Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Informasi yang Mahal



Informasi yang Mahal

Nakhoda Tuo menambahkan, "Selebaran itu tidak boleh kau bawa pergi. Kau hanya boleh membacanya di atas perahu. Kau harus mengembalikannya waktu kau turun. Masalah seberapa banyak yang bisa kau baca, itu urusanmu."     

Dengan kata lain, Nakhoda Tuo menagih Sima You Yue sebanyak sepuluh ribu kristal kelas atas hanya untuk membaca selebaran tersebut!     

Tangannya mengepal, lalu mengendur, mengendur lalu mengepal; ia menahan amarah dalam dirinya. Perempuan baik-baik tidak akan berkelahi dengan bajingan! Setelah dua kali membacanya dalam diam, ia perlahan menjadi tenang. Ia memasang tampang tersenyum, lalu bertanya, "Paman Tuo, kau pasti kaya, kan?"     

"Aku hantu yang miskin," sangkal Nakhoda Tuo, setelah melihat mata Sima You Yue yang licik.     

Sima You Yue memutar matanya, seolah-olah berkata 'orang bodoh mana yang memercayai kata-katamu!'     

"Kita akan melalui perjalanan selama lebih dari setengah bulan. Sebaiknya kalian bergegas." Nakhoda Tuo mengingatkan mereka.     

Melihat mata Nakhoda Tuo yang tersenyum, Sima You Yue cukup yakin Nakhoda Tuo itu seorang lintah darat.     

Namun, ia tidak punya waktu untuk bicara dengan Nakhoda Tuo sekarang. Ia membawa selebaran tersebut ke samping untuk ia baca.     

Sima Xiu Qi dan yang lainnya mendayung hampir sepanjang hari. Setelah tangan mereka kesakitan, akhirnya mereka mendengar suara yang menyelamatkan.     

"Baiklah, kalian tidak perlu mendayung lagi," kata Nakhoda Tuo.     

Su Xiao Xiao dan yang lainnya merasa suara itu memang sudah seharusnya mereka dengar. Tubuh mereka yang lelah akhirnya terbebas, dan mereka langsung berbaring di geladak.     

Nakhoda Tuo mengisap sebatang cerutu daun, lalu mengetukkan sisa abunya ke sisi kapal. Ia berkata pada beberapa orang yang hampir pingsan di lantai, "Kalian sudah tidak tahan mendayung lagi."     

"Nakhoda Tuo, ini pekerjaan kasar." Feng Zhi Xing tidak bisa merasakan tangannya lagi.     

"Melihat fisik kalian yang begini, waktu kalian sampai di pulau itu nanti, kalian pasti akan langsung ditangkap seperti kelinci." Nakhoda Tuo menatap Feng Zhi Xing dan yang lainnya dengan ngeri, seolah-olah … sedang menghitung nilai mereka.     

Sima You Yue menengadah dan melihat tatapan Nakhoda Tuo. Ia meletakkan selebarannya dan berkata, "Paman Tuo, kau tidak bosan melakukan ini?"     

"Biasanya tidak, tetapi kalau ada orang yang memancingku, aku masih punya beberapa pembeli lama." Nakhoda Tuo tidak malu karena sudah ketahuan. Sebaliknya, ia justru tertawa dengan canggung dan tampak jadi lebih licik.     

"Paman Tuo, tahu tidak? Kau kelihatan seperti bajingan tua sekarang." Sima You Yue tidak khawatir tentang Nakhoda Tuo yang berniat menjual mereka. Kalau ia memang mau menjual mereka, ia tidak mungkin mengungkapkan maksudnya barusan.     

"Gadis kecil, tidak bisakah kau pakai kata-kata yang lebih sopan?" Nakhoda Tuo kesal mendengar sebutan 'bajingan tua'.     

"Aku pernah dengar istilah lain. Aku tidak tahu kau tahu artinya atau tidak."     

"Apa?"     

"Muncikari."     

"…."     

Sima You Yue mengabaikan Nakhoda Tuo untuk lanjut membaca selebarannya.     

Meskipun selebaran tersebut tipis, ia tidak tahu bagaimana caranya, selebaran itu mampu memuat banyak sekali informasi. Untungnya, ia mampu membaca sepuluh baris kalimat dalam sekali pandang. Kalau tidak, ia tidak akan bisa membacanya sampai selesai sebelum turun dari perahu.     

Tempat yang Hilang benar-benar sebuah pulau abadi. Energi roh-nya sama seperti yang ada di tanah abadi. Kalau mereka berkultivasi di sana, mereka bisa jadi seorang pendekar ahli dengan bakat yang biasa-biasa saja. Bahkan kabarnya seorang pengemis jalanan pun bisa jadi seorang pendekar peringkat Mulia.     

Oleh karena itu, banyak orang luar datang ke sana untuk berkultivasi. Namun, energi roh di sana aneh. Terlepas dari bagaimana cara berkultivasinya, orang-orang tetap tidak bisa meningkatkan kekuatan mereka secara keseluruhan. Paling-paling, mereka hanya bisa mengisi kembali energi roh mereka.     

