Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Tujuh Kecil Mau Menjadi Seorang Guru



Tujuh Kecil Mau Menjadi Seorang Guru

Setelah setengah jam, Ni An Yi akhirnya kembali.     

"Aku pulang! Bos bilang besok malam semua orang akan berkumpul bersama untuk melakukan perayaan. Bos akan mengenakan pakaian perempuan saat acara besok." Ni An Yi memberi tahu Shi Chen dan yang lainnya tentang berita yang baru saja ia terima.     

Di luar dugaan, Ni An Yi kembali dengan selamat dan sehat tanpa kehilangan satu pun anggota tubuhnya. Bahkan satu pun matanya tidak ada yang memar, pakaiannya juga tidak ada yang sobek.     

"Kau benar-benar bisa pulang dengan selamat?!" Dai Yi menatap Ni An Yi dengan membelalak tak percaya.     

"Kenapa kau sampai seterkejut itu karena aku pulang tanpa cedera? Matamu nyaris keluar dari kepalamu saking kagetnya." Ni An Yi duduk kembali di kursinya yang sebelumnya.     

"Aku mau memastikan, bukankah kau pergi dan meminta Bos untuk mengenakan pakaian perempuan?" tanya You Si.     

"Benar!" jawab Ni An yi sambil mengangguk dengan bangga. "Aku pergi untuk bertanya kepada Bos, apakah dia benar-benar seorang perempuan, dia mengakuinya. Lalu, aku bertingkah seolah-olah aku tersakiti dan akhirnya menyarankan supaya dia mengenakan pakaian perempuan jadi kita semua bisa melihatnya. Kemudian dia bilang kalau dia berencana mengenakan pakaian perempuan pada acara besok. Setelah itu, aku kembali ke sini."     

"Tidak ada yang memukulmu?" tanya Hong Wu.     

"Tidak," jawab Ni An Yi. "Kenapa? Kau pikir aku akan dipukuli?"     

"Aneh sekali kalau kau tidak dipukuli!" komentar You Si.     

"Tidak mungkin!"     

"Tidak, kenapa kalian mengira kalau aku akan dipukuli?" Ni An Yi tidak mengerti. Apa maksud tatapan kecewa di mata orang-orang itu?     

"Bagaimana dengan Wu Lingyu?"     

"Mereka bilang dia pergi untuk menjemput orang," jawab Ni An Yi. "Sepertinya dia pergi untuk menjemput abang-abangnya Bos."     

"Pantas saja." Raut wajah yang tercerahkan memancar dari saudara-saudara Ni An Yi.     

Kan. Bagaimana mungkin Ni An Yi bisa kembali begitu saja tanpa dihajar? Ternyata Wu Lingyu sedang tidak ada di sana untuk memukulinya.     

Baru sekarang Ni An Yi bereaksi. Ia melompat sambil menunjuk saudara-saudaranya, lalu berkata, "Oh bagus ya, kalian semua tahu kalau aku akan dipukuli, tetapi kalian tetap membiarkanku pergi begitu saja. Kalian benar-benar …."     

"Kami mau menghentikanmu, tetapi tidak sempat. Siapa suruh kau pergi secepat itu?" kata Shi Chen dengan enteng.     

Sengaja bergerak terlalu lambat dan tidak sempat menghentikan Ni An Yi. Pada dasarnya itu sama saja.     

Ni An Yi memahami hal tersebut, lalu ia duduk kembali sambil menggerutu.     

Saudara-saudaranya itu, bagaimana mungkin Ni An Yi bisa tidak tahu betapa kejamnya saudara-saudaranya?     

"Kita bisa melihat Bos mengenakan pakaian perempuan besok. Aku penasaran sekali!" kata Feng Kai.     

"Mm, aku tidak bisa membayangkannya."     

"Kita akan tahu begitu besok tiba."     

"Ini pertama kalinya aku menantikan hari esok."     

"Sepertinya begitu."     

"…."     

Ni An Yi terdiam. Tidak bisakah mereka melihat betapa marahnya ia saat itu?     

Baiklah, saudara-saudaranya memang sengaja mengabaikan Ni An Yi.     

Pada hari kedua, di pelataran Sima You Yue.     

Ximen Li, Bibi Ketiga Du dan Wu Kecil sedang membantu Sima You Yue membersihkan rumah.     

"Bibi Ketiga, aku tidak mungkin bisa mengenakan semua ini." Sima You Yue melepaskan barang-barang yang ada di kepalanya. "Kalau aksesorisnya sebanyak ini, bisa-bisa kau meratakan kepalaku sampai jadi seperti panekuk!"     

"Hari ini hari pendirian sekte. Kau harus berpakaian dengan layak," kata Bibi Ketiga Du.     

"Bibi Ketiga, ketua sekte ini Feng'er, bukan aku. Aku tidak perlu berdandan. Aku bisa tampil seperti biasa saja," kata Sima You Yue.     

"Ketua sektenya memang Feng'er, tetapi di hati semua orang, kaulah ketua sekte yang sebenarnya," kata Bibi Ketiga Du. "Setiap orang menanti-nantikan penampilanmu hari ini."     

"Tetap saja, itu tidak ada hubungannya dengan ini." Sima You Yue menggunakan cermin untuk melihat rambutnya yang tidak dihiasi aksesoris. Dari kotak perhiasan, ia mengambil sebuah jepit rambut batu giok darah, lalu menyematkannya ke rambutnya. "Selesai."     

