Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Nakhoda yang Serakah



Nakhoda yang Serakah

Sebelumnya samudra tersebut tenang dengan ombak yang tidak berujung. Tidak ada kabut atau asap, sangat cerah.     

Namun, sehari yang lalu, kabut yang tebal perlahan melayang di atas samudra, menutupi seluruh permukaannya. Bahkan kesadaran roh mereka saja tidak bisa menembus kabut itu.     

Kabut yang tebal tersebut terasa ganjil. Yang lebih aneh lagi, terdengar suara dayungan yang berasal dari dalam kabut tebal itu.     

Sebelumnya tidak ada apa-apa, lalu tiba-tiba terdengar suara dayung. Setelah itu, sebuah perahu pun muncul. Perahu tersebut perlahan keluar dari kabut yang tebal. Ada beberapa orang yang mendayung untuk menggerakkan perahu.     

Setelah perahu itu mendekati pantai dan menjatuhkan jangkar, sekelompok orang pun turun. Mereka mengamati rombongan Sima You Yue dan pergi tanpa mengucapkan apa-apa.     

Setelah orang-orang di geladak pergi, seorang lelaki yang mengenakan rompi linen tanpa lengan dan bandana yang membungkus kepalanya muncul di geladak.     

Ia mengerutkan kening saat melihat rombongan Sima You Yue. "Kenapa orangnya hanya segini? Tidak masalah, apa kalian mau menyeberang samudra?"     

"Apakah ini perahu yang menuju ke Tempat yang Hilang?" tanya Huang Ying Ying.     

Si lelaki menarik pipa berasap dari pinggangnya dan menjatuhkannya di geladak. Ia menatap Huang Ying Ying dengan acuh tak acuh, lalu berkata dengan nada merendahkan, "Bukannya kalian memang sedang menunggu perahuku di sini? Kalian mau naik atau tidak? Aku akan pergi kalau kalian tidak mau."     

Kata-kata si lelaki menunjukkan kalau perahunya memang menuju ke Tempat yang Hilang.     

Melihat rombongan Sima You Yue yang hendak naik, si lelaki menambahkan, "Omong-omong, setiap orang harus membayar seratus ribu kristal kelas atas, tidak ada tawar-menawar!"     

Mereka semua cemberut setelah mendengar kata-kata itu. Ongkos kapal sejumlah seratus ribu kristal kelas atas itu terlalu mahal!     

Untungnya, Klan Sima tidak kekurangan uang, terutama Sima You Yue. Bahan ramuan sakti kuno yang ia lelang sudah membuatnya kaya.     

Ketika ia naik ke atas perahu, ia menyerahkan delapan ratus ribu kristal kelas atas pada si lelaki. Sikap si lelaki langsung berubah jadi semakin ramah. Ia tersenyum pada Sima You Yue, "Gadis kecil, kau pemurah sekali!"     

Kebanyakan orang, terlepas mereka punya uang atau tidak, suka mengeluh padanya kalau tarif perahunya terlalu mahal, atau mereka kesal karena ia hanya memperlakukan sebagian orang dengan istimewa.     

"Paman kan akan melindungi kami dan Paman sudah membangun perahu sebagus ini; Paman pasti menghabiskan energi dan modal yang tidak sedikit. Karena itu, wajar kalau segitu tarif perahu semacam ini." Sima You Yue tersenyum.     

"Hahaha, kau memang gadis kecil yang pintar." Si lelaki tertawa.     

"Bolehkah aku bertanya siapa nama Paman?" Melihat suasana hati si lelaki sedang baik, Sima You Yue pun mengambil kesempatan untuk mendekatinya.     

"Panggil aku Nakhoda Tuo." Biasanya Nakhoda Tuo jarang simpati pada gadis-gadis muda, tetapi sekarang ia bahkan mau bicara dengan Sima You Yue.     

"Bolehkah aku memanggilmu Paman Tuo?"     

"Terserahmu." Itu hanya nama panggilan. Nakhoda Tuo tidak peduli. Ia melambai pada Feng Zhi Xing dan yang lainnya, lalu berkata, "Kalian para laki-laki, mulailah mendayung."     

"Kami?" Feng Zhi Xing dan Sima Liu Xuan bertukar pandang, mengira mereka salah dengar.     

"Ya, kalian." Nakhoda Tuo mengetuk sisi perahu menggunakan pipanya ketika ia melihat Feng Zhi Xing dan Sima Liu Xuan tidak bergerak. "Kenapa kalian hanya berdiri di sana? Kalau kalian tidak mendayung, bagaimana kita bisa menggerakkan perahunya? Aku tidak terburu-buru, tidak masalah kalau kalian tidak mau."     

"Kau tidak punya awak?"     

"Kan aku jadi harus membayar upah mereka? Selain itu, lihatlah perahu kecilku ini. Berapa banyak orang yang bisa duduk kalau aku punya awak? Kalian mau mendayung atau tidak? Kalau tidak, turun sana. Namun, uang kalian tak akan kukembalikan!" ancam Nakhoda Tuo.     

"…."     

