Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Ada Dia di Sini, Aku Tenang!



Ada Dia di Sini, Aku Tenang!

Sialan!     

Sima You Yue cemberut, lalu bertanya, "Kenapa kau membunuh Raja Hantu? Apa karena kalian berdua raja jadi kalian saling tidak menyukai?"     

"Aku tidak sebebas itu."     

"Kalau begitu kenapa?"     

"Raja Hantu menuduhku mencuri istrinya. Dia datang mengajakku bertarung dan tidak mau menyerah," jawab Mo Sha.     

"Kau tidur dengan Ratu Alam Hantu!" seru Sima You Yue, memanfaatkan rasa syok untuk menutupi perasaan kecil yang tidak menyenangkan dalam hatinya.     

"Aku tidak tertarik perihal perempuan," kata Mo Sha.     

"Namun, Raja Hantu tidak akan menuduhmu mencuri istrinya tanpa alasan, kan?" Sima You Yue tidak memercayai Mo Sha.     

"Perempuan itu datang mengejarku atas kemauannya sendiri. Aku tidak mengganggunya," jawab Mo Sha. "Namun, si raja tua itu terus bersikeras kalau aku telah mencuri istrinya, dan terus datang untuk mengajakku bertarung. Aku tidak melakukan apa-apa, jadi bagaimana mungkin aku bisa membiarkannya bertindak seenaknya saja? Kami akhirnya berkelahi. Pertarungan itu berlangsung selama tiga hari tiga malam. Pada akhirnya, kami berdua kelelahan. Ketika dia pergi, dia mengalami luka yang parah dan sudah sekarat. Aku juga begitu. Namun, aku selamat, dia mati."     

"Orang yang bisa berkultivasi harusnya tetap bisa hidup walaupun sudah sekarat asal mereka masih bisa bernapas, kan? Namun, dia justru mati?" tanya Sima You Yue. "Kau ini bodoh atau bagaimana? Raja Hantu pasti dibunuh oleh yang lain. Untuk apa kau menanggung kesalahan atas itu?!"     

Mo Sha senang melihat cara Sima You Yue mengatakan hal tersebut. Di dalam Gelang Jerat Iblis, ujung mulutnya menyunggingkan senyum.     

Ketika Raja Hantu terbunuh dahulu, Mo Sha berulang kali mengatakan bahwa bukan dia yang membunuhnya, tetapi tidak ada yang percaya padanya. Namun, tidak demikian halnya dengan Sima You Yue. Ia hanya menceritakan kisah tersebut, tetapi Sima You Yue langsung tahu kalau ia tidak membunuh siapa pun. Kepercayaan semacam itu membuat hatinya terasa hangat.     

"Meskipun bukan aku yang membunuh Raja Hantu, karena dia telah bertarung hebat denganku, dia jadi kehilangan kemampuan untuk membela diri. Lagi pula, itu semua masa lalu. Tidak perlu diungkit-ungkit," jawab Mo Sha. "Kau masih ingin mendengar tentang Pataka Seratus Hantu atau tidak?"     

"Oh, lanjutkan." Sima You Yue merasa tidak ada gunanya berbicara tentang apakah Mo Sha benar-benar membunuh Raja Hantu atau tidak. Toh, bertahun-tahun telah berlalu sejak peristiwa tersebut terjadi. Siapa yang tahu berapa banyak penambahan dan pengurangan yang terjadi pada kisah itu? Lebih penting bagi mereka untuk berbicara tentang Pataka Seratus Hantu. "Apakah alat itu ada banyak?"     

"Tidak, hanya ada satu."     

"Namun, tadi kau bilang yang muncul sebelumnya mampu menampung sejuta hantu jahat. Berarti ada yang lain, kan!" kata Sima You Yue.     

"Cuma ada satu. Sebagaimana Pagoda Rohmu yang memiliki banyak Master," kata Mo Sha.     

"Bukankah siapa pun pemilik Pataka Seratus Hantu jadi tak terkalahkan? Bagaimana mungkin Pataka Seratus Hantu tetap bisa memiliki banyak Master?" tanya Sima You Yue.     

"Bahkan naga pun tidur. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi kemudian!" jawab Mo Sha dengan agak masam.     

"Alangkah enaknya kalau aku bisa mendapatkan Pataka Seratus Hantu itu." Sima You Yue menggulung lengan bajunya, sepenuhnya tertarik pada Pataka Seratus Hantu. Kalau ada yang datang mencari masalah denganku, aku tinggal menggunakan Pataka Seratus Hantu dan menghabisi mereka. Ini kesempatan yang sangat bagus!"     

"Ini kesempatan bagus bagimu untuk jadi perampok," kata Mo Sha. "Namun, kau harus berusaha mendapatkannya dahulu dan tidak terbunuh dalam upayamu."     

"Itu alat yang sudah kuincar. Bagaimana mungkin aku bisa sampai terbunuh untuk mendapatkannya!" kata Sima You Yue dengan gagah berani. Sayangnya kata-katanya tersebut dipenuhi dengan semangat untuk menjadi seorang bandit.     

"Kau tidak hanya harus mendapatkan Pataka Seratus Hantu, kau juga harus mengalahkan pemiliknya," ujar Mo Sha. "Musuh yang satu pasti tahu kalau musuh yang lain memiliki Pataka Seratus Hantu, itulah sebabnya mereka mengejarnya sampai ke Alam Manusia. Dilihat dari sisi mana pun, ini tidak akan mudah bagimu."     

