Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Akan Lebih Dulu Membuatmu Kenyang



Aku Akan Lebih Dulu Membuatmu Kenyang

"Sayang, aku juga lapar," kata Mo Yesi dengan suara yang berubah menjadi sedikit serak. Mo Yesi menatap Qiao Mianmian dengan sangat dalam.     

Qiao Mianmian dapat merasakan aura berbahaya keluar dari tubuh Mo Yesi. "Aku sungguh sangat lapar, perutku sangat-sangat lapar, bolehkah kita memasak dulu?"     

Qiao Mianmian berpikir untuk membujuk Mo Yesi dengan trik ini, tapi Qiao Mianmian tidak menyangka, betapa gilanya Mo Yesi setiap kali Qiao Mianmian memanggil Mo Yesi dengan sebutan 'suami'.     

Tatapan mata pria itu menjadi bergairah, napasnya yang diembuskan juga berubah panas, bahkan dada tempat Qiao Mianmian bersandar juga terasa sedikit panas. Tangan Mo Yesi yang melingkar di pinggang Qiao Mianmian memancarkan panas seperti besi solder.     

Qiao Mianmian tahu dengan jelas apa arti perubahan pada Mo Yesi ini. Setiap kali Mo Yesi menatap Qiao Mianmian dengan tatapan seperti ini, itu adalah hari di mana Qiao Mianmian akan dilempar ke atas tempat tidur hingga tidak bisa bangun. Qiao Mianmian benar-benar takut pada tatapan Mo Yesi sekarang.     

Untungnya, kali ini, Mo Yesi belum sampai tingkat seperti binatang buas yang menginginkan Qiao Mianmian tanpa memedulikan kondisi Qiao Mianmian. Qiao Mianmian mendengar suara napas Mo Yesi yang dalam, kemudian mendongak untuk melihat ekspresi menahan sesuatu di wajahnya. Karena Mo Yesi susah payah menahan nafsu, keringat halus sampai muncul di dahi Mo Yesi. Kemudian mengalir ke sepanjang dahi dan meluncur ke bawah.     

Wajah pria ini jelas terlihat sangat bernafsu, tapi dipaksa untuk sabar dan menahannya. Ini membuat Qiao Mianmian merasa bahwa Mo Yesi terlihat sangat seksi dan juga menggoda saat ini. Perasaan menggoda semacam ini sangat sulit untuk dilukiskan.     

Apalagi saat keringat turun di wajah tampan Mo Yesi, kemudian melintasi lima fitur wajahnya yang begitu jelas. Ini benar-benar semacam godaan yang berbeda. Qiao Mianmian yang melihat pemandangan ini sampai tidak tahan untuk menelan ludah. Qiao Mianmian harus mengakui pria di depan mata yang sudah menjadi suaminya ini merupakan pria paling baik dari yang terbaik. Qiao Mianmian sendiri bahkan sering tergoda oleh Mo Yesi.     

Jika bukan karena tahu betapa ganas dan mengerikan dilempar oleh Mo Yesi. Keindahan di depan matanya ini adalah milik suaminya sendiri, Qiao Mianmian tidak keberatan untuk tidur bersama.      

Awalnya, Qiao Mianmian berpikir bahwa Mo Yesi tidak bisa bercumbu dengan baik. Qiao Mianmian bahkan sampai mencoba segala cara untuk menghibur Mo Yesi, karena takut Mo Yesi tidak percaya diri dan merasa rendah diri dalam urusan ranjang. Tapi hasilnya ... Mo Yesi hanya tidak berhasil melakukannya satu kali.     

Setiap kali setelah kejadian tidak terduga itu, Mo Yesi menindih Qiao Mianmian di atas tempat tidur sampai Qiao Mianmian mengeluarkan air mata. Sampai saat ini, meskipun Qiao Mianmian terkadang mendambakan ketampan Mo Yesi, Qiao Mianmian hanya berani memikirkan di dalam hati. Qiao Mianmian sama sekali tidak berani memberitahu Mo Yesi. Jika Mo Yesi tahu, Qiao Mianmian mungkin tidak akan bisa turun dari atas kasur tiga hari tiga malam.     

"Oke, kita makan dulu." Mo Yesi memeluk Qiao Mianmian lebih erat, dadanya naik turun dengan begitu kuat beberapa kali. Setelah beberapa kali mengambil napas dalam-dalam, Mo Yesi secara perlahan menekan nafsu di dalam tubuhnya, dan berbicara dengan suara yang masih sangat serak.     

Setelah Mo Yesi tenang, Mo Yesi baru melepaskan Qiao Mianmian. Tatapan mata dalam dan panas itu justru membeku saat menatap wajah kecil, putih, dan lembut Qiao Mianmian, dan berkata dengan suara serak, "Sayang, aku akan lebih dulu membuatmu kenyang."     

Ada makna tersirat dalam perkataan Mo Yesi. Qiao Mianmian mendengar hingga wajahnya memanas. Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan tatapan sedikit ketakutan. "Mo Yesi, aku masih harus pergi ke rumah sakit besok pagi."     

"Lalu?" Mo Yesi mengerutkan kening.     

"... Aku harus tidur lebih awal malam ini." Kata Qiao Mianmian.     

"Iya, harus tidur lebih awal." Pria itu mengangguk. Sebuat kilatan cahaya melintas di matanya yang dalam, dan Mo Yesi berkata dengan sangat pengertian.     

Qiao Mianmian pikir Mo Yesi sudah menghilangkan pemikirannya. Qiao Mianmian seketika menarik napas lega. "Besok, kau juga harus bangun pagi-pagi, kan?" kalau begitu, ayo segera masak. Setelah makan, kita dapat istirahat lebih awal."     

Mo Yesi menurunkan matanya, menutupi senyum membuat perhitungan, kemudian mengangguk dan berkata, "Oke."     

*     

Dengan bantuan tambahan dari Qiao Mianmian, makanan akhirnya siap setelah hampir satu jam.     

Mo Yesi benar-benar tidak bisa memasak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.