Memikirkan hal tersebut, kalau bukan karena metode kultivasi tertentu, siapa pun bisa datang dan mengambil sumber daya kultivasinya. Ia tahu kalau ada banyak orang yang berkaitan dengan Klan Ilahi, tetapi ia tidak menyangka kalau seluruh penduduk Tempat yang Hilang sebanding dengan kota kelas satu yang padat, lengkap dengan jalinan hubungan yang rumit. Ada intrik yang luar biasa dan hubungan saling eksploitasi.     

Ia terkejut saat membaca halaman yang terakhir. Ia tanpa sadar langsung menatap Nakhoda Tuo yang sedang di haluan perahu.     

"Gadis kecil, kalau kau menatapku seperti itu, bisa-bisa nanti kupikir kau tertarik padaku." Nakhoda Tuo bersandar di sisi kapal dan berjemur di bawah sinar matahari. Meskipun ia tidak membuka matanya, ia tahu Sima You Yue sedang menatapnya.     

"Paman Tuo, apakah petamu ini asli?" Sima You Yue mau tidak mau bertanya padanya.     

"Iya." Nakhoda Tuo membuka kelopak matanya.     

Sima You Yue menelan ludah. Tatapannya berubah saat ia memperhatikan Nakhoda Tuo.     

"Paman Tuo, kau menggambar peta ini dengan sangat mendetail, apa kau tidak takut diburu?"     

"Aku hanya tukang perahu, siapa yang punya waktu memburuku?" jawab Nakhoda Tuo dengan tidak setuju. "Gadis kecil, bagaimana? Selebaran itu memang senilai sepuluh ribu kristal kelas atas, kan?"     

"Hehehe, benar, tentu saja!" Sima You Yue menenangkan dirinya sendiri. "Paman Tuo memang jujur. You Yue menerima bantuanmu."     

"Katakan itu lagi padaku kalau kau memang bisa pulang hidup-hidup," kata Nakhoda Tuo dengan tenang.     

"Paman Tuo, apa petamu ini ada di setiap selebaranmu?"     

"Menurutmu itu mungkin?"     

"Hehehe." Sima You Yue tertawa pelan. Itu tidak mungkin.     

Di halaman terakhir selebaran, tergambar sebuah pemandangan pulau yang indah. Nama-nama kelompok kekuatan ditulis di sisi-sisi gambar pulau. Terlebih, peta masing-masing kelompok kekuatan juga digambar!     

Ia menduga kalau ia melihat lebih dekat lagi, mungkin ia juga akan melihat gambar semua terowongan yang ada di pulau tersebut.     

Dengan peta semacam itu di tangannya, memangnya ia masih bisa hilang arah?     

Sementara itu, ia menilai Nakhoda Tuo dengan lebih hormat. Mungkinkah orang yang punya peta semacam itu hanyalah orang biasa?     

Kalau kekuatan-kekuatan tersebut sampai tahu, bukankah mereka pasti akan memburu Nakhoda Tuo sampai ke ujung bumi? Bagaimana mungkin Nakhoda Tuo masih bisa berlayar dengan santai?     

Namun, ….     

"Paman Tuo, kenapa kau memberi peta ini padaku?"     

"Aku memberikannya padamu. Kenapa ada banyak sekali pertanyaan 'kenapa'?" Akhirnya, Nakhoda Tuo membuka matanya yang sayu. Melihat Sima You Yue yang tampak tidak memercayainya, ia menambahkan, "Kalau memang mesti ada alasan, menurutku kau enak dipandang. Anggap saja aku memberikannya padamu karena kau menawan."     

Sima You Yue memanyunkan bibirnya. Ia tidak percaya kalau ia punya pesona! Mungkinkah seorang lelaki tua bisa terpesona melihat seorang gadis kecil? Nakhoda Tuo pasti menyembunyikan sesuatu!     

Karena Nakhoda Tuo tidak mengatakan apa alasannya, pasti jawabannya sama saja kalau ia bertanya lagi. Namun, apa pun tujuan Nakhoda Tuo, peta tersebut penting sekali baginya.     

"Tinggal dua hari lagi, cepat baca selebaran itu!"     

Sima You Yue terkekeh dan kembali memperhatikan peta Nakhoda Tuo; mengukir setiap gunung, sungai, jalan, dan rumah di dalam benaknya. Ia pasti bisa menemukan kedua gurunya nanti!     

Lagi-lagi Nakhoda Tuo memejamkan mata. Ia tampak janggal di perahu bobroknya tersebut.     

Namun, tidak ada yang mengganggunya lagi. Berdasarkan percakapan antara ia dan You Yue, jelas kalau ia bukanlah orang biasa. Kalau mereka menyinggungnya, akan sangat menyedihkan kalau mereka sampai dilempar ke laut untuk makanan hiu.     

Tebakan lain mereka yang juga terbukti adalah, mereka sama sekali tidak … diserang Binatang Roh laut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.