"Bahkan jika bukan karena Pataka Seratus Hantu, aku tetap tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Kekejaman yang telah mereka perbuat di Puncak Gunung Merah telah membangkitkan kebencian setiap manusia," kata Sima You Yue dengan penuh kesumat.     

"Sejak kapan kau begitu penuh dengan semangat membela keadilan? Bukankah tujuanmu untuk mencari jiwa agar bisa kuserap?" Mo Sha memutar matanya.     

Kemarahan Sima You Yue langsung menghilang akibat satu saja kalimat Mo Sha tersebut. Ia merasa Mo Sha benar-benar tahu bagaimana menjadi perusak kebahagiaan.     

"Dari dahulu aku selalu membela keadilan kok," balas Sima You Yue. "Apakah kau bisa menyerap hantu-hantu jahat itu?"     

"Hantu-hantu jahat itu hanya hantu biasa. Mereka tidak punya banyak daya hidup. Tidak masalah kalau kau tidak bisa menangkap mereka," tolak Mo Sha.     

"Benarkah?"     

"Ya."     

"Baiklah kalau begitu, aku tidak perlu menahan diri untuk memusnahkan mereka semua."     

"Terserahmu." Mo Sha tidak peduli akan hantu-hantu berdaya hidup kecil tersebut. Beberapa puluh ribu hantu jahat tidak dapat dibandingkan dengan satu botol cairan jiwa, "Selain itu, jiwa-jiwa di Puncak Gunung Merah mungkin juga telah diserap oleh Pataka Seratus Hantu. Begitu satu jiwa menjadi hantu jahat, mereka tidak lagi memiliki kesadaran. Begitu mereka mencapai Alam Hantu, orang itu tidak akan lagi dapat terus hidup."     

"Aku mengerti," kata Sima You Yue dengan berat hati.     

Mo Sha ingin supaya Sima You Yue menyerang tanpa menahan diri.     

"Terlebih, mengenai para Binatang Roh gila itu, pertahankan yang berperingkat tinggi saja. Mereka yang berperingkat rendah, lupakan saja. Tidak ada gunanya menahan mereka," tambah Mo Sha.     

"Aku harus menanyakan apa keinginan Mimpi Kecil dahulu. Kurasa dia suka menjadi bos besar," kata Sima You Yue.     

"Baiklah."     

"Apa kau punya ide tentang serangan balasan apa yang sebaiknya kugunakan?"     

"Kesengsaraan langit. Api Kirmizi. Dengan keduanya, tidak masalah meskipun banyak sekali hantu jahat yang terus berdatangan menyerangmu," jawab Mo Sha.     

"Bagaimana dengan kawanan Binatang Roh gila itu?"     

"Potensi Mimpi Kecil melampaui apa yang dapat kau bayangkan."     

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah ini."     

"Ketika kau merebut Pataka Seratus Hantu, sebaiknya jangan biarkan yang lainnya ada di sekitarmu," tambah Mo Sha.     

"Aku mengerti," kata Sima You Yue. "Hei, apa kau baik-baik saja?"     

"Tolong berikan aku cairan jiwa lagi," jawa Mo Sha.     

"Baik."     

"Mm."     

Mo Sha pun diam. Keduanya berjalan dalam diam. Setelah beberapa saat, Sima You Yue berkata dengan malu-malu, "Eh, terima kasih untuk yang kemarin."     

"Lain kali, kalau kau melakukan sesuatu yang seberbahaya itu lagi, aku tidak akan menolongmu."     

"Aku tidak akan melakukannya lagi," tandas Sima You Yue langsung.     

"Kata-katamu tidak bisa dipercaya," komentar Mo Sha. "Aku mau istirahat dahulu."     

Setelah itu, Mo Sha memutuskan hubungan komunikasi mereka.     

Sima You Yue bisa merasakan kalau Mo Sha lama-lama mulai kelelahan, itulah sebabnya ia hanya bisa cemberut ketika tiba-tiba hubungan mereka terputus dan tidak mengatakan apa-apa.     

Sebenarnya, Sima You Yue ingin bertanya apa pendapat Mo Sha tentang kejadian tempo hari. Namun, jika ia benar-benar mau membicarakannya, itu memang agak memalukan. Lupakan saja. Karena Mo Sha tidak mengungkit-ungkit soal itu, sebaiknya ia juga tidak usah mengajaknya bicara tentang hal tersebut. Siapa tahu, mungkin Mo Sha tidak mendengar apa-apa ketika mereka berada di alam kacau!     

Mo Sha sudah bangun dan Sima You Yue langsung merasa jauh lebih baik. Ia berencana kembali ke kediaman Klan Qiu untuk membahas serangan balasan dengan Lan Jian.     

"Grrr -"     

"Ciiit -"     

Terdengar raungan yang menggegerkan langit, bagaikan mengoyak langit. Sima You Yue memalingkan kepalanya ke arah luar kota dengan syok. Lebih dari seratus Burung Roh besar telah terbang mendekat. Ia terbang ke atas dan melihat bahwa ada lebih banyak Binatang Roh darat yang juga menerjang ke arah mereka. Tak lama lagi, kawanan Burung Roh besar tersebut akan mencapai tembok kota ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.