Dikebiri
Dikebiri
"Lelaki bermata sipit itu gay. Banyak murid baru yang masuk ke sekte dalam menjadi mangsanya dan dipermainkan." Xue Rong memperingatkan Sima You Yue dengan suara pelan.
"Woi, siapa sangka murid baru itu ternyata ada bersama kalian?" Si lelaki sipit terkekeh. "Dia lumayan menarik ya. Namun, kudengar kelompok kalian tidak merekrut satu murid baru pun kali ini. Dari mana datangnya bocah ini?"
"Bukan urusanmu." Xue Rong memelototi si lelaki sipit. "Berhentilah memandanginya dengan sangat vulgar, jika tidak, akan kucungkil matamu."
"Cih, Xue Rong, jangan bilang kau berjalan keluar untuk berdiri di depannya karena kau cemburu aku tidak tertarik padamu? Aku sungguh tidak tertarik padamu karena kau melakukan hal-hal semacam itu. Murid baru itu masih lebih menarik daripada kau." Si lelaki sipit itu berseri-seri.
"Ternyata benar-benar ada seorang bocah di sini. Dia bahkan tampak masih muda! Aku ingin tahu bagaimana dia nanti ketika kita bermain dengannya," celetuk seseorang, bahkan dengan lebih blak-blakan.
"Ha ha ha …."
"Bocah kecil, apa yang kau lakukan dengan sekelompok orang yang tak berguna macam mereka? Kau hanya akan memiliki masa depan jika kau bergabung dengan kelompok besar seperti kami. Bagaimana? Jika kau bergabung dengan kami sekarang, kau tidak akan menanggung rasa sakit yang sebentar lagi mereka rasakan," kata Jia Shan.
Jia Shan tahu bahwa ada beberapa anggota dalam kelompoknya yang menyukai sesama laki-laki, dan ada beberapa dari mereka yang memang tertarik pada Sima You Yue. Karena itu, sekalian saja ia merekrut Sima You Yue ke dalam kelompoknya.
"Jia Shan! Bawa orang-orangmu pergi dan kendalikan tatapan kalian yang menjijikkan!" raung Ma Bo Jian.
Sima You Yue melangkah keluar dari belakang Xue Rong dan memandang mereka. "Apakah kita diizinkan untuk membunuh di sekte dalam?"
"Dalam kebanyakan situasi, tidak," jawab Xue Rong.
"Kita boleh membunuh di pelataran luar, tetapi tidak boleh di pelataran dalam?" Sima You Yue tidak mengerti.
"Itu karena mereka yang berhasil masuk ke sekte dalam memiliki bakat yang relatif lebih baik. Akan sangat disayangkan jika mereka mati," jawab Xue Rong menjelaskan.
"Sayang sekali." Sima You Yue pura-pura sedih. "Aku awalnya ingin membunuhnya dengan cepat. Namun, menurutku, dia tak punya pilihan selain hidup dengan menderita."
"Ha?"
Sebelum mereka semua tahu apa yang terjadi, mereka melihat kilatan siluet seseorang diikuti oleh teriakan nyaring yang bergema di hutan.
Mereka hanya melihat Sima You Yue berdiri di tempatnya berdiri dengan pisau di tangannya, tetapi bilah pisau itu masih meneteskan darah. Mereka berdiri sambil saling bertukar pandang, lalu si lelaki bermata sipit meraih ke antara kedua pahanya, dan meringkuk di tanah sambil berteriak dengan keras. Tidak jauh dari situ, sepotong kain yang berisi sepotong daging manusia tergeletak di tanah.
Mereka semua terpana dengan apa yang terjadi. Sima You Yue benar-benar, benar-benar telah ….
Sima You Yue mengeluarkan air dan membersihkan darah pada bilah pisaunya, lalu mengeluarkan sehelai kain untuk mengelapnya dengan cermat.
"Aku sangat benci jika ada orang yang menatapku dengan vulgar. Dalam ketidaksenanganku, tanganku tidak sengaja tergelincir." Sima You Yue meniup pisaunya dan akhirnya berhenti ketika ia melihat bahwa pisau itu sudah benar-benar bersih. Ia melemparkan kain pembersihnya ke tanah dan menatap si lelaki sipit yang ada di tanah dengan mata yang penuh niat membunuh.
"Kau benar-benar telah mengebirinya?!" teriak Jia Shan.
"Apakah kau tidak melihatnya?" tanya Sima You Yue. "Pisauku cepat. Jika ada yang ingin mencoba, aku tak keberatan membantu kalian untuk membebaskan diri dari semua kekhawatiran dan memotong semua kaki ketiga kalian. Ini akan menyelamatkan kalian dari pengaruh tubuh bagian bawah kalian itu."
Ketika mereka melihat tindakan Sima You Yue yang bersih dan cepat, ditambah dengan nada sedingin es, semua laki-laki di tempat itu secara tidak sadar merapatkan kaki mereka.
"Kau benar-benar punya nyali. Berani-beraninya kau menyakiti anggota Kelompok Halilintar! Kelompokmu ini memang cari mati, ya!" Jia Shan terpana menyaksikan amarah Sima You Yue dan merasakan semacam ketakutan yang berasal dari lubuk jiwanya.
