Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Mengikuti Takdir



Mengikuti Takdir

Pertanyaan Sima You Yue mengungkapkan perhatian semua orang.     

"Kami tidak ditakdirkan dengan Kaisar itu. Kalaupun kami masuk ke sana, kami tidak akan mendapatkan apa-apa selain pengorbanan yang tidak perlu." Yin Lin tahu tentang makam tersebut.     

"Hanya kalian yang bisa bicara seperti itu dengan biasa saja." Sima Xiu Qi sangat menghormati para peramal.     

Kalau orang lain yang tahu akan keberadaan makam orang berperingkat Kaisar, bukankah mereka pasti sudah pergi untuk mengambil harta karun yang ada di sana sejak lama? Sama seperti kejadian sebelumnya, walaupun orang-orang sudah tahu ada yang aneh dengan Roh Qi, tetap saja banyak orang yang rela mengorbankan nyawa mereka di sana.     

Mereka tidak bisa menahan keserakahan dan nafsu mereka yang mendalam.     

"Kalau begitu, kau percaya tentang orang yang ditakdirkan?" tanya Sima You Yue.     

"Percaya dan tidak percaya." Yin Lin tidak bisa melihat, tetapi tatapannya tidak tampak kosong. Ia tersenyum sambil menatap Sima You Yue. "Masing-masing punya takdir yang sudah ditentukan oleh Langit. Banyak orang mungkin mengira kalau mereka sudah melawan takdir, tetapi mereka tidak tahu kalau apa yang mereka lakukan itu justru sudah ditakdirkan oleh Langit. Setiap orang punya kepentingan pribadi yang harus mereka lakukan, hanya saja yang disebut sebagai orang yang ditakdirkan melakukannya berbeda dari orang lain."     

"Namun, bagaimana kalau orang yang ditakdirkan tidak punya dorongan macam itu? Misalnya, dia tidak mau melawan jalan Langit."     

"Walaupun kau tidak mau, mungkin kau tetap akan menjalani takdirmu." Yin Lin mengerti pemikiran Sima You Yue. "Karena kaulah orang yang ditakdirkan, kau tidak bisa menghindarinya."     

Sima You Yue berubah diam. Benarkah begitu?     

"Master Yin Lin, apakah You Yue akan mengalami kesengsaraan besar?" tanya Sima Liu Xuan.     

"Tidak ada pencapaian tanpa pengorbanan, tetapi terkadang, kematian bukanlah akhir, tetapi awal yang baru, sebuah kesempatan untuk memecahkan keadaan." Yin Lin tidak menjawab secara langsung dan justru mengucapkan perumpamaan.     

Mereka semua tahu kalau maksud Yin Lin, Sima You Yue pasti mati, tetapi itu bukan akhir yang buruk, melainkan awal yang baru.     

Sima You Yue tidak terlalu memikirkannya, tetapi yang lainnya ketakutan. Mereka buru-buru bertanya apakah ada cara untuk memecahkan masalah tersebut.     

"Itu sebuah siklus yang tidak bisa diubah. Hasil akhirnya tergantung pada nasib baik You Yue," jawab Yin Lin.     

"Berarti, ia mungkin tidak akan meninggal?" tanya Feng Zhi Xing.     

"Itu … itu tidak bisa diungkapkan." Yin Lin mengakhiri pertanyaan mereka.     

Sima You Yue mengeluh dalam hati. Para peramal memang suka mengucapkan kata-kata yang ilusif macam itu.     

"Master Yin Lin, kami mau mencari guru kami di Tempat yang Hilang, apa kau bisa memberi kami beberapa petunjuk?" tanya Jiang Jun Xian.     

"Xu Jin?" Yin Lin memejamkan mata sejenak. Sima You Yue menyadari kalau alis Yin Lin bergerak saat Yin Lin bermeditasi.     

Setelah beberapa saat, Yin Lin membuka mata. "Carilah dia sekarang, maka waktunya akan tepat."     

Kata-kata Yin Lin membuat You Yue dan yang lainnya semangat lagi.     

Waktunya tepat. Maksudnya, kalau mereka pergi lebih cepat atau lebih lambat, mereka tidak akan bisa menemukan Xu Jin?     

"Di mana Guru sekarang? Bagaimana caranya kami bisa menemukan Guru?" tanya Han Miao Shuang.     

"Kalian akan tahu jawabannya waktu kalian tiba di Gunung Telinga Kelinci." Melihat kalau mereka masih mau bertanya lebih banyak, Yin Lin menambahkan, "Tidak akan baik bagi kalian kalau aku bicara lebih banyak, ini bahkan bisa membahayakan guru-guru kalian."     

"…."     

Karena Yin Lin sudah berkata demikian, siapa yang berani lanjut bertanya?     

Mereka berbincang-bincang tentang beberapa hal yang lain dengan Yin Lin. Mengobrol dengan seorang peramal cukup menyenangkan, mereka yang punya rahasia kecil bisa menemukan topik pembicaraan yang umum dengan orang yang mahatahu tersebut.     

