Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Cemburu Buta



Cemburu Buta

Mo Yesi bisa melakukan apapun, selama Qiao Mianmian berhenti menangis. Air mata Qiao Mianmian seperti serpihan kaca yang menggores hatinya, hingga membuatnya sangat menderita.     

Qiao Mianmian mengangkat mata yang merah dan bengkak karena menangis, akhirnya menatap Mo Yesi lurus, tetapi pandangannya masih dingin dan asing. "Mo Yesi, apakah kau pikir aku marah padamu karena hal ini?"     

Mo Yesi tercengang. "... Bukan karena hal ini? Lalu?"      

"Mo Yesi, apakah kamu pikir aku marah padamu?"     

Qiao Mianmian mengambil napas dalam-dalam dan menyeka air matanya. Ia menatap Mo Yesi dan berpikir sejenak sebelum ia berkata, "Memang ada sedikit kaitannya dengan masalah ini, tapi bukan sepenuhnya karena hal ini. Mo Yesi, apakah kau tahu jika seseorang terlalu egois dan tidak memedulikan perasaan orang lain, maka hidup ersama dengan orang seperti itu akan sangat melelahkan?"     

Mo Yesi mengencangkan bibirnya.     

"Jadi, saat kau bersama denganku, kau merasa sangat lelah?" Setelah terdiam beberapa saat, Mo Yesi berbicara dengan suara serak.     

Qiao Mianmian menggelengkan kepala. "Sebenarnya tidak. Aku merasa sangat bahagia bersamamu selama ini."     

Keterkejutan muncul di mata Mo Yesi yang dalam. Ia menatap Qiao Mianmian selama beberapa detik. "Tapi, kau baru mengatakan kalau lelah."     

"Iya, aku barusan memang mengatakan seperti itu." Qiao Mianmian mengangguk. "Maksudku, akan merasa lelah setelah bersama untuk waktu yang lama. Keinginanmu untuk mendominasi ... terlalu kuat. Keinginanmu untuk memiliki sesuatu juga terlalu kuat. Di sampingku tidak mungkin tidak ada lawan jenis yang muncul."     

"Ditambah lagi, lingkaranku saat ini, pekerjaanku, ditakdirkan untuk berhubungan dengan banyak lawan jenis di kemudian hari. Mo Yesi, aku juga tidak mungkin setelah menikah denganmu, lalu membuang semua teman lawan jenis. Ini tidak realistis. Jika kau jadi aku, apakah kau dapat melakukannya?"     

"Aku tentu saja ..." Mo Yesi membuka mulutnya. Namun belum selesai ia bicara, tiba-tiba berhenti     

Sebenarnya, Mo Yesi sangat ingin mengatakan, 'Tentu saja bisa'. Selama Qiao Mianmian memintanya mengatakan kata apapun, Mo Yesi dapat melakukan segalanya. Setelah memiliki Qiao Mianmian, apakah ia masih membutuhkan teman lawan jenis?      

Seorang Qiao Mianian, sudah cukup di dunianya. Tapi, ia tahu, Qiao Mianmian sama sekali tidak ingin mendengar jawaban seperti itu. Jika seperti ini hanya akan membuat Qiao Mianmian merasa dirinya lebih tidak normal. Tapi apa yang wanita pikirkan saat menghadapi pria tidak normal? Mungkin sangat ingin melarikan diri?     

"Kau juga tidak dapat melakukannya, kan?" Qiao Mianmian salah paham terhadap maksud Mo Yesi. "Kau sendiri tidak dapat melakukannya, lalu mengapa kau memintaku melakukannya?"     

Mo Yesi menatapnya, ia tidak tahan untuk berkata, "Bagaimana jika ... aku dapat melakukannya?"     

Qiao Mianmian terkejut, dan menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu aku tetap tidak bisa melakukannya. Orang normal, memiliki lingkaran sosial yang normal. Aku hanya dapat berjanji padamu, aku tidak akan memiliki pemikiran di luar persahabatan dengan mereka. Tapi, aku sama sekali tidak bisa jika harus tidak memiliki kontak sama sekali dengan lawan jenis."     

Terlepas dari apapun pekerjaannya, keberadaan lawan jenis pasti selalu ada. Bagaimana mungkin ia bisa 100% menghindari mereka?     

Mo Yesi memandang Qiao Mianmian, seolah-olah suasana hatinya berangsur-angsur menjadi tenang, tapi ia ragu-ragu untuk mengulurkan tangannya lagi. Setelah merasa bahwa Qiao Mianmian tidak mengelak lagi, jari-jarinya yang ramping dan dingin menyentuh sudut matanya. Dengan gerakan lembut dan hari-hati, ia membantu menyeka air mata di sudut matanya.     

"Aku tidak bermaksud tidak memperbolehkanmu kontak dengan lawan jenis." Mo Yesi membantu Qiao Mianmian menyeka air mata sambil berjalan mendekat ke arahnya. "Aku sejak dulu tidak pernah berpikir untuk membuat permintaan seperti itu. Qiao Mianmian, di dalam hatimu, apakah aku seorang pria yang paranoid dan tidak rasional?"     

Qiao Mianmian menatap Mo Yesi, namun tidak menjawab. Mo Yesi tidak pernah memintanya seperti itu. Tapi hasilnya, Mo Yesi cemburu buta. Mo Yesi cemburu pada pemeran pria utama di lokasi syuting, dan cemburu dengan sutradara di lokasi syuting ....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.