"Kau salah. Aku bukan bagian dari kelompok mereka," kata Sima You Yue. "Aku hanya kebetulan bertemu mereka. Aku tidak pernah berencana untuk punya hubungan apa pun dengan dua kelompok kalian, tetapi siapa suruh kalian membuatku jijik? Kau bahkan berfantasi tentang aku! Jika kau tidak mau bernasib sama seperti dia, enyahlah dari hadapanku!"
"Ha ha, betapa beraninya! Kelompok Halilintar tidak pernah takut pada siapa pun. Karena kau bukan anggota kelompok mana pun, akan lebih mudah bagi kami untuk berurusan denganmu. Berani-beraninya kau melukai anggotaku? Kalian, bawa dia! Ayo bawa dia ke hadapan ketua kelompok!" perintah Jia Shan.
"Akan kulihat siapa dari kalian yang berani membawanya!" Ma Bo Jian melangkah maju, melindungi Sima You Yue.
"Ma Bo Jian, apa kau berencana untuk bermusuhan dengan kami demi seseorang yang bahkan bukan anggota kelompokmu?" tanya Jia Shan dengan tajam.
Salah satu anggota Jia Shan telah dikebiri tepat di depan kedua matanya. Mau ditaruh di mana mukanya nanti?! Itu sebabnya ia tidak memedulikan hubungan antara kelompoknya dan kelompok Ma Bo Jian. Di matanya, ia pasti harus membawa Sima You Yue kembali untuk menghukumnya.
"Jia Shan, kau hanya bisa membawanya kembali jika kau bisa mengalahkanku sampai aku berlutut!" Ma Bo Jian mengeluarkan senjatanya dan berdiri dengan tenang di depan Sima You Yue.
"Kau yang meminta ini terjadi! Kalahkan mereka sampai mereka berlutut, kalian kebiri atau kalian lumpuhkan tidak jadi soal yang penting mereka tidak lagi bisa berdiri!" perintah Jia Shan.
"Tidak peduli sampai mereka dikebiri atau cacat?" ulang Sima You Yue, suaranya tanpa sadar menghentikan gerakan mereka semua.
Sima You Yue menepuk bahu Ma Bo Jian, lalu berkata, "Saudara Ma, simpanlah senjatamu. Biar kutangani mereka. Aku tidak ingin menyeret kelompokmu terlibat dalam masalah ini."
"You Yue, jangan memaksakan diri. Orang-orang ini memang jahat, dan jumlah mereka banyak. Kau bukan tandingan mereka," kata Xue Rong.
"Kalian berdua belum sembuh! Kalian pasti akan dihajar jika kalian melawan mereka," tolak Sima You Yue. "Karena itu, kalian tetap di sini saja dan biarkan aku yang menghajar mereka!"
Setelah berbicara, Sima You Yue berlari ke depan lawan-lawannya dan langsung memukul mereka dengan tinjunya. Ia mahir bertarung jarak dekat, dan digabungkan dengan tubuhnya yang sekuat Binatang Roh, ia bahkan lebih kuat daripada Fatty Qu ketika menghajar orang. Tinju demi tinju menghunjam lawannya, dan setelah beberapa saat, mereka dihajar sampai tergeletak di lantai. Satu-satunya yang tersisa adalah Jia Shan, yang tidak bergegas maju seperti yang lainnya.
Sima You Yue berdiri di tengah-tengah kelompok dan menatap Jia Shan. Jia Shan sangat ketakutan sampai akhirnya kakinya menyerah dan ia terpuruk di tanah.
"S-siapa kau?" Jia Shan sangat ketakutan sampai-sampai ia tergagap.
Jia Shan bukan satu-satunya yang terkejut. Shu Yuan Yuan, dan yang lainnya, juga menatap Sima You Yue dengan mulut menganga dan mata membelalak.
"Aku? Kenapa aku harus memberitahumu siapa aku? Apakah kau punya hak untuk mengetahui nama Tuan ini?" Sima You Yue menoleh ke orang di sebelahnya dan menendangnya sampai terhempas jauh ke samping. "Kali ini, aku hanya mematahkan tangan, kaki, dan tulang rusuk kalian. Jika kalian terus-terusan cari masalah denganku, aku tidak akan sesabar ini! Sekarang, enyahlah!"
Kali itu, tidak ada yang membantah Sima You Yue. Mereka yang lengannya patah harus menopang mereka yang tungkainya patah. Mereka mengeluarkan Binatang Roh mereka dan merangkak memanjat, bergegas meninggalkan tempat itu.
Sima You Yue bertepuk tangan dan berbalik ke arah teman-temannya yang kelimpungan, lalu bertanya, "Apakah akan jadi masalah bagi kelompok kalian dengan berada di sini bersamaku hari ini?"
Ma Bo Jian adalah orang pertama yang bereaksi dengan menyimpan senjatanya. "Halilintar selalu berusaha untuk menyingkirkan kami, tetapi mereka telah berkali-kali gagal. Kedua kelompok kami selalu seperti api dan air. Bahkan tanpa kehadiranmu, mereka tetap tidak akan pernah berhenti mengganggu kami. Namun, tanpamu, kemungkinan besar mereka pasti sudah dengan kejam menghajar kami hari ini. Terima kasih."