Membawa Pulang Benda yang Lebih Penting!
Membawa Pulang Benda yang Lebih Penting!
"Apa katamu?! Pedang Iblis Pembelah Langit muncul?"
Sima You Yue menggelengkan kepala. Ia menjelaskan lagi masalah yang terjadi di kuburan.
"Begitu. Pantas saja kalian murung. Sungguh menyedihkan dikhianati oleh saudara seperguruan yang telah hidup bersama kalian selama bertahun-tahun." Mao San Quan menunjukkan wajah bersimpati.
Bibir Sima You Yue cemberut. Kenapa ia merasa Direktur Mao tidak mengerti maksud utamanya?
Bukankah Direktur Mao seharusnya mengkhawatirkan tentang munculnya Pedang Iblis Pembelah Langit? Kenapa ia justru membahas kenapa mereka merasa sedih?
Mungkinkah cara bercerita Sima You Yue yang salah?
"Karena itu sudah terjadi, jangan terlalu sedih. Lagi pula, Jiang Jun Xian masih mengingat persaudaraannya dengan kalian, sehingga dia tidak membunuh kalian," hibur Mao San Quan.
"…."
Mereka bertiga tercengang. Apakah mereka salah dengar? Apakah Direktur Mao sungguh-sungguh sedang memuji Jiang Jun Xian?
"Direktur Mao, Pedang Iblis Pembelah Langit telah muncul. Apa kau tidak khawatir?" tanya Sima You Yue dengan penasaran.
"Khawatir, tetapi tidak ada gunanya khawatir saat ini," jawab Mao San Quan. "Menurut penuturanmu, pedang iblis telah kehilangan banyak sifat iblisnya, kalaupun pedang itu muncul, itu bukan masalah besar."
"Namun, cepat atau lambat, Pembelah Langit akan mendapatkan kekuatan iblisnya sepenuhnya," kata Sima You Yue.
"Aku tahu," komentar Mao San Quan dengan sungguh-sungguh. "Jadi, menurutku tidak ada gunanya khawatir saat ini. Karena tidak ada gunanya mengkhawatirkan hal itu, sebaiknya kita membicarakan mengenai urusan kalian masing-masing."
"…."
Tentu saja, pemikiran orang-orang yang berkedudukan tinggi berbeda dengan mereka.
"Kalau begitu, bagaimana dengan Saudara Senior Sulung?" tanya Han Miao Shuang.
"Dia akan dikeluarkan dari sekte," jawab Mao San Quan. "Berita kemunculan pedang iblis akan beredar ke seluruh benua dengan sangat cepat. Masalah ini berasal dari sekte. Kita akan memberikan penjelasan kepada semua orang."
"Kami juga sudah menebak keputusan itu," komentar Han Miao Shuang.
Meskipun mereka sudah menebaknya, tetap ada perasaan campur aduk ketika mereka mendengar Mao San Quan yang langsung berkata demikian.
"Namun, pengeluaran murid merupakan urusan sekte. Gurumu tidak punya wewenang penuh dalam hal itu. Belum diketahui apakah Xu Jin akan mengeluarkan Jiang Jun Xian atau tidak," lanjut Mao San Quan. "Namun, tidak peduli apa pun keputusan Xu Jin, sekte tidak dapat menerima Jiang Jun Xian. Bahkan setengah melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekte pun tidak boleh."
"Jiang Jun Xian tidak ambil pusing apa pun keputusan sekte. Toh, dengan identitasnya saat ini, dia tidak akan kembali lagi," kata Sima You Yue.
"Direktur Mao, bagaimana dengan Klan Jiang?"
"Jiang Jun Zhe dipenjara selama bertahun-tahun, dan dia baru saja diselamatkan. Tentu saja dia ingin membalas dendam terhadap Jiang Jun Xian," jawab Mao San Quan." Bagaimanapun, Jiang Jun Xian tidak berada dalam sekte kita saat ini. Kita tidak perlu melakukan apa pun dan mereka tidak dapat melakukan apa pun. Kalau mereka menginginkan Jiang Jun Xian, mereka harus mencarinya sendiri."
"Direktur Mao, kenapa aku melihat bayangan guruku dalam dirimu?" gumam Han Miao Shuang.
Sima You Yue juga ingin bertanya kenapa ia tiba-tiba melihat sifat berandal Mao San Quan? Sebelumnya, ia menganggap Direktur Mao sebagai orang yang cukup kolot.
"Benarkah? Kupikir aku lebih baik dari gurumu," komentar Mao San Quan dengan nada memuji diri sendiri sambil mengelus dagu.
"…."
Ketiganya tidak dapat berkata apa-apa. Sifat narsistik Mao San Quan cukup mirip dengan Xu Jin.
"Baiklah. Aku mengerti masalahnya. Kalian pasti lelah setelah melalui banyak kejadian ini. Kembalilah ke Taman Perpisahan untuk beristirahat. Biarkan kami yang mengurus sisanya," kata Mao San Quan sambil melambaikan tangan, menyuruh mereka pergi.
Sima You Yue dan yang lainnya pun pamit pada Mao San Quan sebelum pergi. Setelah mereka pergi, Mao San Quan mengembuskan napas panjang. "Sebaiknya aku menemui Fan Tua dan yang lainnya untuk membicarakan masalah ini!"
