Penyesalan Dalam Hatinya
Penyesalan Dalam Hatinya
"Apakah bisa?"
"Penghalang ini tidak terlalu sulit, tetapi juga tidak semudah itu. Kalau ada kesempatan di masa depan, aku bisa mengajarimu," jawab Sima You Yue. "Menurutku, ayahmu juga pasti mengetahuinya. Dia juga bisa mengajarimu begitu kita menemukannya."
Mu Si juga tahu kalau Sima You Yue sekarang tidak punya waktu untuk mengajarinya. Kalau nanti Sima You Yue punya waktu, ia akan duduk dan belajar dengan baik.
"Saat kau keluar tadi, bagaimana situasinya? Apakah kita sudah bisa meninggalkan kota?" tanya Sima You Yue.
"Belum," jawab Mu Si, "Kudengar terjadi sesuatu di daerah terlarang dan seluruh tempat sudah disegel. Baik manusia maupun hantu tidak diizinkan meninggalkan kota. Selain itu, Klan Zhang, Meng dan Pang sedang mencari ke mana-mana. Mereka menanyai setiap orang yang mereka temui. Itulah kenapa hanya ada sedikit orang di jalanan akhir-akhir ini."
"Apa mereka tidak menangkapmu saat kau pergi ke luar?" tanya Di Wu.
"Mereka barusan menangkapku dan memperhatikanku sekali lagi. Namun, saat mereka melihat kalau itu aku, mereka melepaskanku," jawab Mu Si.
"Kau sudah dirundung sejak kecil, jadi wajar mereka tidak percaya kalau kau berani membunuh Zhang Shuo dan yang lainnya," kata Sima You Yue. "Terlebih, mereka sudah mengarahkan pencarian mereka pada orang-orang yang berperingkat Paragon Roh ke atas."
"Orang yang mampu membunuh orang berperingkat Paragon Roh tingkat menengah, menurut mereka, pastilah orang yang berperingkat Paragon Roh tingkat menengah ke atas," kata Sima You Yue. "Baguslah. Kita jadi tidak terlalu repot."
"Maksudmu mereka tetap akan mengawasi kita?" tanya Di Wu.
"Zhang Shuo mengejar Mu Si ketika dia pergi, lalu dia tiba-tiba dibunuh," jawab Sima You Yue. "Terlepas dari Mu Si benar-benar membunuh Zhang Shuo atau tidak, mereka tetap akan mengirim orang untuk menanyai Mu Si."
"Ya." Di Wu mengangguk. "Orang-orang itu suka melampiaskan amarah mereka pada siapa pun. Begitu mereka tidak bisa menemukan siapa pelakunya, mereka tetap akan menindas orang-orang yang lemah."
"Sudahlah, jangan menakuti Mu Si lagi," kata Sima You Yue. "Namun, Mu Si, apa kau tahu harus bilang apa ketika orang-orang itu datang untuk menanyaimu?"
"Aku sudah memberi tahu mereka kalau aku dikejar sampai ke gang kecil. Lalu, aku bertemu denganmu dan kau menyelamatkanku. Saat kita pergi, dia masih sehat dan baik-baik saja," jawab Mu Si.
"Baiklah."
Bagaimanapun, tidak ada orang yang melihat apa yang terjadi setelah itu. Mengenai bagaimana Zhang Shuo bisa masuk ke daerah terlarang, bagaimana mungkin orang lain bisa tahu apa alasannya?
"Namun, Nona Muda, kita harus memikirkan identitas yang tepat. Kalau tidak, kalau kita tetap terkurung di sini, bagaimana mungkin kita bisa keluar!" kata Di Wu.
"Kalau orang-orang itu menanyai kita, jawab saja kita berasal dari klan kecil di utara kota. Kemudian, kita kebetulan lewat ketika kita melihat Zhang Shuo menindas Mu Si, jadi tentu saja kita membantu Mu Si," kata Sima You Yue.
"Begitu saja? Orang-orang itu tidak bodoh. Bagaimana mungkin mereka mau memercayai kita? Begitu mereka mengutus orang untuk menyelidiki kita, habislah kita." kata Di Wu.
"Mereka pasti sibuk mencari pembunuhnya. Bagaimana mungkin mereka punya waktu untuk memeriksa siapa kita sebenarnya?" tanya Sima You Yue. "Terlebih, sisi utara dan selatan kota bagaikan air dengan minyak. Kalaupun mereka mau memeriksanya, itu tidak akan mudah."
"Kenapa?"
"Kalau orang lain yang pergi untuk memeriksanya, mungkin masih bisa. Namun, kemungkinan besar begitu ada satu anggota Klan Zhang yang masuk ke wilayah utara, mereka pasti langsung diseret dan dipukuli," jawab Sima You Yue sambil tersenyum.
"Benar juga, bukankah Klan Zhang yang mengelola urusan di kota bagian selatan? Orang-orang di sisi utara pasti akan mengawasi mereka. Namun, Nona Muda, bagaimana kalau mereka bisa menyelidikinya dengan baik?" tanya Di Wu.
"Kalau begitu, artinya kita sedang sial. Kita pikirkan rencananya selanjutnya nanti," jawab Sima You Yue. "Oh ya, apa kau sudah sarapan?"
"Sedikit," jawab Mu Si.
Mu Si tidak bilang kalau setelah makan hidangan yang dimasak Sima You Yue kemarin, mantou[1] yang biasa ia makan jadi hambar rasanya. Meskipun biasanya ia makan tiga mantou besar sekaligus, hari itu ia hanya makan satu.
