Si Berandal Melawan Si Sepatu Kuda
Si Berandal Melawan Si Sepatu Kuda
"Si Berandal yang bertelanjang dada!" seru Tujuh Kecil dengan lantang.
"Dia hanya setengah telanjang, anggap saja kau tidak melihat apa-apa," kata Sima You Yue. "Orang-orang yang tadinya siap bertarung jadi enggan. Sepertinya mereka tidak mau bertarung melawannya."
"Kalau aku naik ke sana, aku pasti akan menghempasnya terbang dalam satu tamparan!" kata Tujuh Kecil.
Sayang sekali Sima Yue Yue sudah bilang mereka tidak akan bertarung malam itu, jadi Tujuh Kecil hanya bisa menonton dengan tak berdaya.
"Tidak ada yang mau bertarung lagi malam ini?" Mu Lian Xin menatap orang-orang di bawah.
"Sepertinya dia juga sudah biasa menghadapi panggung kosong," komentar Shi Chen.
"Panggung kosong artinya tidak ada yang menerima tantangan untuk bertarung?" tanya Tujuh Kecil.
"Iya." Shi Chen mengangguk.
"Artinya dia tidak mendapatkan penghasilan?"
"Kalau terjadi panggung kosong, Arena Darah akan memberinya sebuah kristal tingkat teratas," jelas Shi Chen. "Namun, satu kristal dalam semalam tidak akan cukup. Itu lebih rendah daripada sekali bertarung di arena."
"Siapa bilang tidak ada?!" Terdengar suara yang kasar dan berani dari luar. Semua orang langsung melihat ke arah datangnya suara tersebut. Tampak seorang lelaki besar setinggi dua meter yang masuk melalui kerumunan.
Lelaki bertubuh besar itu mengenakan rompi berkain kasar, menunjukkan otot-ototnya yang tebal dan kuat. Dengan tubuh sekekar itu, ukurannya hampir dua kali Sima You Yue.
"Berotot sekali dia!" Tujuh Kecil membuka mulut kecilnya saat melihat sosok tersebut, raut wajahnya tampak lucu.
"Raja Sebelas Ronde, empat ronde lebih rendah daripada Mu Lian Xin." Sima You Yue melihat gelang di depan dada lelaki itu.
Gelang-gelangnya tidak bisa masuk melalui pergelangan tangannya saking besarnya, jadi ia mengikatnya ke sebuah tali leher dan memakainya di lehernya.
"Itu Kuda Besar!" teriak seseorang.
"Kuda Besar ada di sini! Hahaha, pertarungan hari ini pasti seru!"
"Benar! Tak kusangka Mu Lian Xin dan Kuda Besar akan bertarung hari ini!"
"Kuda Besar bilang dia sudah lama ingin bertarung melawan Mu Lian Xin. Hari ini dia datang ke sini untuk menghadapi Mu Lian Xin."
"Kalau Kuda Besar bisa mengalahkan Mu Lian Xin, peringkatnya di Arena Darah akan naik."
"Kuda Besar belakangan ini sombong! Belum lama ini dia datang ke sini dan menantang banyak Raja Sepuluh Ronde terus-menerus!"
"Hari ini dia menantang Raja Lima Belas Ronde, hehehe, kalau dia menang, apakah itu berarti dia akan menantang Raja Dua Puluh Ronde?"
"Dia berani menantang Raja Dua Puluh Ronde? Pfft, jangan sombong! Siapa yang berani menantang Raja Dua Puluh Ronde? Orang itu legenda yang tak terkalahkan. Silakan mencobanya kalau dia tidak takut mati!"
"Huh, Raja Dua Puluh Ronde apanya? Aku bahkan belum pernah melihatnya datang ke sini untuk bertarung selama bertahun-tahun. Menurutku dia hanya Raja Dua Puluh Ronde yang terakhir, tetapi sekarang, kita bahkan tidak tahu apakah dia masih bisa bertahan selama sepuluh ronde."
"Benar! Dia hanya dikabarkan sebagai legenda, sekarang ada begitu banyak orang kuat yang datang ke sini. Kalau dia mampu, dia seharusnya datang dan bertarung melawan semua orang!"
"Huh! Bicaralah setelah kalian semua bisa menang melawan Raja Lima Belas Ronde!"
"…."
Sima You Yue berbalik dan melirik ke arah Bi Sheng, Bi Sheng tetap menutup matanya dan dengan perlahan menggoyang kursi goyangnya, seolah ia tidak mendengar semua keributan itu.
"Orang-orang sudah mulai merendahkan harga dirimu, apakah kau tidak mau turun dan menghajar mereka?" tanya Tujuh Kecil.
"Kau pikir aku peduli?" jawab Bi Sheng tanpa membuka matanya. "Orang-orang itu hanya bisa bicara dan berbicara semacam itu untuk menutupi penderitaan mereka."
"Pfft —" Tujuh Kecil mengabaikan Bi Sheng. Ia berbalik dan lanjut menyaksikan apa yang terjadi di gelanggang bawah.
"Kau Mu Lian Xin?" Kuda Besar membawa sebilah pedang besar, mengangkat dagunya dan menatap Mu Lian Xin dengan angkuh.
Mu Lian Xin melipat tangan di depan dadanya, lalu menjawab, "Kau Kuda Besar, yang sedang naik daun saat ini, pendatang baru Raja Sebelas Ronde?"
"Benar. Itu aku," jawab Kuda Besar sambil menyentuh hidungnya dengan tangan kirinya. "Kudengar biasanya kau tidak keluar. Setiap kau keluar hasilnya hanya panggung kosong. Hari ini aku datang untuk melawanmu karena aku ingin melihat seberapa kekuatanmu! Ayo! Bertarunglah denganku, biarkan aku menghentikan legenda panggung kosongmu!"
