Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Menawarkan Sebuah Ide



Menawarkan Sebuah Ide

Mendengar apa yang dikatakan Shi Chen, Bi Sheng menatap Shi Chen seolah-olah sedang melihat seorang monster.     

"Apakah kau sedang bercanda?"     

Begitu Shi Chen melambaikan tangan, sebuah kursi usang bergerak ke arahnya. Ia pun duduk, lalu menjawab, "Apakah menurutmu kami bercanda?"     

Feng Kai sudah duduk terlebih dahulu. Keduanya menatap Bi Sheng, tatapan mereka … tampak serius.     

"Kalian benar-benar datang ke sini untuk merekrut orang?" Bi Sheng melambaikan tangan dan sebuah kursi usang pun terbang mendekat, lalu ia berbaring. Ia mengelus pinggang tuanya yang sakit karena dipukuli barusan.     

Bajingan itu, serangannya kejam!     

"Berhentilah menggosok diam-diam, mengingat kekuatan Bos, masih untung dia tidak mematahkan tulangmu. Kalau kau mau menggosoknya, ya gosok saja," komentar Feng Kai.     

"Cukup tentangku, aku baru saja menanyai kalian. Kalian benar-benar datang ke sini untuk merekrut orang?" tanya Bi Sheng.     

"Benar. Kau benar-benar harus mempertimbangkannya, untuk meninggalkan tempat ini dan tinggal di luar," ajak Shi Chen. "Kau telah bersembunyi di tempat ini selama bertahun-tahun, apakah kau tidak merindukan dunia luar?"     

"Memangnya apa yang kulewatkan? Hidup di sini cukup enak," tolak Bi Sheng tanpa ragu.     

"Benarkah? Kau tidak keberatan walaupun kekuatanmu tidak bisa berkembang?" tanya Shi Chen.     

Bi Sheng terdiam sesaat, tetapi langsung menguasai diri dan menjawab, "Tidak masalah."     

"Yang benar saja! Kau pikir kami tidak mengenalmu!" seru Feng Kai. "Tinggalkan tempat ini dan mulai hidup baru. Hiduplah di benua ini dengan terhormat."     

"Begitu pemikiran kalian?" tanya Bi Sheng. "Semua orang di sini punya musuh yang terus-terusan mengawasi mereka. Begitu mereka keluar dari sini, mereka akan dikejar. Kau masih nekat datang ke sini untuk merekrut orang? Apakah kau sengaja mau menarik sekelompok musuh untuk datang ke sini? Apakah kalian yakin kalian tidak gila?"     

"Menurutmu bagaimana?"     

"Menurutku kalian nyaris gila." Bi Sheng menggeleng, lalu berkata, "Selama bertahun-tahun, mereka yang datang ke sini adalah mereka yang ingin membalas dendam, tidak ada yang pernah datang ke sini untuk merekrut. Kalau ini tidak gila, lalu apa?"     

"Bi Tua, kami memberitahumu tentang ini hanya karena kau teman kami. Ini mungkin satu-satunya kesempatanmu untuk hidup bebas di bawah matahari dengan terhormat. Jangan lewatkan kesempatan ini," saran Feng Kai.     

"Kalau begitu, apakah kalian hidup normal sekarang? Berjuta-juta musuh kalian itu sudah menyerah dan tidak mengejar-ngejar kalian lagi?" tanya Bi Sheng lagi.     

"Sekarang belum, tetapi itu bukan berarti mereka tidak akan menyerah untuk mengincar kami di masa depan," jawab Shi Chen. "Dan aku yakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan menyerah."     

"Karena dia?" Bi Sheng melirik ke lantai dua.     

"Ya." Shi Chen mengaku. "Sejak mengikutinya, kami tahu kalau dia adalah seseorang yang bisa memberi kami harapan."     

"Harapan? Kau pikir orang-orang macam kita, masih bisa bergantung pada 'harapan' semu semacam itu?" tanya Bi Sheng dengan getir. "Orang-orang yang datang ke sini, mereka hidup dalam kegelapan dan mereka takut mati. Jadi mereka bersembunyi di sudut ini. Mereka menjalani hari-hari dan bertahan hidup sebisa mereka."     

"Namun, kami melihat sebuah harapan. Kami yakin suatu hari nanti kami akan bisa hidup normal. Karena menantikan hari itu, kami bersedia mengambil risiko dan tidak mengunci diri."     

"Kalian bersepuluh memang gegabah. Kalau tidak, kalian tidak mungkin pergi meninggalkan tempat ini," komentar Bi Sheng. "Namun, kalian masih muda, masih ada dorongan dalam hidup kalian. Lupakan aku yang tinggal tulang belulang tua ini."     

"Karena kau sudah memutuskan, kami tidak akan berbicara lebih banyak. Kami akan tinggal di sini selama beberapa waktu. Ketika kami pergi dan kalau kau berubah pikiran, Bos kami akan selalu bersedia menerimamu."     

Bi Sheng tersenyum, tetapi tidak memasukkan kata-kata Shi Chen ke dalam hati.     

Bergaul dengan seorang bocah kecil. Bi Sheng tidak pernah menginginkan kehidupan seperti itu. Dan kehidupan yang ia inginkan, tidak akan pernah terpenuhi oleh seorang bocah kecil.     

