Gunung Senja yang Misterius
Gunung Senja yang Misterius
"Bagaimana kau bisa tahu tentang Gunung Senja?" Si Yue balik bertanya.
"Aku mendengarnya dari seseorang," jawab Sima You Yue. "Apakah ada yang salah dengan Gunung Senja?"
"Tentu saja ada sesuatu yang salah di sana! Gunung Senja bukanlah tempat yang bisa dikunjungi orang biasa, apalagi sampai tinggal di sana," jawab Si Yue. "Kudengar tempat itu ada hubungannya dengan kelangsungan hidup Kota Hantu. Ada banyak pendekar yang berjaga di sana. Bagaimana mungkin ayahmu bisa ada hubungannya dengan tempat semacam itu? Kebanyakan orang bahkan tidak tahu tempat itu karena semua orang yang pergi ke sana pasi terbunuh."
"Kalau begitu, kau sendiri bisa tahu tentang tempat itu dari mana?" Sima You Yue tidak menyangka kalau Gunung Senja ternyata sangat misterius. Bagaimana mungkin ayahnya bisa terkait dengan tempat semacam itu?
"Kalau bukan karena hubungan baik klan kami dengan Bibi Man dan kekagumannya padaku, aku tidak akan tahu tentang Gunung Senja," jawab Si Yue.
Sima You Yue tahu tentang Bibi Man yang mengelola kota bagian utara, Wu Man.
Sebagai pengelola kota bagian utara dan sebagai bawahan si penyihir tua yang hebat, Wu Man pasti tahu tentang Gunung Senja. Pantas saja Si Yue juga tahu.
"You Yue, di mana kau dengar tentang Gunung Senja? Apa mereka bilang ayahmu ada di Gunung Senja?"
"Dari seorang paman, dia bilang dia pergi ke Gunung Senja untuk menyelamatkan ayahku. Karena itu, kupikir ayahku ada di sana," jawab Sima You Yue.
Pada saat yang sama, hatinya hancur. Ia membawa batu giok kehidupan ayahnya jadi ia tahu kalau ayahnya masih hidup. Namun, bagaimana dengan Mu Lian Jie? Setelah pergi ke tempat macam itu dan belum pulang setelah bertahun-tahun, apakah Mu Lian Jie masih hidup?
Kalau Mu Lian Jie sudah meninggal, dan Mu Si masih muda, apa yang akan Mu Si lakukan di masa depan?
"Kalau ayahmu benar-benar ada di sana, pasti sulit sekali menyelamatkannya," kata Si Yue. "Tidak, seharusnya, kalau ayahmu masih di sana, apa kau yakin dia masih hidup?"
Sima You Yue menunjukkan batu giok kehidupan Sima Liu Xuan. Hanya dengan sekilas pandang, Si Yue langsung bisa tahu bagaimana kondisi pemilik batu giok kehidupan tersebut. "Meski penuh retakan, ini menunjukkan kalau dia belum meninggal. Ini batu giok kehidupan ayahmu?"
"Mmm."
"Sudah berapa lama?"
"Sudah puluhan tahun. Tidak pernah membaik atau hancur total," jawab Sima You Yue.
"Pfff -" Tiba-tiba Si Yue tertawa. "Puluhan tahun? Maksudmu, ayahmu belum meninggal setelah beberapa puluh tahun terluka?"
"Mmm."
"Kalau begitu, ayahmu pasti seorang dewa! Ayahmu orangnya bagaimana?" tanya Si Yue dengan kagum. Setelah puluhan tahun terluka, Sima Liu Xuan masih hidup. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang biasa.
"Aku tidak punya kesan apa pun tentang ayahku. Begitu aku lahir, aku langsung dikirim ke keluargaku yang sekarang," jawab Sima You Yue.
"Jadi, kalau begitu, abang-abangmu itu bukan saudara kandungmu?"
"Ya, meskipun bukan saudara kandung, mereka memperlakukanku dengan istimewa. Sebelum aku bisa berkultivasi, setiap kali orang lain menyebutku sampah, mereka pasti membantuku memukuli orang-orang itu. Mereka tidak pernah membiarkanku merasa sedih." Mengingat-ingat abang-abangnya, sebuah senyuman tersungging di wajahnya.
"Sepertinya abang-abangmu sangat mencintaimu," kata Si Yue. "Namun, bagaimana kau akan menyelamatkan ayahmu?"
"Aku mau mencari tahu dahulu apakah ayahku memang ada di Gunung Senja atau tidak. Kalau tidak, aku tidak akan bisa menemukannya walaupun aku pergi ke sana," jawab Sima You Yue.
"Mm, pastikanlah dahulu sebelum kita pergi. Akan lebih baik kalau kita tidak perlu pergi ke Gunung Senja," kata Si Yue. "Bahkan orang yang sangat ingin tahu sepertiku tidak mau pergi ke sana. Kau lihat kan betapa berbahayanya tempat itu."
