Melibatkan Tetua Klan
Melibatkan Tetua Klan
Si Yue jarang melihat raut wajah ayahnya seserius itu. Karena itu, ia bertanya dengan penasaran, "Ayah, ada apa?"
"Yue'er, kau sudah pulang?" Si Kong baru melihat putri kesayangannya tersebut sekarang. Lalu, ia berkata, "Karena kau sudah pulang, beristirahatlah terlebih dahulu. Aku akan mengunjungimu setelah aku berdiskusi dengan Bibi Man. Wu Man, ayo pergi ke ruang kerja."
"Mm." Wu Man mengangguk dan langsung menghilang bersama Si Kong tepat saat itu juga.
Si Kong dan Wu Man bisa menghilang bahkan tanpa membuka lorong ruang. Kekuatan semacam itu mengingatkan Sima You Yue pada orang-orang yang mendampingi Feng Ru Yan.
Mereka juga langsung bisa menghilang di tempat.
Si Yue memanyunkan bibirnya setelah Si Kong dan Wu Man pergi begitu saja dan bergumam, "Apa sih yang sebenarnya terjadi? Sampai-sampai ayahku bahkan tidak punya waktu untuk berbicara denganku."
Putra Ketiga Klan Si pun menghapus tampangnya yang acuh tak acuh dan menghibur adiknya, "Pasti ada masalah besar yang membuat Ayah cemas. Jangan marah padanya."
"Aku mengerti," kata Si Yue. "Menurutku, karena sedang ada masalah besar, kenapa kita tidak menguping saja untuk melihat apakah kita bisa membantu mereka."
"Tidak." Putra Ketiga menarik Si Yue, lalu berkata, "Jangan lupa aturan Ayah. Kau bisa pergi ke mana pun yang kau mau kecuali ke ruang kerja. Bukannya kau sedang ada tamu di sini? Bagaimana kalau kau mempersilakan mereka untuk beristirahat terlebih dahulu. Memangnya kau mau mengajak mereka untuk cari masalah?"
Si Yue mengembuskan napas sambil menatap Sima You Yue dan yang lainnya. "Baiklah, aku akan membawa Adik dan yang lainnya ke pelataranku."
"Pelataran di sebelah pelataranmu sudah dibersihkan. Ajak mereka ke sana, lagi pula letaknya juga dekat dengan pelataranmu," kata Putra Ketiga Klan Si.
"Baiklah. Dik, ayo kita pergi."
Sejak tadi Sima You Yue tidak berbicara. Ia belum tahu pasti apa yang terjadi pada Si Kong, tetapi firasatnya mengatakan kalau itu mungkin ada kaitannya dengan pembentukan kontraknya dengan Mi Er.
Namun, tidak sopan kalau ia langsung bertanya karena ia baru saja tiba di situ. Jadi, ia mengikuti Si Yue ke pelatarannya.
Si Yue membawa Sima You Yue, Mu Si, dan Di Wu ke pelataran di sebelah pelatarannya. He Bo tidak perlu lagi mengikuti Si Yue karena mereka sudah tiba di kediaman Klan Si. Namun, He Bo dipanggil oleh Putra Ketiga Klan Si untuk ditanyai.
Meskipun Klan Si sudah mendukung dan membantu Sima You Yue, mereka belum tahu banyak tentangnya. Jadi, He Bo dipanggil untuk mengetahui informasi lebih banyak tentangnya, siapa dia dan apa kepentingannya.
"He Bo, ikut aku. Saudara Sulung dan yang lainnya sudah menunggu."
"Ya, Tuan Muda Ketiga."
Si Hui membawa He Bo ke pelatarannya miliknya, di mana Putra Sulung, Si Ze, dan Putra Kedua, Si Yi, sedang menunggu mereka.
Dua kakak beradik tersebut berdiri ketika melihat Si Hui dan He Bo masuk. Mereka menangkupkan tangan mereka, lalu menyapa, "He Bo."
Bahkan Tuan Muda Klan Si saja menyapa He Bo. Sepertinya kedudukan He Bo dalam klan cukup tinggi.
"He Bo sudah sangat lelah selama beberapa hari ini," kata Si Ze dengan rasa terima kasih.
"Tuan Muda Sulung, kau terlalu sopan," jawab He Bo sambil menyapa.
"Kami ingin menanyakan sesuatu padamu, silakan duduk."
He Bo pun duduk. Si Ze dan dua bersaudara lainnya juga duduk.
"He Bo, siapa nama perempuan yang dibawa pulang oleh Adik? Bagaimana mereka bisa saling kenal? Siapa dia?" tanya Si Yi.
He Bo dengan tenang memasang penghalang roh untuk mencegah siapa pun menguping, lalu menjawab, "Nama perempuan itu Sima You Yue. Dia putri Sima Liu Xuan."
