Menghapus Penghalang
Menghapus Penghalang
"Sekuat itu?" Di Zhe agak ragu, bertanya-tanya apakah Master Hantu hanya melebih-lebihkan, tetapi dari apa yang ia ketahui tentangnya, Master Hantu bukanlah orang semacam itu.
"Mm." Master Hantu memegang mutiara hitam di tangannya, memikirkan sesuatu.
Di Zhe tidak berani menyela perenungan Master Hantu. Ia berbalik dan fokus sepenuhnya pada para pelayan lainnya. "Informasi apa yang telah kalian kumpulkan?"
"Tuan, ada banyak Master Roh di seberang sungai. Mereka bilang mereka ingin pergi ke Puncak Gunung Merah dan mengalahkan kita," jawab pelayan itu.
"Ingin mengalahkan kita? Huh. Hanya sekelompok orang biasa, tetapi mereka nekat pergi ke sini? Mereka cari mati! Kebetulan aku masih kekurangan beberapa jiwa, jadi ambil saja jiwa mereka!" perintah Di Zhe.
"Kau tidak bisa melakukan itu," bantah Master Hantu, menolak gagasan tersebut.
"Kenapa? Bukankah kita tadi membicarakan tentang bagaimana kita harus mengganti jiwa-jiwa yang hilang? Mengapa kita tidak melakukannya ketika orang-orang itu mendatangi kita?" Di Zhe tidak mengerti.
"Ini bukan saat yang tepat," jawab Master Hantu. "Jika tidak ada Api Nirwana, maka orang-orang ini akan jadi sasaran empuk. Namun, karena Api Nirwana telah muncul, yang harus kita lakukan sekarang adalah bergegas pergi dan meninggalkan tempat ini. Kita bisa pulang ke Alam Hantu untuk mencari lebih banyak jiwa."
"Kalau begitu, apakah kita tetap akan meninggalkan Jejak Jiwa pada orang itu?" tanya Di Zhe.
"Ya," jawab Master Hantu. "Namun, itu tidak akan mudah untuk dilakukan. Aku khawatir kita harus mengorbankan banyak orang."
"Kita tetap harus mencobanya! Karena dialah pengguna Api Nirwana, jika dia pergi ke Alam Hantu, kita mungkin bahkan bisa memanfaatkannya," kata Di Zhe.
"Baguslah kau punya ide semacam itu. Baiklah, kalau begitu aku akan membereskannya," jawab Master Hantu.
"Maaf, aku merepotkanmu," ucap Di Zhe.
"Namun, karena orang-orang itu ingin masuk, kita tidak bisa membiarkan mereka masuk begitu saja. Meskipun kita tidak bisa mengambil jiwa mereka, kita harus membuat mereka melakukan sesuatu," kata Master Hantu.
"Bukankah kita akan pulang? Apa kau ingin menunggu mereka sampai masuk ke sini baru kita pergi?" tanya Di Zhe.
"Tentu saja aku ingin menunggu," jawab Master Hantu. "Kita bukan hanya harus menunggu, kita juga harus membuka penghalang ruang ini."
"Master Hantu, jika kita membuka penghalang ruang ini, kita harus pergi dalam waktu tiga bulan."
"Tidak apa-apa," kata Master Hantu. "Mungkin, kita bahkan tidak perlu sampai menunggu tiga bulan …."
"Kalau begitu, aku akan segera memanggil yang lainnya untuk kembali dan bersiap untuk pergi," kata Di Zhe.
"Hati-hati. Jangan biarkan pihak musuh mencari tahu apa maksud kita," pesan Master Hantu.
Di Zhe agak mengerutkan alisnya. "Orang-orang itu datang kemari karena mereka mengejar kita. Aku khawatir tidak mungkin mereka tidak mengetahui pergerakan kita."
"Kalau begitu sesatkan mereka. Jika mereka mengikuti kita, kita akan berada dalam masalah besar ketika kita kembali. Biarkan saja orang lain yang menyelesaikan masalah kita."
"Maksudmu biarkan orang-orang itu masuk dan biarkan mereka berurusan dengan yang lainnya? Ini ide bagus. Aku akan menyuruh mereka untuk lebih berhati-hati," kata Di Zhe, lalu ia berbalik dan pergi.
"Teruslah berjaga-jaga," pesan Master Hantu kepada dua pelayan yang berlutut di depan.
"Iya, Bos." Setelah berbicara, mereka berdua membungkuk kepada Master Hantu, lalu bangkit berdiri dan pergi.
Mereka memanggil Master Hantu dengan sebutan 'bos' karena Di Zhe telah memerintahkan bahwa Master Hantu harus diberi penghormatan yang sama dengan dirinya. Maka dari itu, tidak ada yang berani mengabaikan perintah Master Hantu.
Master Hantu berdiri sendirian di tebing, tangannya memegangi mutiara. Jubah chang pao hitamnya berkibar ditiup angin, tetapi ia mengabaikannya.
Ketika Sima You Yue dan yang lainnya kembali ke kota, kakak beradik Qiu masih berada di dalam ruang bawah tanah. Ia dan Raung Kecil turun, menyatu sebelum mereka memasuki penghalang.
"Akhirnya kalian kembali! Bagaimana keadaan di luar? Apakah mereka baik-baik saja?" tanya Qiu Ruo dengan ribut sambil menatap Sima You Yue.
