya, ia mengangkat kepala untuk melihat ibunya. Alisnya mengerut dan berkata, "Ibu pasti salah paham dengan adik ipar. Aku percaya dengan tingkah laku adik ipar yang baik. Karena adik ipar sudah menikah dengan orang dari keluarga Mo, itu artinya dia adalah bagian keluarga Mo kita. Di masa depan jangan menyebutnya orang luar lagi."
Mo Shixiu telah lama berada di posisi tinggi dalam pekerjaan. Ia juga mengambil posisi penting di Kementerian Pertahanan Nasional Negara A pada usia muda. Ketika ia sedang serius dan bersungguh-sungguh mengatakan suatu hal, bahkan Ibu Mo sedikit segan dengan putra sulungnya ini.
Tapi kali ini ibu Mo tidak ingin kehilangan wajahnya di depan banyak orang. Sebagai ibu mertua, ibu Mo melihat menantu perempuannya berbicara dengan mantan tunangannya di jalan dan menanyakan apa yang terjadi. Apakah ia seharusnya tidak menanyakan hal itu? Mengapa menantunya ini masih merasa sedih seperti memang difitnah? Akting ini ditujukan untuk siapa? Apakah menantunya ini ingin membuat perselisihan antara dirinya dan anaknya?
Ibu Mo sejak awal sudah yakin bahwa Qiao Mianmian adalah wanita yang licik. Qiao Mianmian pasti menggunakan cara untuk membujuk putranya agak lebih dulu menikahinya. Ibu Mo merasa sangat tidak senang dengan masalah ini. Jika bukan karena nenek Mo, ibu Mo tidak mungkin mau menerima Qiao Mianmian sebagai menantu perempuannya ini. Ibu Mo juga tidak mungkin membiarkan wanita licik ini masuk ke dalam keluarga Mo.
Karena Ibu Mo mengakui bahwa Qiao Mianmian adalah wanita licik dan sama sekali bukan wanita yang baik-baik, secara alami di matanya, apapun yang dilakukan Qiao Mianmian, adalah perilaku yang disengaja. Semuanya adalah tipuan. Sesuai dengan kalimat: Saat tidak menyukai seseorang, apapun yang dilakukannya selalu salah. Terutama, sekarang ketika melihat kedua putranya dan nenek Mo berdiri di sisi Qiao Mianmian, sehingga membuat rasa jijiknya pada Qiao Mianmian semakin dalam.
Qiao Mianmian menikah dengan keluarga Mo belum lama, tapi ia sudah membuat keluarga menjadi tidak harmonis. Di masa depan, tidak tahu cara apa yang akan digunakan untuk membuat keluarga ini semakin tidak tenang.
"Baik, baik, baik." Ibu Mo marah hingga berdiri dari kursinya. Ia merasa terasingkan dan tidak berdaya. Bahkan putra kandungnya sendiri tidak mau membantunya. Ia merasa menderita, sehingga berkata dengan kesal, "Ini salahku. Aku salah paham pada Qiao Mianmian. Aku menghancurkan hati Qiao Mianmian. Qiao Mianmian sama sekali tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apapun.
"Aku adalah seorang ibu mertua yang kejam, sengaja mengintimidasi dan menindas menantu perempuan sendiri. Aku barusan mengatakan hal yang salah. Kalian adalah satu keluarga, sedangkan orang luarnya adalah aku."
Setelah melampiaskan kata-kata terakhir dengan geraman rendah, ibu Mo berbalik dan meninggalkan ruang makan dengan marah dan mata memerah.
"Dasar benar-benar tidak punya aturan dan sulit diatur! Tingkah lakunya sama sekali tidak terlihat seperti orang tua! Ibu kalian begitu dimanja oleh ayah kalian, sehingga tidak bisa menghargainya sedikit pun!" Amarah nenek Mo yang baru saja mereda, begitu melihat Ibu Mo keluar dari ruang makan, membuat kemarahannya kembali lagi. Ia marah hingga tidak bisa bernapas dengan lancar.
"Nenek Mo, tenanglah, jangan membuat penyakit pernapasan Anda kambuh lagi." Paman Zhang menatap nenek Mo yang terengah-engah. Ia sangat ketakutan sehingga segera mengambil obat yang biasa diminum nenek Mo. Pelayan di sampingnya juga segera mengambilkan secangkir air hangat.
Usia nenek Mo sudah tua. Meskipun setiap hari ia merawat tubuhnya dengan baik, tapi tetap tidak bisa dihindarkan bila ia masih memiliki beberapa penyakit ringan lainnya.