Suara yang Merindukan Kebebasan
Suara yang Merindukan Kebebasan
He Bo dan Di Wu terbang ke bawah setelah semua orang pergi. Beberapa pengawal ingin menghentikan mereka, tetapi berkat kata-kata Sima You Yue, mereka bisa turun.
"Nona, apakah kita benar-benar harus menunggu di sini selama dua hari?!" Melihat makanan yang sudah hampir habis, Di Wu merasa agak kecewa.
Orang-orang ini cepat sekali makan, batinnya. Padahal Nona memasak banyak sekali hidangan, tetapi mereka langsung menghabiskan semuanya! Yang tersisa tinggal makanan yang ada di piring Nona.
Melihat tampang Di Wu yang rakus, Sima You Yue pun mendorong daging panggangnya ke hadapan Di Wu. Kesedihan Di Wu langsung sirna.
"Hehehe."
Di Wu menyeringai sambil duduk.
"Dik, aku juga mau menanyakan hal yang sama dengan Di Wu." Si Yue menatap Sima You Yue. "Apakah kita benar-benar akan menunggu selama dua hari? Bagaimana kalau mereka tidak bisa mendapatkan pemecahannya setelah dua hari? Kita biarkan saja mereka?"
"Menurutmu bagaimana?" Sima You Yue balik bertanya.
"Berdasarkan apa yang kupelajari darimu selama dua hari terakhir ini, kau pasti tidak akan membiarkan mereka begitu saja," jawab Si Yue dengan tegas.
Alis Sima You Yue terangkat. "Kau sepercaya itu padaku?"
"Bukannya aku percaya padamu, tetapi aku memercayai intuisiku. Intuisiku selalu tepat," jawab Si Yue.
"Hahaha …." Sima You Yue tergelak dan tidak bilang apa-apa lagi.
Meskipun ia bilang dua hari, kalau Wu Man dan yang lainnya benar-benar tidak bisa menemukan pemecahannya, apakah ia benar-benar akan pergi? Ia tidak punya perasaan apa-apa terhadap Kota Hantu. Ada banyak sekali penduduk yang tinggal di kota tersebut. Kalau ia tidak melakukan sesuatu padahal ia masih mampu menanganinya, ia pasti merasa tidak tenang dengan banyaknya nyawa yang akan melayang begitu saja.
Melihat sikap Sima You Yue yang demikian, Si Yue pun tahu kalau tebakannya benar. "Aku benar! Walaupun kau banyak bicara sampai-sampai membuat orang lain berpikir seolah-olah kau tidak peduli dengan masalah ini, kami semua tahu kalau kau hanya mencoba membuat Zhang Hao dan anggota klannya marah. Sejujurnya, kau melakukannya untuk meredakan kemarahan kami!"
"Ada dendam di antara kalian dan Klan Zhang?" tanya Sima You Yue.
"Persaingan antar klan! Aku tidak peduli dengan urusan klan, tetapi aku pernah mendengarnya. Apalagi, Klan Zhang benar-benar penuh kebencian. Mereka sangat sombong, jadi sudah sepantasnya mereka dibuang pada tempatnya!"
"Ya, kan? Melihat mereka dari belakang saja sudah membuatku geram!" timpal Di Wu. "Kalau saja Tuan ada di sini, dia tidak akan mau membiarkan Nona bersedih."
"Kaulah satu-satunya orang yang bisa memaksa Klan Zhang belajar menggonggong!" puji He Bo, yang sebelumnya jarang bicara.
"Jadi, jangan pancing kemarahan perempuan. Mereka pasti balas dendam pada kalian!" Si Yue menyeringai.
"Omong-omong, aku benar-benar ingin berterima kasih pada ayahmu dan yang lainnya. Kalau bukan karena mereka yang tidak mengungkapkan siapa aku sebenarnya dan justru mengakui identitas palsuku, aku pasti sudah berada dalam masalah besar," ucap Sima You Yue dengan rasa terima kasih.
"Kau tidak perlu sesopan itu padaku. Aku sudah menganggapmu sebagai adikku!" Si Yue melambaikan tangannya. "Ayah dan abang-abangku sangat mencintaiku. Mereka tidak mungkin membuka kedokku."
"Waktu masalah di sini sudah selesai, aku akan datang berkunjung untuk berterima kasih kepada mereka secara langsung."
"Kau mau berterima kasih kepada kami? Kami-lah yang harusnya berterima kasih!" kata Si Yue. "Kalau kau tidak menekan makhluk ini, kurasa seluruh Kota Hantu pasti sudah hancur sekarang. Karena itu, kaulah penyelamat kami."