"Apakah kalian akan pergi ke Arena Darah malam ini?"     

"Mm, mulai hari ini dan seterusnya, kami akan mulai merekrut orang. Namun, jangan sebarkan berita ini, ini bisa menimbulkan keributan."     

"Aku tahu, aku tahu batasanku."     

"…."     

Sima You Yue kembali ke kamarnya, memasang sebuah penghalang roh dengan tenang dan membawa Tujuh Kecil ke dalam Alam Kecil Teratai Hitam.     

Begitu Sima You Yue masuk, tampak dua naga di perairan.     

"Ayah Angkat, Ibu Angkat," sapa Sima You Yue. "Bagaimana kondisi Ibu Angkat hari ini?"     

"Aku bisa merasakan janinku jadi jauh lebih aktif sekarang," jawab Shui Qing Man. "Apakah kalian sudah sampai di Kota Iblis Darah?"     

"Mm, baru sampai. Sekarang masih pagi, jadi kami belum mulai merekrut orang," jawab Sima You Yue. "Aku akan memasukkan sejumlah energi roh ke dalam rahimmu."     

Shui Qing Man mengangguk, lalu menggeser perutnya ke arah Sima You Yue.     

Sima You Yue dapat menemukan janin itu dengan mudah. Ia bisa merasakan kehidupan kecil tersebut tumbuh menjadi semakin kuat.     

Setelah merawat Shui Qing Man, ia berkata, "Ibu Angkat, kau sudah pulih dengan baik dalam dua hari terakhir ini, kesehatanmu jauh lebih baik. Apakah kau sudah merasakan ada lebih banyak energi yang mengalir dalam tubuhmu?"     

"Mm." Shui Qing Man mengangguk. "Awalnya ketika aku baru hamil, tubuhku tidak sehat. Kupikir itu wajar karena cedera yang kualami sebelumnya. Tak kusangka kalau ternyata itu berbahaya. Kalau aku tidak datang menemuimu kemarin, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya! Mungkin, bahkan aku dan bayiku tidak akan bisa bertahan hidup."     

"Kali ini kita beruntung," timpal Wu La Mai.     

Awalnya mereka semua tidak setuju kalau Shui Qing Man ikut pergi menemui Sima You Yue. Namun, ia bersikeras mau datang, jadi tidak ada yang berani menentangnya dan akhirnya mereka semua mau tidak mau setuju.     

Sekarang Wu La Mai bisa menganggap diri mereka beruntung karena membiarkan Shui Qing Man datang ke situ ….     

"Aku akan melakukan akupunktur padamu selama beberapa hari lagi. Setelah itu, kau sudah bisa mulai menggunakan pil untuk memulihkan diri," jelas Sima You Yue. "Setelah janinmu stabil, aku akan memeriksanya selama beberapa hari, lalu kita dapat mulai meningkatkan kemampuannya."     

"Bukannya kau akan sibuk merekrut orang selama beberapa hari ini?"     

"Dua kegiatan ini tidak saling berbenturan." Sima You Yue meyakinkan Shui Qing Man. "Aku bisa merawat janinmu di siang hari, merekrut orang di malam hari dan semua itu tidak kulakukan setiap hari."     

"Baguslah kalau begitu."     

"Sudah hampir waktunya untuk keluar, aku pergi dahulu, sampai jumpa besok."     

"Mm, pergilah dan selesaikan urusanmu!"     

"Baiklah."     

Ketika Sima You Yue membawa Tujuh Kecil turun dari lantai dua, Feng Kai, Shi Chen dan Bi Sheng sedang mengobrol di tempat yang sama.     

Melihat Sima You Yue turun, Bi Sheng agak menyipitkan matanya, mempertimbangkan apakah ia harus bertarung dengan Sima You Yue lagi atau tidak.     

"Kalau kau tidak bisa mengalahkanku dalam sepuluh menit, maka kau harus ikut denganku. Kalau kau tidak bisa menyanggupi tantanganku ini, sebaiknya jangan repot-repot memikirkan untuk bertarung denganku," kata Sima You Yue sebelum Bi Sheng sempat berbicara.     

Keinginan Bi Sheng langsung dipendam. Bajingan itu benar-benar tahu bagaimana cara memancing titik lemah orang!     

"Sudah hampir waktunya, ayo pergi," ajak Feng Kai sambil berdiri.     

"Kalian benar-benar akan pergi ke Arena Darah?" tanya Bi Sheng lagi.     

"Tentu saja, untuk itulah kami datang kemari." Shi Chen bangkit berdiri. Kursi yang ia duduki membuat suara berderit dan hancur berantakan. Ia geleng-geleng, lalu berkata, "Aku sudah memberitahumu berkali-kali, jangan terlalu malas. Barang-barang seperti ini seharusnya sudah lama diganti dengan yang baru!"     

"Suka-sukaku mau bagaimana," balas Bi Sheng. "Selain itu, kaulah yang mematahkan kursiku, ingatlah untuk membayarnya."     

"…."     

Apakah Bi Sheng sengaja menggunakan perabotan yang rusak dan menolak untuk menggantinya supaya ia bisa memeras uang orang lain?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.