….
Ketika Sima You Yue dan yang lainnya tiba di Taman Perpisahan, hati mereka terasa berat karena melihat lingkungan sekitar yang familier.
Mereka bisa melihat bayang-bayang sosok Jiang Jun Xian di sekitar situ. Hal itu membuat mereka bahkan lebih tertekan dari sebelumnya.
"Saudara Junior, aku merindukan Guru," celetuk Han Miao Shuang. "Di mana batu giok kehidupan Guru?"
Sima You Yue teringat akan batu giok kehidupan yang sebelumnya ia simpan. Ia dengan cepat mengeluarkan batu giok tersebut. Namun, mereka semua tercengang setelah melihat nama yang tertera di atasnya.
"Ini batu giok kehidupan Guru Ge?!" bisik Han Miao Shuang.
Sima You Yue melihat batu giok kehidupan Ge Lang, lalu mengumpat, "Jiang Jun Xian memberi kita batu giok kehidupan Guru Ge, tetapi tetap membawa batu giok kehidupan Guru."
"Saudara Senior Sulung sudah melakukan perbuatan semacam itu. Kenapa dia tetap menyimpan batu giok kehidupan Guru?!"
"Mungkin Saudara Senior Sulun juga ingin mengetahui keadaan Guru," tebak Sima You Yue.
"Namun, kalau begitu kita jadi tidak tahu bagaimana keadaan Guru," kata Han Miao Shuang dengan kesal.
"Kita masih punya cara untuk bisa mengetahuinya," kata Sima You Yue.
"Bagaimana caranya?"
Sima You Yue menyimpan baru giok kehidupan Ge Lang. "Guru Ge pergi bersama Guru. Selama batu giok kehidupan Guru Ge masih menunjukkan kalau ia masih hidup, seharusnya Guru juga baik-baik saja."
"Kalau begitu, jagalah batu giok kehidupan Guru Ge. Jangan sampai rusak atau semacamnya. Kalau ada kabar, cepat beri tahu kami," desak Han Miao Shuang.
"Mm, aku mengerti," kata Sima You Yue. "Hhh, kalau Guru tahu tentang hal ini, aku tidak tahu bagaimana reaksi Guru. Apakah dia akan merasa lebih terluka?"
"Belum tentu," jawab Han Miao Shuang. "Meskipun Jiang Jun Xian mendekati Guru dengan maksud tersembunyi dan mengkhianati kita. Namun, setidaknya selama kita bersama, Jiang Jun Xian tidak pernah menyakiti kita."
Memikirkan bagaimana Jiang Jun Xian telah mengeluarkan Pedang Iblis Pembelah Langit, Han Miao Shuang hanya bisa mengembuskan napas.
"Hhh …."
"Pedang Iblis Pembelah Langit …. Aku tidak tahu di mana pedang itu sekarang."
Pada saat yang sama, di suatu puncak gunung, di aula megah milik Kultus Naga Hitam, seorang lelaki yang berpakaian merah darah duduk di bagian tengah. Lelaki tersebut memakai topeng untuk menutupi wajahnya. Kharisma yang ia pancarkan saja sudah cukup untuk membuat orang lain menyerah dari lubuk hati mereka yang terdalam.
Kedua sisi aula itu dipenuhi banyak orang. Mereka semua dipanggil oleh Master Istana untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Jiang Jun Xian berdiri di tengah aula sambil membawa Pedang Iblis Pembelah Langit. Walaupun ada begitu banyak orang di situ, ia tidak panik. Ia juga tidak terganggu dengan kharisma yang dipancarkan Master Istana.
"Jiang Jun Xian, ketika aku menyelamatkanmu hari itu, kau bilang kau akan memberiku sesuatu yang cukup bernilai sebagai balas budi atas hidupmu. Sekarang, apakah kau datang kemari untuk memberikan barang yang berharga itu?" Master Istana duduk di singgasana. Ia tampak biasa saja, tetapi auranya membuat orang di sekitarnya merasakan tekanan yang luar biasa.
"Ya." Jiang Jun Xian mengangguk.
"Aku ingat aku mengirimmu ke Sekte Langit untuk mengambil Mata Bumi. Karena kau sekarang kembali, apakah kau sudah membawa pulang Mata Bumi?" tanya Master Istana.
"Tidak," jawab Jian Jun Xian.
"Tidak?" Master Istana kesal dan menambah tekanan auranya. "Jadi, kenapa kau kembali?"
"Karena … aku membawa pulang sesuatu yang lebih berharga dan kuat yang sangat Master Istana inginkan. Nilai benda ini pasti di atas Mata Bumi." Jiang Jun Xian langsung menatap Master Istana.
"Oh? Apa yang kau bawa pulang? Yang nilainya bisa lebih tinggi daripada Mata Bumi."
"Menurutku akan lebih mengesankan jika Master Istana langsung melihat bendanya."
Begitu Jiang Jun Xian selesai berbicara, ia menghunus Pedang Iblis Pembelah Langit supaya Master Istana yang berada di hadapannya bisa dengan jelas melihat bilah pedang yang bertulisan dua huruf besar, yang berarti 'Pembelah Langit'.