"Kau belum kenyang, kan? Aku akan memasakkan sarapan untukmu," kata Sima You Yue sambil mengeluarkan beberapa peralatan masak. Ia memasak semangkuk bubur dan membuat beberapa panekuk, kemudian menggoreng dua hidangan lainnya.
Meskipun Mu Si sering makan bubur dan panekuk, yang Sima You Yue buat itu rasanya sangat enak.
Di Wu merasa ia jadi ikut diuntungkan karena mereka tinggal bersama Mu Si, si bocah itu. Setidaknya, ia jadi bisa makan lebih banyak hidangan yang dimasak oleh Nona Muda. Itu pengalaman yang belum pernah dialami oleh Di Liu ataupun tuannya, Di Zhe.
Namun, kenapa Nona Muda memperlakukan bocah itu dengan sangat baik? Apalagi setelah melihat surat batu giok tersebut. Tatapan Nona Muda terhadap Mu Si jadi berubah.
Apa yang ada di dalam surat batu giok itu? Di Wu sangat penasaran, tetapi karena Nona Muda tidak mengatakan apa-apa, tidak ada gunanya ia menanyakannya.
Sima You Yue memperhatikan kepala Mu Si dan merasa menyesal, sedikit pedih hati dan sedikit iba pada Mu Si.
Ia tidak menyangka kalau ayah Mu Si, Mu Lian Jie, ternyata hilang karena pergi untuk menyelamatkan ayahnya. Kalau Mu Lian Jie masih hidup dan baik-baik saja, ia akan membantu Mu Si untuk menemukan Mu Lian Jie. Kalau Mu Lian Jie sudah tiada, maka ia harus menghabiskan seluruh hidupnya dengan membalas budi kepada Mu Si.
Terutama ketika ia membayangkan bagaimana Mu Si harus hidup seorang diri sejak masih kecil karena Mu Lian Jie berusaha menyelamatkan ayahnya. Mu Si telah ditindas selama bertahun-tahun, jadi ia merasa ia harus mengganti rugi semua yang sudah Mu Si alami.
Mu Si bisa merasakan tatapan Sima You Yue. Ia mendongak, lalu bertanya, "Ada apa?"
"Tidak apa-apa." Sima You Yue tersenyum. "Bagaimana, rasanya enak?"
"Iya."
"Kau masih muda. Terutama dalam masa pertumbuhan seperti sekarang, kau harus menutrisi tubuhmu dengan baik. Makan yang banyak."
"Mmm."
"Mu Si?" Yang Zi berjalan masuk ke dalam rumah dari luar. Melihat hidangan lezat yang tersebar di atas meja dan suasana yang hangat, perasaan tidak enak muncul dalam hati Yang Zi.
"Paman Yang Zi! Kau di sini!" Mu Si tersenyum dan melambai pada Yang Zi, lalu berkata, "Si Yue memasak beberapa hidangan, enak sekali! Apa kau mau mencobanya?"
Dari sekilas melirik panci dan mangkuk di samping, Yang Zi langsung tahu kalau itu semua merupakan alat roh. Kewaspadaannya terhadap Sima You Yue pun semakin meningkat.
"Aromanya memang lezat, tetapi aku tidak makan hidangan macam itu lagi. Kau saja yang makan."
Sambil berbicara, ia berjalan mendekat dan menyadari kalau semua hidangan yang Sima You Yue masak untuk Mu Si dibuat menggunakan bahan-bahan roh. Bahkan semangkuk nasi pun juga ditanak menggunakan bahan roh. Ia bisa merasakan energi roh yang padat menguar dari hidangan tersebut.
Makanan tersebut jauh lebih berguna daripada beberapa batu kristal peringkat rendah yang ia berikan sebelumnya!
"Namamu Si Yue?" Yang Zi menatap Sima You Yue.
"Iya," jawab Sima You Yue dengan tenang.
"Paman Yang Zi, kenapa kau ke sini? Apakah terjadi sesuatu di luar?" tanya Mu Si.
"Bisa dibilang keadaan di luar sedang kacau balau," jawab Yang Zi. "Klan Zhang, Meng dan Pang berkeliling menangkap dan menanyai orang-orang. Bagaimana mungkin kau masih bisa …."
Yang Zi tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi maksudnya jelas. Ia mau menanyakan kenapa Mu Si masih membiarkan Sima You Yue dan Di Wu tinggal di rumahnya.
"Paman Yang Zi, You Yue bukanlah orang yang mencurigakan. Mereka berasal dari Klan Si di kota bagian utara," jawab Mu Si. "Si Yue bilang mereka belum pernah datang ke kota bagian selatan sebelumnya, jadi mereka datang ke sini untuk jalan-jalan. Sekarang keadaan kota sedang sangat kacau, mereka pasti tidak akan bisa menemukan tempat tinggal. Mereka telah menyelamatkanku kemarin, dan mereka tidak memandang rendah kekurangan kita. Jarang ada orang macam mereka. Jadi, bagaimana mungkin aku bisa membiarkan mereka pergi begitu saja?"
"Namun, kota bagian utara dan selatan tidak pernah akur. Kalau Klan Zhang sampai tahu tentang hal ini, mereka pasti langsung cari masalah," jawab Yang Zi. "Aiya, lihatlah. Anggota Klan Zhang sudah datang!"
Mereka semua mengangkat kepala dan melihat ke arah sana. Kebetulan mereka melihat sekelompok orang yang sedang berjalan masuk dari luar.
[1] Roti kukus yang lembut dan berwarna putih, biasanya dimakan sebagai makanan pokok di bagian utara Tiongkok, di mana gandumlah yang ditanam dan bukan beras. Mantou dibuat dari tepung gandum giling, air dan agen ragi.