Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Di Dalam Arena Darah!



Di Dalam Arena Darah!

Sima You Yue membantu Bi Tua dengan melakukan akupunktur pada tubuhnya, lalu bertanya, "Bi Tua, pernahkah kau bertanya-tanya mengapa racunmu bisa ditekan di dalam Kota Iblis Darah?"     

Bi Sheng mengenakan pakaiannya, lalu menjawab, "Aku bertanya-tanya, ​tetapi aku tidak pernah menemukan alasannya."     

"Apakah kau pernah pergi untuk memeriksanya?" tanya Sima You Yue.     

"Aku sudah memeriksanya. Dalam seratus tahun terakhir, aku berjalan ke seluruh penjuru di Kota Iblis Darah, bermaksud mencari tahu alasannya. Terutama karena tubuhku terasa berbeda akhir-akhir ini. Aku ingin mencari tahu apa yang menyebabkannya berubah. Namun, meskipun aku telah memeriksanya berkali-kali, aku tidak pernah menemukan apa pun," jawab Bi Sheng. "Kenapa? Apa yang kau temukan?"     

"Aku merasa agak aneh ketika kami pergi ke kediaman Penguasa Kota hari ini," jawab Sima You Yue. "Tepatnya, aku sudah merasa ganjil sejak aku memasuki Kota Iblis Darah."     

"Oh? Kau juga menemukan sesuatu yang aneh?"     

"Saat kami memasuki kota, kami hanya bisa menggunakan batu kristal. Tak seorang pun di kota ini yang bisa berkultivasi. Mereka hanya bisa melakukannya dengan bantuan batu kristal, jadi bukankah itu aneh?" tanya Sima You Yue. "Arena Darah juga aneh. Tampaknya tempat itu memberi rasa bahagia bagi semua orang, tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi di balik layar. Gelanggang Arena Darah itu juga teka-teki lain yang belum terpecahkan. Setelah melihat darah, mereka pasti menggila. Itu sesuatu yang tidak masuk akal."     

Bi Sheng tidak menyangka bahwa setelah memasuki kota itu kurang dari dua atau tiga hari, Sima You Yue sudah langsung menemukan banyak keanehan di dalamnya.     

Sima You Yue mengeluarkan daun teh yang diberikan Li Hong untuknya dan menyerahkannya kepada Bi Sheng.     

"Coba periksa ini."     

Bi Sheng membuka kantong teh dan melihat daun teh di dalamnya. Ia mengambil beberapa daun teh dan mengendusnya, lalu bertanya, "Apakah ini daun teh dari Pohon Iblis Darah?"     

"Kau juga tahu tentang Pohon Iblis Darah?" tanya Sima You Yue. "Kalau begitu, pernahkah kau meminum daun tehnya?"     

Bi Sheng menggeleng dan menjawab, "Hanya sedikit daun teh ini yang bisa dipetik setiap tahun. Penguasa Kota-lah yang selalu meminumnya. Aku belum pernah melihatnya memberikannya kepada orang lain sebelumnya. Tak kusangka dia memberikannya untukmu. Memangnya daun teh ini kenapa? "     

"Kau akan tahu setelah kau mencobanya."     

Sima You Yue menggunakan beberapa daun teh untuk menyeduh secangkir teh. Ia menyerahkannya pada Bi Sheng, yang kemudian meminumnya. Kemudian, Bi Sheng dengan penuh perhatian memeriksa rasanya, lalu berkata, "Sepertinya tidak ada yang salah dengan teh ini?"     

"Tidakkah kau merasa kalau, setelah meminumnya, ada sedikit rasa darah di dalamnya?" tanya Sima You Yue.     

Bi Sheng meneguk teh itu lagi, berusaha lebih memperhatikan rasanya dengan saksama. Setelah beberapa saat berlalu, ia berkata, "Benar. Samar-samar ada bau darah. Teh ini diseduh dari Pohon Iblis Darah. Kenapa bisa ada rasa darah di dalamnya?"     

"Menurutmu kenapa?"     

"Kalau Pohon Iblis Darah tidak terus-terusan terendam dalam darah, ini tidak akan terjadi," jawab Bi Sheng.     

"Terlepas dari perkataanmu itu benar atau tidak, menurutku pohon yang mengandung bau darah bukanlah sesuatu yang luar biasa," komentar Sima You Yue.     

"Kalau begitu, kenapa Penguasa Kota memberimu daun teh ini? Apakah dia tidak tahu?" Bi Sheng bingung.     

"Tidak, kurasa dia tahu. Selain itu, sepertinya dia terus mengisyaratkanku agar aku selalu memperhatikan pohon itu," jawab Sima You Yue. "Namun, aku belum juga bisa memahaminya. Itu sebuah pohon. Kenapa dia terus mengisyaratkanku tentang pohon itu tanpa henti? Apakah kau tahu sesuatu tentang pohon itu?"     

"Pohon Iblis Darah?" Bi Sheng berpikir sejenak, lalu menjawab, "Kalau dipikir-pikir lagi, setelah kau menanyakan hal ini, aku baru sadar kalau tidak ada yang benar-benar memperhatikan pohon itu. Kalau kau tidak menanyakannya, aku tidak akan pernah memikirkan pohon itu. Namun, jika dipikir-pikir lagi sekarang, pohon itu selalu ada di sana. Tidak ada yang tahu kapan pohon itu mulai tumbuh. Sudah lama sekali, tetapi tidak ada yang benar-benar memperhatikannya. Bisa jadi karena pohon itu selalu ada di kediaman Penguasa Kota, jadi tidak ada yang punya banyak akses ke sana."     