Mereka bisa apa? Satu demi satu dengan pasrah mengambil dayung dan mulai mendayung. Perahu perlahan menjauh dari pantai.     

Melihat mereka mulai mendayung, Nakhoda Tuo duduk di bangku di bagian haluan perahu. Ia mengeluarkan daun tembakau, melintingnya, lalu memasukkan puntung rokok tersebut ke dalam pipanya. Ia menyalakan api menggunakan kekuatan roh, lalu mulai merokok.     

Sima You Yue duduk di samping Nakhoda Tuo, lalu bertanya, "Paman Tuo, apa kau selalu menyuruh penumpangmu mendayung saat berlayar? Berapa lama ayahku dan yang lainnya harus mendayung?"     

"Jangan khawatir, setelah air dangkal ini, kalian tidak perlu mendayung, jadi mereka tidak perlu mendayung untuk waktu yang lama." Nakhoda Tuo mendengus.     

"Baguslah." Sima You Yue tidak mempermasalahkan nada suara Nakhoda Tuo dan lanjut bertanya, "Paman Tuo, ini kali pertama kami pergi ke Tempat yang Hilang. Bisakah kau memberi tahu kami bagaimana situasi di sana?"     

"Untuk apa kau pergi ke sana?" tanya Nakhoda Tuo.     

"Untuk mencari kedua guruku. Mereka pergi ke sana beberapa dekade yang lalu demi aku. Akhir-akhir ini, tidak ada kabar dari mereka. Kami mengkhawatirkan keselamatan mereka, jadi kami mau mencari mereka. Namun, kami tidak familier dengan Tempat yang Hilang. Jadi, aku bertanya bagaimana situasi di sana," jawab Sima You Yue dengan terus terang.     

"Oh cari orang, kupikir kau mau cari harta karun!" kata Nakhoda Tuo. "Biasanya orang-orang pergi ke Tempat yang Hilang untuk mencari harta karun di pulau itu. Kalau memang ada harta karun di sana, apa mungkin masih ada yang tersisa untuk mereka para pendatang? Beberapa orang memang bodoh."     

"Sebenarnya, wajar saja. Bagi para pendatang, bukankah tempat itu ada kaitannya dengan para dewa, tempat harta karun? Pedoman kultivasi, Artefak Ilahi, atau keterampilan roh apa pun pasti akan bertahan untuk seumur hidup," kata Sima You Yue.     

"Kulihat pikiranmu cukup jernih. Apa kau tidak penasaran dengan semua desas-desus itu?"     

"Tentu saja aku penasaran. Aku orang biasa dan aku suka harta karun. Namun, aku tahu apa yang harus kulakukan. Kedua guruku lebih penting daripada harta karun."     

Nakhoda Tuo menatap Sima You Yue. Kalau Sima You Yue sampai bilang ia tidak tertarik pada harta karun, ia pasti tidak akan menanggapi Sima You Yue lagi. Karena orang macam itu pasti hanya berpura-pura. Ia tidak suka pada orang yang hanya mengucapkan sesuatu untuk menyenangkannya.     

"Kau bilang kedua gurumu pergi ke sana demi kau? Kenapa?"     

"Sebenarnya ada yang tidak beres dengan tubuhku. Kedua guruku dengar kalau ada pemecahan untuk tubuhku di sana, jadi mereka pergi saat aku masih koma. Waktu aku bangun, mereka sudah lama pergi." Kasih sayang Xu Jin dan Ge Lang padanya menghangatkan hatinya.     

"Huh, kau punya dua guru yang baik." Nakhoda Tuo mengeluarkan sebuah selebaran dan melemparkannya pada Sima You Yue. "Itu berisi beberapa hal tentang pulau itu. Ambillah. Biasanya aku minta dua puluh ribu kristal kelas atas. Karena kau cukup enak dipandang, kudiskon jadi setengah harga. Beri saja aku sepuluh ribu kristal kelas atas."     

Sima You Yue menerima selebaran tersebut dan menyeringai. "Paman Tuo, apa kau tidak takut aku tidak akan membayarmu karena aku sudah memegang selebaranmu sekarang?"     

Nakhoda Tuo menatap Sima You Yue. Ia tidak menjawab, tetapi tatapannya jelas. Beranikah Sima You Yue tidak membayarnya? Ia bisa saja melempar Sima You Yue ke dalam air!     

Namun, ia mampu membaca sifat orang dengan akurat. Gadis di depannya itu hanyalah seorang gadis bodoh yang punya banyak uang. Sasaran paling empuk untuk ditipu.     

Orang macam itu tidak akan melakukan tindakan yang tidak masuk akal. Dengan kata lain, tidak ada yang berani melakukan hal tak tahu malu macam itu di depan Nakhoda Tuo.     

Sima You Yue cemberut karena tahu Nakhoda Tuo bisa membaca sifatnya. Ia mengeluarkan sepuluh ribu kristal kelas atas.     

Hatinya terasa sakit melihat ada sepuluh ribu kristal lagi yang hilang dari kartu kristalnya. Mendengar kalimat Nakhoda Tuo yang selanjutnya, ia nyaris jatuh tercebur ke dalam air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.