"Sima Liu Xuan?! Bagaimana mungkin dia itu putrinya?! He Bo, apa kau yakin?" teriak Si Hui dengan kaget.
"Aku cukup yakin," jawab He Bo. "Alasan kedatangannya ke sini adalah untuk menyelamatkan ayahnya."
"Namun, ayahnya …."
"Kalau orang lain sampai tahu tentangnya, masalah akan datang silih berganti." Si Hui mengerutkan kening. Untuk apa Si Yue membawa masalah ke rumah mereka?
"Nona Muda menyukainya," kata He Bo. "Menurut pengamatanku, dia memang sosok yang layak untuk diajak berteman."
"Dia pasti sangat baik sampai-sampai He Bo saja memujinya." Si Ze mengembuskan napas.
"Ya, kan, He Bo? Kau jarang memuji orang lain. Ceritakan lebih jelas tentangnya, jadi setidaknya kami punya gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi," pinta Si Yi.
"Tentu …."
Di sisi lain, Si Yue membawa Sima You Yue dan yang lainnya ke pelataran kecil yang indah, lalu berkata, "Pelataran ini biasanya tidak digunakan untuk melayani tamu, tetapi ayahku pasti sudah menduga kalau aku mau kau ada di dekatku. Jadi, mereka menyiapkan pelataran ini untukmu. Akan kuganti dengan pelataran yang lain kalau menurutmu pelataran ini terlalu kecil."
"Pelataran ini nyaman. Cukup bagus untuk kami bertiga. Pelataran ini sangat indah." Sima You Yue tersenyum.
"Yang penting kau menyukainya." Si Yue senang karena menurutnya Sima You Yue dan yang lainnya tidak bersandiwara. "Aku tidak terlalu suka ada pelayan di dekatku, jadi tidak banyak orang yang ada di sekitarku. Aku akan meminta Kakak Sulung untuk menunjuk beberapa pelayan untukmu nanti."
"Tidak perlu. Aku juga tidak terbiasa punya pelayan di sekitarku," kata Sima You Yue.
"Namun, …."
"Sejak kapan kau melihat ada pelayan di sekitarku? Kalau kau meminta seseorang untuk berjaga di sini, aku akan merasa tidak nyaman," kata Sima You Yue.
"Baiklah. Jangan sampai kau mengeluh aku mengabaikanmu nanti."
"Untuk apa aku mengeluh?"
"Kalau begitu, aku akan meminta orang dapur menyiapkan makanan untuk Mu Si setiap hari. Dengan begitu kau tidak perlu memasak untuk Mu Si setiap hari," kata Si Yue.
Sima You Yue ingin menolak tawaran tersebut, tetapi ia ingat kalau Mu Si perlu dijaga kalau ia sedang ada keperluan nanti dan mungkin tidak bisa kembali.
"Kalau begitu, aku harus merepotkanmu untuk itu. Aku juga harus merepotkanmu untuk menjaga Mu Si kalau aku sedang tidak di sini."
"Tidak masalah." Keberadaan Mu Si tidak akan jadi masalah karena Klan Si sangat besar.
"Terima kasih." Mu Si membungkuk ke arah Si Yue.
"Sungguh pemandangan yang langka, Mu Si berinisiatif untuk berbicara denganku," goda Si Yue.
Mu Si mengerucutkan bibirnya tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Si Yue, apakah menurutmu masalah yang dibilang Ayah tadi mungkin ada kaitannya dengan Mi Er?" tanya Sima You Yue.
"Kau juga merasa begitu?" tanya Si Yue penasaran. "Kurasa ya, itu mungkin ada hubungannya, tetapi kita tidak bisa tahu apa-apa kalau Ayah tidak mau membicarakannya."
Si Yue tersenyum melihat kekhawatiran Sima You Yue, lalu berkata, "Lagi pula kau datang ke sini untuk mencari ayahmu, hal-hal yang berhubungan dengan moralitas itu tidak penting."
"Aku khawatir itu mungkin ada hubungannya dengan ayahku," kata Sima You Yue.
"Kalau kau khawatir, aku akan menanyakannya kalau Ayah dan yang lainnya sudah keluar." Si Yue meyakinkannya.
"Baiklah."
Di ruang kerja Si Kong, selain Wu Man, ada dua tetua lainnya. Sekilas pandang, orang bisa langsung tahu kalau kedua tetua tersebut sudah uzur dan bukanlah tetua biasa.
Melihat kedua tetua tersebut, Wu Man terkejut dan sedikit mengangguk kepada mereka. Mereka berdua balas mengangguk.
"Sebenarnya ada apa? Kau bahkan sampai melibatkan dua tetua klan!"