"Pfft, orang yang tidak punya kekuatan suka bicara omong kosong!" kata Tujuh Kecil dari atas.
"Siapa yang bicara omong kosong barusan?" Pendengaran Kuda Besar cukup bagus. Ia mendengar hinaan Tujuh Kecil.
"Kau tidak perlu memedulikan omong kosong bibi dan nenek kecilmu ini," jawab Tujuh Kecil.
"Siapa kau, berani-beraninya kau meremehkanku, Tuan Kuda?" seru Kuda Besar.
"Dengan penampilanmu yang tampak tidak mampu itu, apakah kau tidak malu menyebut dirimu Tuan Kuda?" jawab Tujuh Kecil dengan nada menghina. "Kurasa lebih baik aku memanggilmu sebagai Sepatu Kuda! Hei, Si Berandal, kalahkan Sepatu Kuda ini dengan kejam. Kalau kau tidak bisa mengalahkannya, aku akan turun dan mengalahkanmu!"
"…."
Sima You Yue merasa bahwa ia seharusnya meminta Fatty Qu untuk menyempurnakan sebuah topeng untuk Tujuh Kecil. Supaya Tujuh Kecil tidak bisa bicara kalau topeng itu belum dilepas!
Mu Lian Xin dengan malas menatap Tujuh Kecil. Dia benar-benar memanggilnya Si Berandal, hehehe, sepertinya orang itu sakit dan sudah bosan hidup!
Mu Lian Xin mengira ia akan melihat sekelompok orang yang suka memaksa dan sombong, tetapi ia tidak menyangka akan melihat sepasang mata yang dalam dan cerah.
Sima You Yue menatap Mu Lian Xin. Meskipun mata pemuda itu tampak kejam, tetapi sangat bening!
"Sungguh orang yang aneh," gumam Sima You Yue.
Mu Lian Xin dan Sima You Yue saling menatap untuk sejenak. Menarik tatapannya, Mu Lian Xin berkata pada Kuda Besar, "Ayo mulai."
Mu Lian Xin juga bukan pemuda yang berbudi. Setelah ia selesai berbicara, ia mengangkat tinjunya dan mulai menyerang tanpa memedulikan apakah Kuda Besar sudah siap atau belum.
Keduanya saling menyerang secara fisik, yang menunjukkan perbedaan besar di antara keduanya.
Sosok Mu Lian Xin bisa dikatakan kecil, sedikit lebih besar daripada Sima You Yue, sementara sosok Kuda Besar hampir dua kali lipat dirinya. Meski sosoknya kecil, ia sangat kuat. Satu pukulannya ke perut Kuda Besar mampu menghempas Kuda Besar sampai terbang beberapa meter.
Meskipun Kuda Besar suka menyombongkan diri, ia juga kuat. Kalau tidak, ia tidak akan bisa menjadi Raja Sepuluh Ronde.
Kaki kanan Kuda Besar mundur selangkah, tubuhnya menggunakan kekuatan untuk memantul kembali ke Mu Lian Xin. Ia tidak memberi Mu Lian Xin kesempatan untuk membalas dan mengayunkan pedang besar ke arah Mu Lian Xin.
Menyerang dan menghindar, keduanya bergerak beberapa meter, tetapi pedang itu tidak melukai Mu Lian Xin.
"Huh —"
Mu Lian Xin menginjak pedang besar tersebut, memanfaatkan kekuatan pental pedang itu, melompat ke atas dan mendarat di kepala Kuda Besar.
Kuda Besar kemudian memegang pedangnya dan mengejarnya, mengayunkan pedang ke arah kepalanya sendiri. Kaki Mu Lian Xin mengentak kepalanya dan terbang di udara, menghindari serangan Kuda Besar.
Kuda Besar terentak kaki Mu Lian Xin dengan kejam. Ia jadi pusing dan penglihatannya kabur. Pedang tersebut hampir menebas kepalanya sendiri.
Mu Lian Xin menggunakan kesempatan itu untuk membalikkan tubuhnya dan mendarat. Ia mengepalkan tangan kanannya dan memukul kepala Kuda Besar.
Kuda Besar merasakan bahaya yang datang dan menggunakan pedangnya untuk langsung menangkis, tetapi tidak bisa meredam kekuatan pukulan Mu Lian Xin yang kuat.
"Pffft -"
Kuda Besar memuntahkan seteguk darah segar.
Mu Lian Xin berbalik dan mendaratkan sebuah pukulan di dada Kuda Besar. Tubuh kuat Kuda Besar terbang ke ujung gelanggang bagaikan sehelai kertas.
"Oh - "
Sesaat sebelum Kuda Besar mendarat di luar gelanggang pertarungan, ia menggunakan kakinya untuk mengaitkan diri di sisi gelanggang, lalu menggunakan pedangnya untuk menopangnya. Ujung pedang menekuk, lalu ia terpantul kembali ke gelanggang.
Kuda Besar tidak sepenuhnya keluar dari gelanggang, jadi itu tidak dihitung sebagai suatu kekalahan.
"Kuda Besar mulai menggila," kata Sima You Yue ketika melihat mata Kuda Besar yang memerah.
Memang. Kuda Besar menyeka darah segar dari sudut bibirnya, mengoleskan darah itu sehingga seakan-akan ada senyum panjang di wajahnya, lalu menyerang Mu Lian Xin. Terlepas dari kecepatan atau kekuatan mereka, keduanya menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.
"Aneh sekali melihat bagaimana kemampuan bertarung mereka langsung meledak setelah melihat darah," gumam Sima You Yue sambil melihat mata Kuda Besar yang sudah menggila.