Aku Melihat Dia Pasti Merasa Sangat Gelisah
Aku Melihat Dia Pasti Merasa Sangat Gelisah
"Apakah kau tahu, kak Bai memberitahu kalauhari ini ..." Qiao Mianmian baru berkata sebentar, saat berbicara, ia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.
Dari awal sampai akhir, pria di sebelahnya sepertinya tidak menanggapi sama sekali. Terlebih lagi, ia tiba-tiba merasa hawa dingin bertiup ke arahnya. Suhu AC di dalam ruangan diatur sangat tepat, tubuhnya juga masih mengenakan handuk. Tapi saat AC bertiup ke tubuhnya, Qiao Mianmian merasa sangat dingin hingga seluruh tubuhnya gemetar. Ia menoleh dengan curiga, dan berhadapan dengan wajah hitam Mo Yesi yang sudah seperti pantat panci.
Alis dan matanya yang dalam ditutupi dengan hawa dingin. Bibir tipisnya yang ditekan rapat juga menunjukkan lengkungan dingin, dan berubah menjadi pria pencemburu dengan aura 'Yang tidak boleh didekati.'
Qiao Mianmian membeku beberapa saat, ia segera menebak mengapa Mo Yesi tiba-tiba marah lagi. Ia ingin sekali menangis sambil tertawa, hatinya terasa sangat lelah.
Jika ia mengatakan bahwa Mo Yesi adalah pria paling cemburu di seluruh dunia, tidak ada orang yang menyangkal hal ini, kan? Belum lama Qiao Mianmian baru berhasil membujuk Mo Yesi, Mo Yesi sudah marah lagi. Mo Yesi benar-benar ... lebih pencemburu dibandingkan dengan wanita. Tapi, setelah menikah dengan seorang suami yang pencemburu, apa lagi yang bisa ia lakukan selain mencoba membujuknya?
Ia tidak berani menarik kembali perkataannya. Begitu ia berbicara, ia khawatir Mo Yesi akan membuat masalah dalam beberapa hari dan beberapa malam.
"Mo Yesi, apakah kau tahu kak Bai memiliki adik perempuan? Dia mengatakan adiknya saat masih kecil sudah berpisah dengan keluarga mereka. Dia selalu menginginkan memiliki seorang adik perempuan, tapi ibunya justru tidak ingin melahirkan lagi. Jadi, dalam karirnya yang berkembang sangat hebat, dia selalu merasa menyesal karena tidak memiliki seorang adik perempuan yang menemani di sisinya."
Mo Yesi tahu tentang ini. Kejadian ini bukan rahasia di antara beberapa keluarga besar yang memiliki hubungan pribadi yang baik. Semua orang tahu bahwa keluarga Bai memiliki seorang anak perempuan yang ditinggalkan. Apalagi karena alasan yang khusus, anak perempuan itu terpaksa harus berpisah dengan mereka.
Setelah keluarga Bai berhasil keluar dari masa krisis dan saat mereka ingin menemukan anak perempuannya kembali, mereka kehilangan kontak dengan keluarga yang membawanya pada saat itu. Begitu hilang, koneksi itu sama sekali tidak bisa ditemukan lagi. Namun, keluarga Bai belum menyerah dan masih mencarinya.
Mo Yesi tidak tahu mengapa Qiao Mianmian tiba-tiba berbicara dengannya tentang hal ini. Tapi, hatinya semakin bertambah kesal.
Bai Yusheng ternyata memberitahu Qiao Mianmian soal hal itu. Meskipun bukan lagi rahasia bagi mereka, itu karena mereka memiliki hubungan yang baik. Sedangkan Bai Yusheng dan Qiao Mianmian memiliki hubungan seperti apa? Mereka baru mengenal beberapa hari. Hubungan mereka seharusnya belum sampai ke tingkat ini, kan? Bahkan, Bai Yusheng dapat memberitahu Qiao Mianmian soal masalah keluarga Bai, untuk apa Bai Yusheng melakukan ini? Apakah Bai Yusheng ingin merebut wanitanya?
Untuk sementara, perasaan diselingkuhi membuat Mo Yesi merasa tidak bisa duduk diam. Ia sangat ingin segera mencari Bai Yusheng. Ia ingin bertanya, apa yang ingin dilakukan pria sialan itu. Pepatah mengatakan, 'Istri teman tidak boleh diganggu' dan bahkan pria itu mendambakan istri saudaranya sendiri. Apakah dia masih bisa dianggap manusia?
"Jadi." Mo Yesi mendengarkan sebentar dengan memasang wajah dingin dan menahan rasa asam di perutnya. Sebenarnya ia sudah sedikit tidak tahan, kemudian berkata dengan masam, "Apakah dia mengatakan bahwa kau sangat mirip dengan adik perempuannya, sehingga dia mendekatimu? Apakah dia memintamu memanggilnya kakak Bai?"
"Em ..."
Mata Qiao Mianmian melebar dan menatapnya dengan sedikit terkejut.
Mo Yesi menatapnya dan berkata, "Bagaimana aku tahu? Kami sama-sama laki-laki, apakah aku tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu? Hanya kau yang dengan bodoh mempercayai perkataannya. Aku lihat dia pasti merasa sangat gelisah."