Sebenarnya Tidak Sedarah
Sebenarnya Tidak Sedarah
Mulut Mu Lian Jie melengkung membentuk senyum simpul. Sepertinya ia mendengar ucapan Sima You Yue.
Mu Si memperhatikan Sima You Yue. Ketika ia melihat raut wajah Sima You Yue berubah, ia tahu kalau tidak ada masalah.
Setelah beberapa saat berlalu, Sima You Yue kembali sadar dan mengembalikan surat batu giok tersebut kepada Mu Si. "Tidak ada peta harta karun di situ."
"Tidak ada?!" teriak Mu Si dengan keras. "Bagaimana mungkin bisa tidak ada? Ayahku jelas-jelas bilang kalau benda ini sangat penting. Kalau dia hilang, aku bisa menggunakan ini untuk mencarinya."
"Ada sedikit kesadaran yang ditinggalkan oleh ayahmu," kata Sima You Yue. "Dia menggunakan penghalang untuk menyegelnya. Dia mau menunggumu sampai kau cukup kuat untuk bisa masuk sendiri."
Mu Si agak kecewa. Kalau itu bukan peta harta karun, apalagi yang bisa ia tawarkan kepada Sima You Yue?
"Tidak perlu kecewa. Aku berjanji akan membawamu mencari ayahmu. Namun, aku tidak bisa menjamin kalau kita pasti akan menemukannya. Karena bahkan ayahmu sendiri tidak tahu apa yang akan dia temui ketika dia sampai di tempat itu," kata Sima You Yue.
Mu Si memahami arti di balik kata-kata Sima You Yue. Dengan kata lain, masa depannya tidak pasti dan ayahnya mungkin sudah tiada.
"Karena tidak ada harta karun, kenapa Ayah memberi tahu orang-orang kalau dia akan mencari harta karun?" Mu Si tidak mengerti.
"Menurut dugaanku, satu, dia ingin mengelabui orang-orang, dua, dia ingin itu menjadi semacam perlindungan untukmu," jawab Sima You Yue.
Karena fakta bahwa nama ayah Sima You Yue tabu untuk disebutkan di sana, Mu Lian Jie tidak bisa terang-terangan mengungkapkan kalau ia pergi untuk menyelamatkan Sima Liu Xuan. Namun, Mu Lian Jie tetap harus pergi, jadi ia harus mencari alasan yang masuk akal.
Selain itu, kalau sesuatu terjadi pada Mu Lian Jie, selama harta karunnya belum muncul, Mu Si akan baik-baik saja. Paling tidak, orang-orang macam Yang Zi dan teman-temannya yang lain yang mirip seperti Yang Zi akan melindungi dan mengasuh Mu Si dengan maksud tersembunyi.
Namun, Sima You Yue belum bisa memberi tahu Mu Si tentang hal tersebut. Akan lebih baik kalau ia dan Mu Si bisa menemukan Mu Lian Jie. Kalau tidak, barulah ia bilang yang sebenarnya.
Setelah kejadian penyerangan tadi, mereka tidak lagi bernafsu makan. Sima You Yue menyimpan semua peralatan makan lalu mengeluarkan meja, kursi dan sebagainya. Setelah membereskan tempat tersebut, rumah itu berubah menjadi tempat tinggal yang layak.
Hanya ada dua kamar tidur. Setelah mengantar Di Wu ke kamar Mu Si, ia menutup pintu kamarnya dan memikirkan tentang Mu Lian Jie dan keadaan ayahnya. Namun, ia tidak memperoleh informasi apa pun dan tidak bisa memikirkan apa pun, jadi ia mengembuskan napas. Ia memutuskan untuk berkultivasi saja malam itu.
Untuk memastikan keamanannya, ia dengan tenang memasang penghalang roh di sekitar pelataran rumah Mu Si. Kemudian, memasang penghalang roh lagi di atas kamar mereka bertiga. Sehingga yang tidur, bisa tidur dengan nyenyak sedangkan yang berkultivasi, bisa berkultivasi dengan baik. Akhirnya pelataran tersebut mulai tenang di sore hari.
Di luar, situasi Kota Hantu sedang kacau balau. Tuan Muda Klan Zhang sudah dibunuh pada pagi hari, kemudian batu giok kehidupan Meng Tian Shan hancur pada sore hari. Master Ketujuh Klan Pang juga telah meninggal, sementara Tuan Muda Klan Pang justru menghilang. Meskipun Klan Pang sudah menggunakan seni rahasia mereka, mereka tetap tidak bisa mengetahui keberadaan Pang Yuan.
Rangkaian peristiwa tersebut menimpa beberapa klan. Kalau awalnya mereka curiga pada bocah nakal yang biasa dikejar Zhang Shuo, maka sekarang mereka benar-benar sama sekali tidak punya petunjuk.
Alasannya karena banyak sekali pengawal yang mengikuti keempat orang tersebut. Jumlah pengawal itu bukanlah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh seorang bocah nakal. Terutama Pang Qi, ia nyaris mencapai peringkat Paragon dalam setengah jalan lagi. Justru karena ia sangat kuat jadi ia dikirim untuk melindungi Tuan Muda Klan Pang. Sekarang, karena ia sudah meninggal dan Pang Yuan telah menghilang, mereka jadi menaruh curiga pada orang-orang yang berperingkat Paragon Roh ke atas.
Namun, penduduk Kota Hantu yang berperingkat Paragon Roh ke atas cukup banyak. Tidak mudah untuk mengetahui siapa orangnya.