Setelah mengobrol selama beberapa saat, semua orang merasa kalau sikap Master Yin Lin tidak begitu dingin, ia justru baik sekali.     

Dalam perjalanan pergi dari situ, Han Miao Shuang menggambarkan kesannya terhadap Yin Lin. Namun, Sima You Yue mengeluh hati. Ternyata peramal itu mudah sekali membodohimu?     

"Kakak You Yue, apa kau akan tinggal di sini selama dua hari lagi? Guru bilang kau tidak perlu terburu-buru. Berarti menunda keberangkatanmu selama dua hari tidak akan masalah," kata Pembantu Kecil.     

"Baiklah." Sima You Yue langsung setuju. Menjadi tamu di Sekte Peramal merupakan suatu kehormatan yang memang membuat orang lain iri!     

Setelah Sima You Yue setuju, Pembantu Kecil langsung menyiapkan tempat tinggal untuk rombongan Sima You Yue. Ia tidak mengantar mereka ke pelataran tamu, tetapi justru meminta orang untuk membersihkan pelataran kecil di dekat pelatarannya. Ia menemani mereka berjalan berkeliling sekte selama dua hari berikutnya. Mereka hanya memakan waktu sehari untuk mengelilingi tempat tersebut, karena Sekte Peramal sangat kecil.     

Setelah tinggal selama dua hari, rombongan Sima You Yue mengucapkan selamat tinggal pada Yin Lin. Yin Lin hanya mengangguk. "Menunjukkan kekurangan merupakan hal yang baik, tetapi terkadang, bakat bisa membuat orang lain curiga."     

Pembantu Kecil mengantar mereka ke tepi gunung. Ia menyaksikan kepergian mereka dengan cemas, bertanya-tanya dalam hati kapan mereka bisa bertemu lagi.     

Yin Lin berdiri di puncak gunung, memperhatikan Pembantu Kecil yang sedih. Hatinya terasa sekacau angin yang meniup rambutnya.     

Yin Lin terjebak dilema. Di satu sisi, ia mau Pembantu Kecil pergi bersama Sima You Yue, karena itulah takdir Pembantu Kecil dan itu tidak bisa diubah. Namun, di sisi lain, karena keegoisannya sendiri, ia mau Pembantu Kecil menghindari kesengsaraan tersebut. Namun, seperti yang ia ucapkan sebelumnya, apakah dengan menghindar, Pembantu Kecil bisa benar-benar menghindari takdirnya?     

Takdir sudah menentukan jalannya sendiri, dan itu tidak terelakkan.     

Takdir sudah dimulai. Ia sudah tidak bisa mengubahnya lagi. Apa yang bisa ia lakukan adalah berusaha semampunya untuk memperbaiki hasil akhirnya, walaupun ia harus kehilangan nyawanya demi itu.     

Setelah Pembantu Kecil mengantar Sima You Yue pergi, ia berbalik dan melihat sosok gurunya yang kesepian di puncak gunung. Pemandangan tersebut akan terpatri dalam ingatannya sampai akhir hayat.     

Namun, sekarang ia tidak mengerti kenapa gurunya tampak demikian. Kenapa tatapannya sedih?     

….     

Rombongan Sima You Yue pergi dengan menaiki Halcyon dan menuju ke tempat yang Mao San Quan beri tahukan pada mereka.     

Waktu mereka sampai di sana, mereka melihat kalau tempat tersebut ternyata merupakan sebuah samudra yang luas.     

"Apa Mao San Quan memberi tahu tempat yang benar pada kita?" Feng Zhi Xing merasa pusing saat melihat air laut.     

"Ya, Direktur Mao bilang seekor gelagah menyeberang ke dalam samudra dari sungai, menghilang dalam rumah keabadian, menyambut kedatangan Sang Ilahi. Jadi, kita harus menyeberangi samudra ini," jelas Su Xiao Xiao.     

"Namun, tidak ada kapal di sini."     

"Tunggu," kata Sima Liu Xuan. "Ayah, waktu kau datang ke sini sebelumnya, apa kau harus menyeberangi samudra ini?"     

Sima Xiu Qi menggeleng. "Kami mengikuti orang lain waktu itu, kami menggunakan formasi teleportasi mereka dan langsung tiba di Tempat yang Hilang. Omong-omong, saking luasnya, kami tidak tahu kalau Tempat yang Hilang itu merupakan sebuah pulau."     

"Karena Direktur Mao sudah bilang tempatnya di sini, seharusnya ada kapal. Ayo kita tunggu dan lihat saja. Kalau ternyata tidak ada, kita bisa cari cara lain untuk langsung pergi ke sana."     

"Baiklah."     

Mereka menunggu selama sepuluh hari. Jangankan kapal, seekor Binatang Roh pun tidak terlihat di situ. Tepat ketika mereka semua sudah nyaris putus asa, terdengar bunyi dayungan air dari dalam kabut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.