"Mungkin hanya kau saja yang berpikir begitu. Kurasa semua anggota Klan Zhang pasti mau menyingkirkanku secepatnya."
"Mereka hanya bisa memimpikannya. Kau bisa menyelamatkan penduduk kota. Tidak peduli apa pun yang terjadi, Klan Zhang tidak akan berani membunuhmu." Si Yue menganalisis. "Begitu masalah ini selesai, kembalilah bersamaku ke kota bagian utara dan tanyakan pada Wu Man dan ayahku apakah mereka tahu tentang keberadaan ayahmu."
"Mmm!"
Mengingat penampilan Wu Man yang bergairah, Sima You Yue tidak yakin Wu Man akan memberitahunya kalau ia menanyakan keberadaan ayahnya.
Mungkin saja Wu Man mau memberitahunya demi Si Yue dan menyelamatkan penduduk kota!
Namun, kalau Wu Man tidak memberi tahu Sima You Yue, ia harus mencari cara lain untuk menemukan ayahnya.
"Kenapa kau tidak kembali bersama ayahmu dan yang lainnya?"
"Aku akan tinggal bersamamu!" jawab Si Yue. "Kalau aku tidak tetap tinggal, kau akan di sini sendirian. Bagaimana kalau kau ditindas? Sekarang di mata orang lain, kau anggota klan kami. Mereka pasti merasa aneh kalau tidak ada anggota kami yang tinggal bersamamu! Aku yakin mereka pasti akan memercayaimu jadi mereka meninggalkanmu di sini sendirian."
"Terima kasih!" Sima You Yue sangat berterima kasih pada Si Yue.
"Kalau kau mau berterima kasih padaku, berarti kau harus mengizinkanku bepergian bersamamu selama kau ada di Kota Hantu. Jangan usir aku."
"Mm, aku tidak akan mengusirmu. Dengan kau bersamaku, aku bisa jadi rubah yang menyamar sebagai harimau."
"Baiklah, nanti pun kau tidak akan tahu siapa rubah yang menyamar jadi harimau."
"Hahaha …."
Setelah selesai minum dan makan, Sima You Yue membersihkan dan menyimpan semua peralatan memasak di malam hari.
Si Yue menyaksikan kabut hitam yang bergemuruh di kolam. Ia ingin mendekat, tetapi khawatir tahu-tahu nanti ia diselubungi.
"Tak kusangka ternyata ada makhluk macam ini di daerah terlarang." Si Yue mengingat-ingat peristiwa yang sebelumnya. Ia mau mengajak Sima You Yue masuk ke daerah terlarang untuk melihat-lihat. Untungnya, ia tidak jadi pergi. Kalau tidak, ia pasti langsung ditangkap begitu ia masuk.
Sima You Yue juga jadi tertarik pada makhluk yang sekarang ada di kolam. Karena tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang, mereka sekalian saja menanyai kabut hitam.
Supaya tetap aman, Sima You Yue memeluk Hitam Kecil, lalu datang ke samping kolam.
Yang lainnya mengikutinya dan juga mendekat ke samping kolam.
Kabut hitam samar-samar melayang di atas kolam. Kabut hitam itu tebal karena memadat dengan air. Karena Sima You Yue dan Hitam Kecil mendekat, air di kolam menjadi beriak. Entah karena kabut hitam ketakutan atau karena ia ingin melawan.
"Kecerdasan makhluk ini ternyata memang berkembang. Sayangnya, ia bukan orang yang taat hukum," kata Sima You Yue dengan emosional.
"Tidak adil!" Lagi-lagi Sima You Yue mendengar suara serak tersebut. Suara itu mengejutkan semua orang.
"Ya Tuhan, makhluk itu bisa bicara!" Si Yue mengelus dadanya, tampak kaget.
"Apanya yang tidak adil?" Sima You Yue tidak seterkejut seperti saat ia pertama kali mendengar suara kabut hitam.
"Kenapa aku dikurung di sini? Aku mau keluar, aku mau keluar!" teriak suara tersebut. Pada saat yang sama, air di kolam bergetar hebat, menandakan kalau kabut hitam sedang emosi.
Sima You Yue bisa menebak keengganan kabut hitam. Ia mengangkat bahu. "Baguslah kalau kau tinggal di sini dengan tenang. Jadi, tak satu pun dari kami yang akan kena banyak masalah."
"Kenapa aku dikurung di sini? Kenapa? Aku mau keluar!" teriak kabut hitam. "Aku tidak mau tinggal di sini dengan tenang! Aku mau keluar! Aku mau pergi! Aku mau keluar dan melihat dunia!"
Entah kenapa, Sima You Yue merasa ia mendengar sebuah suara yang merindukan kebebasan setelah dikurung selama bertahun-tahun.