"Namun, kenapa ini ada hubungannya dengan sebuah pohon?" Sima You Yue melihat jarinya sambil berpikir, belum bisa mengerti. "Bi Tua, juga ada perihal bulan merah. Apa kau tahu kenapa peristiwa itu terjadi?"     

"Menurutku bulan merah ada hubungannya dengan penekanan racunku," jawab Bi sheng.     

"Bagaimana bisa begitu?"     

"Setiap kali bulan merah muncul, racun dalam diriku akan berubah menjadi agak kacau, seolah-olah sesuatu yang mengerikan telah terjadi," jawab Bi Sheng. "Setelah beberapa saat, aku akan pingsan. Namun, jika saat di mana seharusnya aku pingsan bertepatan dengan munculnya bulan merah, aku tidak akan pingsan pada hari itu."     

"Bulan Merah … racun …." Sima You Yue mencoba memikirkan hubungan di antara keduanya, tetapi ia tidak bisa menunjukkannya dengan tepat.     

Sangat memusingkan.     

"Bi Tua, ceritakan padaku tentang apa yang telah kau temukan," pinta Sima You Yue.     

"Baiklah."     

"Tunggu, Tujuh Kecil. Pergi dan lihat apakah Shi Chen dan yang lainnya sudah menyelesaikan urusan mereka. Kalau sudah, suruh mereka ke sini agar kita bisa merundingkannya bersama-sama," pinta Sima You Yue.     

"Baik." Tujuh Kecil melompat dari kursinya, membuka pintu dan berlari keluar. Tak lama kemudian, ia kembali bersama Shi Chen dan Feng Kai.     

"Bos, ada apa?" tanya Feng Kai.     

"Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengan kalian." Sima You Yue memberi tahu mereka tentang apa yang membuatnya bingung, lalu menambahkan, "Bi Tua akan memberi tahu kita tentang apa yang telah ia temukan selama ini. Bi Tua, kau bisa mulai ceritamu."     

"Mm." Bi Sheng mengangguk, lalu berkata, "Aku sudah memeriksa Arena Darah sebelumnya. Aku ingin tahu kenapa orang-orang di Arena Darah menggila tiap kali mereka melihat darah. Aku pernah menyusup ke Arena Darah sepanjang hari hanya untuk melihat hal mencurigakan apa yang terjadi di sana. Pada akhirnya, aku malah menemukan sesuatu yang lain."     

Air muka Bi Sheng muram. Tampaknya apa pun yang ia temukan adalah sesuatu yang membuatnya sangat kesal.     

"Apa?" tanya Tujuh Kecil.     

"Gelanggangnya hidup," jawab Bi Sheng.     

"Hidup? Maksudmu?"     

"Kalian juga sudah tahu, kan? Tidak peduli berapa banyak pun darah yang tumpah dan mengalir di atas gelanggang, gelanggang itu langsung sudah bersih keesokan paginya," jawab Bi Sheng.     

"Memang, itulah masalahnya."     

"Aku selalu mengira kalau orang-orang Arena Darah-lah yang membersihkan gelanggang itu esok harinya. Namun, ketika aku menyusup ke tempat itu, tidak ada satu orang pun di sana. Selain itu, coba tebak apa yang kulihat?" Bi Sheng sengaja membangun suasana.     

"Kami tidak bisa menebak apa-apa." Mereka semua menggeleng.     

Arena Darah tampak sederhana, tetapi ternyata penuh dengan rahasia. Tidak ada yang bisa menebak apa yang Bi Sheng lihat hari itu.     

"Aku melihat gelanggang itu mulai menyerap daging," kata Bi Sheng. "Gelanggang itu tidak hanya berisi daging yang tertinggal dari malam sebelumnya. Seluruh gelanggang penuh dengan daging."     

"Penuh dengan daging?" Mereka semua terkejut.     

"Benar. Selain itu, semuanya merupakan daging manusia," kata Bi Sheng. "Bagaikan sebuah mulut yang terbuka di atas gelanggang, yang melahap daging sampai tidak ada sedikit pun yang tersisa. Pada saat gelanggang itu tenang, gelanggang itu sudah kembali ke tampilan aslinya yang bersih."     

"Gelanggang yang memakan daging? Itu terlalu aneh!" seru Feng Kai dengan terkejut. Ia ternganga.     

"Terlebih, itu terjadi lebih dari sekali," tambah Bi Sheng. "Tak lama setelah itu, aku pergi lagi, dan masih sama saja. Gelanggang itu penuh dengan daging."     

"Syarat bertarung di Arena Darah adalah orang yang naik ke atas gelanggang harus menumpahkan darah," kata Sima You Yue. "Mungkinkah gelanggang itu benar-benar terbuat dari seekor Binatang Roh?"     

"Terbuat dari Binatang Roh?" Mereka semua terpana mendengar tebakan Sima You Yue. Itu terlalu mustahil!     

Namun, sepertinya Sima You Yue telah menebak sesuatu. Penjelasan mengenai gelanggang Arena Darah mungkin tidak sesederhana penjelasan mengenai Binatang Roh yang berubah wujud.     

Mungkin saja gelanggang tersebut menyimpan rahasia yang jauh lebih besar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.