Aku Cemburu, Hatiku Tidak Nyaman
Aku Cemburu, Hatiku Tidak Nyaman
Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan tatapan kosong. Setelah melihat selama beberapa saat, ia lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Mo Yesi, dan dengan lembut meremas wajah tampannya. Setelah ia merasakan suhu di wajah Mo Yesi dengan telapak tangannya, akhirnya ia yakin bahwa dirinya tidak berhalusinasi.
"Mo Yesi?" tanya Qiao Mianmian yang masih sedikit tidak yakin. Kemudian ia menggigit sudut bibirnya dan dengan lembut meneriakkan namanya.
"Ya, ini aku," jawab Mo Yesi dengan suara rendah.
Qiao Mianmian lalu menatapnya dengan curiga, "Kau... Mengapa kau bisa ada di sini?"
Mo Yesi sejenak terdiam dan mengatakan yang sebenarnya, "Jiang Luoli meneleponku dan mengatakan kepadaku bahwa kau ada di sini. Dia mengatakan bahwa kau mabuk dan dia tidak tenang untuk membiarkanmu kembali seorang diri. Jadi aku datang."
"..." Qiao Mianmian tidak bereaksi. Namun, beberapa detik kemudian, ia langsung cemberut dan sedikit tidak senang. "Luoluo memberitahumu? Kenapa dia usil sekali? Siapa bilang aku tidak bisa pulang sendirian?!" serunya dengan kesal.
Faktanya, saat melihat Mo Yesi, sebenarnya hati Qiao Mianmian terasa sangat bahagia. Namun, begitu teringat bahwa Mo Yesi datang karena Jiang Luoli menghubunginya, ia malah merasa kesal lagi. Jika bukan karena Jiang Luoli yang menghubungi Mo Yesi dan meminta Mo Yesi untuk menjemputnya, Mo Yesi mungkin tidak akan datang kan, dan akan terus mengabaikannya.
Bukankah dia hanya berencana untuk mengabaikanku? Mungkin, tanpa panggilan telepon Jiang Luoli, dia akan mendinginkannya untuk waktu yang belum tentu lamanya. Semakin memikirkannya, aku menjadi semakin tidak bahagia, batin Qiao Mianmian.
"Dia tidak usil," kata Mo Yesi yang merasa kalau tatapan cemberut Qiao Mianmian itu sangat lucu. Jadi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencondongkan tubuh ke sudut bibir Qiao Mianmian dan menciumnya. Lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh kepalanya, sambil menatap Qiao Mianmian dengan penuh kasih sayang. "Aku sangat berterima kasih padanya karena telah menelepon. Jika tidak, aku masih tidak tahu seberapa dalam kesalahanku," ucapnya dengan tulus.
Qiao Mianmian terpana oleh ciuman Mo Yesi. Ia lalu berkedip, dan melihat ke wajah tampan pria di dekatnya. Membuat detak jantungnya tiba-tiba berdetak cepat, dan suaranya agak sedikit gagap. "Kesalahan apa?" tanyanya.
Tidak tahu apakah itu karena minum bir. Jadi Qiao Mianmian merasa panas di wajahnya, dan terasa mengepul. Jarak antara keduanya begitu dekat, sehingga saat Mo Yesi bernapas, napas hangat dan lembab dengan lembut seketika tumpah di sudut mulutnya. Lalu, bau harum di tubuh Mo Yesi telah menusuk hidungnya.
Pria itu menatap Qiao Mianmian dengan mata yang dalam, dan matanya seolah tengah meminta maaf, "Sayang, maafkan aku, aku salah."
Permintaan maafnya tiba-tiba datang. Qiao Mianmian tertegun untuk beberapa saat sebelum menggigit sudut bibirnya, dan bertanya dengan suara lembut, "Mengapa kau meminta maaf padaku?"
Mo Yesi meraih tangan Qiao Mianmian dan mencium punggung tangannya sambil berkata, "Aku cemburu dan hatiku merasa tidak nyaman, jadi aku sengaja mengabaikanmu dan tidak membalas pesanmu."
Begitu Mo Yesi mengatakan ini, mata Qiao Mianmian pun tiba-tiba menjadi basah. Ternyata... Mo Yesi sengaja bersikap dingin padanya. Seketika ia merasa sangat-sangat sedih.
Mo Yesi mendongak dan melihat air mata memenuhi mata Qiao Mianmian lagi, dan hatinya seketika panik. Ia lalu bangkit dan duduk di sofa, mengulurkan tangannya dan memeluk Qiao Mianmian sambil bertanya dengan sedih, "Sayang, kenapa kamu menangis lagi?"
Mata Qiao Mianmian merah, dan hidungnya juga merah. Kemudian ia mengulurkan tangannya dengan marah dan mendorong Mo Yesi, "Jangan peluk aku, lepaskan aku!" serunya.
Mo Yesi mendengar ini, namun ia tidak melepaskannya, tetapi malah memeluknya lebih erat. "Aku salah, sayang. Maafkan aku. Aku tidak akan pernah melakukan ini lagi," katanya sekali lagi.
Qiao Mianmian berjuang beberapa kali, namun masih tidak dapat melepaskan diri. Ia sangat marah, sehingga langsung meraih salah satu tangan Mo Yesi dan menggigit punggung tangannya.