"Kami baru saja membereskan suatu masalah. Apakah kalian sekhawatir itu?" tanya Sima You Yue.
"Meskipun kita tidak menghabiskan banyak waktu bersama, kita semua telah terjebak di sini bersama-sama, jadi kita adalah teman sependeritaan," jawab Qiu Ruo.
"Kak, karena Tuan Muda Sima ada di sini, mereka pasti akan baik-baik saja," kata Qiu Rui.
Sima You Yue tersenyum, lalu menjawab, "Mereka ada di atas. Kawanan Binatang Roh itu sudah kami singkirkan dan bahayanya sudah lewat.
"Kalau begitu, ayo kita pergi ke atas dan menemui mereka," ajak Qiu Ruo sambil menutup penghalang.
"Kakak Sulung, karena sekarang sudah tidak berbahaya, kami sebaiknya pergi ke luar juga," ucap Qiu Zhan Tang, si kecil yang gemuk.
"Untuk apa kalian ikut keluar?" tanya Qiu Ruo, tampak tidak setuju.
"Sudah lama sejak terakhir kali kami pergi ke luar," jawab Qiu Zhan Tang sambil menundukkan kepala.
Melihat mata adik-adiknya yang penuh harapan, Qiu Ruo mengembuskan napas dalam hati. Mereka masih anak-anak, itu adalah waktu di mana mereka suka bermain, tetapi mereka justru terkunci di situ untuk waktu yang lama. Saat mereka mendengar kalau tidak ada bahaya, mereka langsung ingin keluar dan bermain.
Namun, masalahnya belum sepenuhnya selesai, jadi apa yang harus Qiu Ruo lakukan jika mereka tiba-tiba menghadapi bahaya ketika mereka keluar?
"Tuan Muda Sima, bolehkah mereka pergi?" Dibandingkan dengan keraguan kakaknya, Qiu Rui jauh lebih blak-blakan.
"Seharusnya tidak apa-apa kalau untuk sebentar saja," jawab Sima You Yue. "Namun, sebaiknya jangan lama-lama. Mereka harus kembali setelah mengeluarkan energi dengan bermain-main sebentar."
Kedua kelompok Klan Hantu tersebut baru saja dipukul mundur, seharusnya mereka masih terguncang akibat kekalahan mereka.
"Karena Tuan Muda Sima mengatakan tidak apa-apa, Kakak akan membolehkan kalian keluar selama setengah hari," kata Qiu Rui.
"Terima kasih." Qiu Zhan Tang menatap Sima You Yue dengan penuh terima kasih. Sekelompok anak-anak di belakang Qiu Zhan Tang juga menatapnya dengan berterima kasih.
"Kalau begitu, kita sebaiknya pergi keluar sekarang." Sima You Yue tersenyum.
Mereka mulai meninggalkan ruang bawah tanah, tetapi bahkan sebelum mereka semua sempat berjalan keluar dari ruangan, mereka merasakan sesuatu yang bergerak di udara di atas.
Perasaan apa ini?!
Sima You Yue dengan cepat berjalan keluar dan sungguh-sungguh melihat sekelompok orang yang sedang berjalan keluar dari lorong ruang. Mereka mendarat di pelataran, di hadapan Lan Jian dan yang lainnya.
"Salam, Guru, Guru Zi Jian, Paman Li, dan saudara-saudara seperguruanku." Lan Jian memimpin kelompoknya untuk memberi hormat dan membungkuk kepada para pendatang.
Guru Bilah Biru merupakan seorang pemuda berwajah persegi. Ia tampak sederhana dan baik, dengan sepasang mata yang bersinar secara misterius.
"Kami sudah memberi tahu yang lain tentang apa yang telah kau laporkan kepada kami. Sekarang mereka merekrut lebih banyak pendekar dan seharusnya bisa bergegas kemari. Kami membawa beberapa orang dengan kami untuk datang ke sini terlebih dahulu." Guru Bilah Biru mengangguk pada Lan Jian dan yang lainnya, tetapi ia langsung menatap tepat ke Sima You Yue.
Sima You Yue bisa menebak siapa orang-orang tersebut berdasarkan panggilan Lan Jian pada mereka. Ia menangkupkan tinjunya dengan hormat sambil bertanya, "Apa yang terjadi? Bukankah kita tidak bisa menghubungi pihak luar?"
"Ketika kau turun, tiba-tiba kami merasa seolah-olah penghalang ruang telah dibuka, dan belenggunya dilepas, jadi kami dapat menghubungi wilayah luar. Itulah sebabnya kami langsung melaporkan apa yang telah terjadi kepada guru kami, yang bergegas datang kemari," jawab Lan Jian menjelaskan.
"Kau pasti teman kecil kami, You Yue, kan?" tanya Guru Bilah Biru.
"You Yue memberi salam kepada Guru Bilah Biru," jawab Sima You Yue dengan hormat.
Namun, bagaimana mereka bisa tahu tentangnya? Apakah Lan Jian dan yang lainnya yang memberitahunya? Namun, ia baru turun ke ruang bawah tanah sebentar. Apakah mereka benar-benar dapat bercerita sebanyak itu pada para guru ini? Ketika Sima You Yue memikirkan hal itu, ia tanpa sadar menatap Lan Jian.
"Hahaha, bukan mereka yang memberitahuku." Guru Bilah Biru tertawa terbahak-bahak. "Namamu telah tersebar luas di seluruh Kota Mushui."