Namun, sesulit apa pun itu, mereka tetap harus menyelidikinya. Orang tersebut berani membunuh nona muda, tuan muda dan semua pengawal mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa membiarkan orang itu begitu saja! Terutama karena itu masalah yang saling berhubungan dan rumit. Tidak mungkin mereka tidak bisa menyelidikinya.
Yang paling penting, Klan Pang harus menyelidikinya karena tuan muda mereka sekarang menghilang tanpa jejak!
Kalau bukan karena batu giok kehidupan Pang Yuan yang masih baik-baik saja, mereka pasti mengira ia sudah meninggal seperti yang dialami oleh Tuan Muda Klan Zhang.
Sementara itu, di aula utama kediaman Klan Zhang.
Di bawah Tetua Klan Zhang, Zhang Qi, berlutut anggota Klan Zhang lainnya yang pergi untuk menyelidiki peristiwa hari itu.
Kedudukan Zhang Shuo di dalam klan tidak terlalu tinggi. Meskipun Klan Zhang sudah mengutus orang untuk menyelidiki masalah tersebut, itu masih belum cukup mendapat perhatian dari semua tetua dan Ketua Klan Zhang. Sekarang, fakta bahwa Ketua Klan Zhang langsung mengutus Zhang Qi untuk bertanggung jawab menangani masalah tersebut, menunjukkan bahwa masalah itu sudah dianggap cukup penting. Kalau itu orang lain, Ketua Klan Zhang mungkin hanya akan meminta pengelola klan untuk mengurusnya.
"Informasi apa yang kau dapatkan?" tanya Zhang Qi.
"Untuk menjawab Tetua, kami pergi untuk menyelidiki perjalanan yang dilalui oleh Tuan Muda Zhang Shuo, dan semua orang bilang kalau dia mengejar Mu Si, anak itu, dan masuk ke daerah terlarang," jawab si ketua pengawal.
"Kalau begitu, kenapa kita tidak menangkap Mu Si?" tanya Zhang Qi.
"Kami ragu kalau Mu Si-lah pelakunya. Selain itu, identitasnya istimewa. Sulit bagi kita untuk bisa menangkapnya," jawab si ketua pengawal.
"Kenapa begitu?"
"Dia putra Mu Lian Jie."
Mendengar nama Mu Lian Jie, mata Zhang Qi menyipit, lalu berkata, "Jadi, dia anaknya."
"Ya. Karena keputusan Penguasa Kota, kita tidak bisa menangkap Mu Si begitu saja," jawab si ketua pengawal. "Namun, sangat tidak mungkin bagi Mu Si untuk bisa membunuh Tuan Muda Zhang Shuo."
"Dia kan putra Mu Lian Jie, bukankah seharusnya dia cukup kuat?" tanya Zhang Qi.
"Untuk menjawab Tetua, Mu Si sebenarnya bukan anak kandung Mu Lian Jie. Dia itu anak yang Mu Lian Jie bawa pulang dari luar lima belas tahun yang lalu," jawab si ketua pengawal. "Itu sebabnya Mu Si masih berusia lima belas tahun. Dia baru saja mulai berkultivasi beberapa tahun yang lalu. Bagaimana mungkin dia bisa punya kekuatan untuk membunuh pengawal sebanyak itu dan Tuan Muda Zhang Shuo. Mudah sekali bagi tuan muda dan nona muda dari klan lain untuk memukulinya sampai setengah mati."
Zhang Qi mempertimbangkan hal itu, lalu mencoret Mu Si dari daftarnya juga. Karena Mu Si lemah, mereka tidak perlu terlalu memikirkannya.
"Karena terakhir kali orang-orang melihat Zhang Shuo mengejar Mu Si, Mu Si mungkin tahu sesuatu. Cari dia dan periksa. Lihat apakah dia punya petunjuk," perintah Zhang Qi.
"Ya, Tetua."
Keesokan harinya, Sima You Yue dibangunkan oleh suara yang datang dari penghalang roh. Saat ia bangun, Mu Si sudah berjalan-jalan di luar. Penghalang roh tersebut ia buat untuk mencegah orang masuk dari luar. Namun, penghalang roh itu tidak menghalangi orang yang ada di dalam untuk bisa keluar.
Mu Si tidak menyangka kalau ia akan terhalang ketika mau masuk ke dalam kamarnya. Ia menutupi kepalanya dan berjalan ke depan. Ketika ia merasakan pelataran, ia lanjut masuk, tetapi tiba-tiba ia terjebak di luar. Ia mencoba masuk lagi dengan berjalan cepat, tetapi akhirnya dipukul jatuh oleh sekumpulan energi roh.
Ia masih penasaran kenapa ia tidak bisa masuk ke pelataran ketika muncul sebuah riak dan terdengar suara Sima You Yue.
"Masuklah."
Mu Si bangkit berdiri dan menepuk-nepuk debu dari pakaiannya. Ia perlahan mencoba masuk dan menemukan kalau tidak ada lagi yang menghalanginya.
"Kau mau pergi ke mana?" tanya Sima You Yue sambil membuka pintu kamarnya.
"Aku pergi jalan-jalan untuk melihat keadaan di luar," jawab Mu Si. "Tadi itu apa?"
"Sebuah penghalang roh. Apa kau tidak tahu?"
Mu Si menggeleng, lalu berkata, "Ayahku sedikit sekali mengajariku tentang itu. Waktu aku mulai bisa berkultivasi, dia sudah menghilang."
Melihat keingintahuan dalam tatapan Mu Si, Sima You Yue tanpa sadar bertanya, "Apakah kau mau mempelajarinya?"