Sima You Yue mengenakan rok putih, dengan jahitan seekor burung phoenix merah yang menari dengan gemulai di sepanjang tepinya. Ada beberapa tambahan hiasan merah di lengan bajunya, dengan sabuk merah yang menonjolkan pinggangnya yang ramping.     

Sekarang, tambahan jepit rambut batu giok merah darah tersebut menyelaraskan semua pakaian yang Sima You Yue kenakan.     

"Kakak Sulung, apakah kau mau merias wajah?" Ximen Li mengeluarkan beberapa barang untuk merias wajah Sima You Yue dengan tatapan bertanya.     

Sima You Yue menggeleng, menolak tawaran tersebut. Ia benci menyapukan benda-benda semacam itu ke wajahnya.     

"Hehehe, Kakak Sulung tidak membutuhkan semua perias wajah ini untuk terlihat cantik. Lihat kulitmu, sempurna," puji Ximen Li. "Omong-omong, Kakak Sulung dan aku jadi seumuran, tetapi, Kakak Sulung selalu terlihat lebih muda dariku."     

"Lihat dirimu, perkataanmu manis sekali." Sima You tersenyum sambil bercermin.     

Ximen Li memeluk Sima You Yue dari belakang, lalu berkata, "Tidak peduli bagaimanapun perubahan yang Kakak Sulung alami, kau akan selalu menjadi Kakak Sulungku. Kita bertiga harus selalu bersama."     

"Iya." Sima You Yue tersenyum manis.     

Meskipun Sima You Yue telah melalui begitu banyak penderitaan dan hatinya masih terluka ketika mengingat malapetaka tersebut, ia sangat bersyukur ia masih bisa hidup berdampingan dengan keluarganya.     

"Apakah menurutmu calon kakak iparku akan datang hari ini?" tanya Ximen Li.     

"Seharusnya begitu," jawab Sima You Yue. "Kita lihat saja apakah kakak keduamu bisa tiba di sini dengan tepat waktu atau tidak."     

"Aku sudah bertemu dengan kekasihmu, hehehe. Sebentar lagi aku akan mengenal teman-teman dalam hidup Kakak Sulung yang baru!" kata Ximen Li. "Aku sering mendengarmu bicara tentang mereka dan aku sangat penasaran. Perihal abang-abangmu, apakah mereka akan menganggapku sebagai adik perempuan mereka?"     

"Kalau abang-abangku mengetahui kalau mereka memiliki adik perempuan lagi, mereka pasti akan sangat senang," jawab Sima You Yue sambil tersenyum. "Mereka selalu mengeluh karena aku sama sekali tidak terlihat seperti adik perempuan. Aku tidak dapat membiarkan mereka memenuhi peran mereka sebagai pelindungku. Sekarang karena mereka punya adik perempuan baru sepertimu, sisi diri mereka sebagai abang yang melindungi akhirnya dapat teraktualisasi."     

"Dahulu akulah yang paling muda, sekarang aku tetap yang paling muda," kata Ximen Li. "Sebenarnya, aku ingin menjadi seorang kakak perempuan. Perasaan bisa melindungi seorang adik lumayan juga."     

"Kau punya adik. Bukankah Wu Kecil lebih muda darimu?" tanya Sima You Yue. "Kalau kalian sedang bersama-sama, kau bisa melindungi Wu Kecil."     

"Benar!" kata Ximen Li pada Wu Kecil, yang berdiri di samping. "Aku akan melindungimu di masa depan!"     

Wu Kecil cemberut, lalu berkata, "Aku juga akan menjadi sangat kuat di masa depan!"     

"Bahkan orang kuat tetap membutuhkan orang lain untuk melindungi mereka!" Ximen Li berseri-seri, lalu berkata, "Kalau orang jahat mengganggumu, beri tahu aku. Aku akan membantumu menghajar mereka."     

Sima You Yue langsung pusing mendengar nada bicara Ximen Li.     

"Li'er, jangan bergaul dengan Tujuh Kecil lagi."     

"Kenapa?" Ximen Li menatap kakak perempuannya dengan bingung.     

"Dia akan menularkan aura banditnya padamu," jawab Sima You Yue.     

"Kakak Sulung, apakah maksudmu tentang memukuli orang-orang jahat itu?" tanya Ximen Li. "Tujuh Kecil benar tentang hal itu. Kalau kata-kata tidak lagi berguna, kau harus menggunakan tinjumu untuk berbicara. Dia juga bilang kalau seorang perempuan harus lebih kuat. Hanya dengan begitu seorang perempuan tidak akan diganggu. Dia bahkan mau mengajariku seni bela diri. Dia bilang setelah membentuk kontrak, aku akan menjadi lebih kuat. Aku bahkan akan jadi lebih hebat dalam menghajar orang!"     

Sima You Yue mengerutkan bibirnya, lalu bertanya, "Apakah Tujuh Kecil benar-benar bilang begitu?"     

Kalau Tujuh Kecil benar-benar bilang begitu, maka Sima You Yue harus bicara baik-baik dengan Tujuh Kecil, agar ia berhenti mengajari adik perempuannya menjadi seseorang yang terus bicara tentang menghajar orang!     

"Yue Yue, Yue Yue, mereka sudah sampai …." Tujuh Kecil berlari masuk dari luar. Ia melihat bahwa tatapan Sima You Yue terhadapnya berbeda dari biasanya. Ia pun menciut.     

Sepertinya ia tidak melakukan sesuatu yang salah hari ini, kan? Kenapa Sima You Yue menatapnya seperti itu? Tatapan Sima You Yue sedikit ganjil. Apakah ia sebaiknya pergi saja?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.