"Aku mengerti," kata Sima You Yue.
Ia tidak bilang kalau terlepas apakah ayahnya ada di sana atau tidak, ia tetap harus pergi ke Gunung Senja. Karena Mu Lian Jie telah pergi ke sana untuk menyelamatkan ayahnya dan belum pulang.
Tentu saja, rencananya itu masih belum pasti. Ketika waktunya tiba, semuanya akan tergantung pada situasi di sana. Ia tidak bisa masuk ke sana begitu saja sampai harus mengorbankan nyawanya.
Namun, ia merasa kemungkinan ayahnya ada di sana cukup tinggi.
"Hehehe, selidikilah terlebih dahulu."
Sima You Yue memperhatikan mata Si Yue yang bergerak-gerak dengan gelisah. Ia bertanya-tanya ide buruk macam apa yang sedang Si Yue pikirkan.
Ia hendak bertanya pada Si Yue apakah Si Yue tahu tentang ayahnya. Namun, ketika ia mengingat apa yang Mu Si katakan, ia belum sepenuhnya memercayai Si Yue. Oleh karena itu, ia tidak jadi menanyakannya.
Ia benar-benar tidak tahu harus mulai menyelidiki masalah itu dari mana. Masalah tersebut memang pelik.
Petunjuk yang ia miliki terlalu sedikit. Petunjuknya hanyalah Gunung Senja dan nama ayahnya yang dianggap tabu di sana. Tidak ada petunjuk yang lain. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan ayahnya?
Salah!
Karena nama ayahnya tabu, ayahnya pasti sudah melakukan suatu masalah yang berat. Kalau tidak, itu tidak akan sampai terjadi.
Karena itu, seharusnya ada banyak orang yang mengenal Sima Liu Xuan. Selama ia bisa menemukan orang yang tepat, ia pasti bisa bertanya tentang ayahnya.
Setelah mengetahui hal tersebut, ia jadi tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
"Istirahatlah dahulu. Aku mau keluar sebentar," kata Sima You Yue kepada Si Yue sambil siap-siap pergi keluar.
"Kau mau ke mana? Aku juga mau ikut!" Si Yue melompat dari tempat tidur dan menyusul Sima You Yue.
"Aku mau ke kamar kecil."
"Aku juga!"
Sepuluh menit kemudian, Sima You Yue menatap Si Yue sambil mengembuskan napas dalam hati.
Menurut Si Yue, justru bagus Sima You Yue membiarkannya ikut bersamanya. Dengan keikutsertaannya, ia jadi bisa menyumbang ide untuk Sima You Yue. Ia bisa membantu Sima You Yue untuk menyelamatkan ayahnya!
Mengingat kata-kata si pembantu kecil, Sima You Yue juga mau melihat apakah Si Yue memang ada hubungannya dengan ayahnya atau tidak, jadi ia setuju membiarkan Si Yue ikut.
"Kita akan pergi ke mana sekarang?" tanya Si Yue.
"Aku mau mencari orang untuk kutanyai …." Langkah Sima You Yue tiba-tiba berhenti.
Kalau Si Yue juga ikut pergi bersamanya untuk mencari orang yang bisa ia tanyai, bukankah Si Yue nanti jadi tahu perihal urusannya?
"Ada apa?"
Sima You Yue tampak bingung. Apakah sebaiknya ia membawa Si Yue atau tidak?
"Kau mau mencari siapa?" tanya Si Yue. "Apakah ini sesuatu yang tidak boleh kuketahui?"
"Ini tentang ayahku. Aku tidak bisa memberitahumu." Sima You Yue ragu-ragu sebelum mengakuinya.
"Oh, begitu. Kau tidak percaya padaku, kan?" Si Yue cemberut. "Aku benar-benar mau membantumu. Namun, sepertinya aku belum mendapatkan kepercayaanmu!"
Ini pertama kalinya Sima You Yue berbicara begitu gamblang, sampai-sampai ia tidak tahu harus berkata apa.
"Ini tentang ayahku, jadi aku harus berhati-hati."
"Aku mengerti." Si Yue melambaikan tangannya, menunjukkan kalau ia memahami maksud Sima You Yue. Namun, meskipun ia mengerti, suasananya tetap terasa tidak nyaman.
Sima You Yue jelas-jelas membuat orang lain merasa dekat dengannya, tetapi bagaimana ia bisa tetap sewaspada itu?
Namun, semakin Sima You Yue bersikap demikian, semakin Si Yue ingin tahu apa yang akan ia lakukan. Rasanya bagaikan ada cakar kucing yang menggaruk-garuk hatinya.
"Karena kau tidak nyaman, bagaimana kalau aku bersumpah?" Si Yue tidak menunggu Sima You Yue menjawab. Ia langsung berkata, "Tidak peduli apa pun yang kuketahui tentangmu, aku tidak akan memberi tahu orang lain. Kalau tidak, aku akan masuk neraka dan tidak akan pernah bisa keluar dari neraka!"