Raung Kecil Pulang
Raung Kecil Pulang
Namun, Jiang Jun Xian menggeleng.
"Bukan?" Sima You Yue terkejut. "Kalau begitu, siapa mereka?"
"Orang luar seperti kita. Namun, kelihatannya dia dapat undangan dari Klan Hao."
Sima You Yue duduk di sisi meja, bertopang dagu menggunakan tangan kirinya. Kadang-kadang ia mengetuk meja menggunakan jari-jari tangan kanannya.
"Orang luar …." gumamnya. "Selama pertandingan Alkimia, apa kalian akan menerima hadiah kalau menang?"
"Tentu saja! Sama dengan pertandingan ilmu pengobatan!" jawab Han Miao Shuang. "Tidak mungkin kan kau tidak tahu ini?"
"Tentu saja aku tahu. Namun, aku hanya memusatkan perhatian untuk memenangkan juara pertama. Aku tidak terlalu memedulikan hadiah dan semacamnya," jawab Sima You Yue. "Selain itu, maksudku, apa ada hadiah istimewa untuk pertandingan Alkimia?"
"Tidak ada yang istimewa." Han Miao Shuang mengingat-ingat lagi. "Hadiahnya dianggap biasa saja di sini, tetapi mungkin cukup istimewa bagi orang luar."
"Menurut dugaanku, mungkin Klan Hao menjadikan orang-orang itu tameng," kata Sima You Yue. "Sekarang, panah sudah ada di busur. Aku akan pergi ke Klan Hao untuk memeriksanya terlebih dahulu. Kalau tidak ada apa-apa di sana, kita akan lanjut memeriksanya."
"Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang."
"Oh ya, kalian juga harus memperhatikan Klan Lai Timur dan Klan Du Utara sekarang. Aku terus-terusan merasa ada sesuatu yang aneh," pinta Sima You Yue.
"Aneh?"
"Mm." Sima You Yue mengangguk. "Dahulu, mereka selalu tidak menonjolkan diri waktu berada di Tempat yang Hilang. Namun, kali ini mereka sangat menonjolkan diri. Terlebih, Lai Li Timur dan Du Hao Utara berjalan bersama-sama. Apa kalian tidak merasa itu aneh? Kalau satu kali mungkin hanya kebetulan, tetapi kalau dua kali, mungkin itu bukan kebetulan."
"Apa pun yang mau mereka lakukan, aku tidak peduli selama itu tidak memengaruhi kita," kata Feng Zhi Xing.
"Aku khawatir itu ada hubungannya dengan kita." Sima You Yue mengembuskan napas. Mungkin ia sebaiknya bilang kalau firasatnya mengatakan ada kemungkinan besar hal itu akan berdampak padanya.
"Kenapa?"
"Kami bertemu Lai Li Timur dan Du Hao Utara hari ini. Keduanya menatap Saudari Junior dengan tatapan membunuh," jawab Han Miao Shuang.
"Mereka mau membunuhmu?" Raut wajah Feng Zhi Xing berubah masam. "Kalau aku tahu ini dari dahulu, seharusnya kita biarkan Roh Kelima Tertinggi membunuhnya!"
"Ha? Ayahku tidak membunuh orang rendahan itu?" Untung Kecil merangkak keluar dari punggung Sima You Yue. "Bagaimana mungkin ayahku seceroboh itu?!"
….
Sima You Yue mengelus kepala Untung Kecil, lalu berkata, "Bukan karena ayahmu tidak membunuhnya, tetapi karena aku menyelamatkannya dari ayahmu."
Untung Kecil menyentuh dahi Sima You Yue. "Yue Yue, apa otakmu tidak berfungsi waktu itu?"
"Hahaha …." Semua orang terbahak. Kata-kata Untung Kecil benar-benar mengena.
Sima You Yue pun menceritakan kejadian waktu itu pada Untung Kecil, mengira kalau Untung Kecil akan mengerti. Namun, ia tidak menyangka kalau Untung Kecil justru mengangguk dengan serius sambil berkata, "Sepertinya otakmu memang benar-benar tidak berfungsi waktu itu. Kau bodoh sekali!"
….
"Meskipun seharusnya kau tidak menyelamatkannya, dia tetap sudah kau selamatkan," kata Feng Zhi Xing. "Jadi, kalau mereka berani melakukan apa pun padamu, terlepas mereka itu anggota klan yang tersembunyi, mereka tak akan kita biarkan lolos lagi!"
"Menurutku juga begitu. Kalau mereka tidak melakukan apa-apa, kita tidak perlu memedulikan mereka. Namun, kalau mereka berani berbuat sesuatu pada kita, kita pastikan mereka tidak pulang hidup-hidup!"
"Mm, kita semua harus lebih berhati-hati beberapa hari ini. Kalau kalian mau meninggalkan tempat ini, kalian harus pergi bersama-sama. Jangan tinggalkan tempat ini seorang diri. Selain itu, kalau kalian bertemu mereka, tidak peduli mereka melakukan sesuatu atau tidak pada kalian. Kalian harus memberi tahu yang lainnya," pinta Sima You Yue.
"Kita akan berhati-hati perihal klan yang tersembunyi. Namun, Saudari Junior, kapan kau akan pergi ke Klan Hao?" tanya Han Miao Shuang.
"Klan Hao sudah mengundangku. Namun, aku tidak bisa pergi ke sana secepat itu. Jadi, biar saja mereka menunggu beberapa hari lagi."
Kalau ia langsung bergegas pergi ke sana, mungkin mereka jadi tidak tertarik padanya. Kalau ia langsung setuju sejak awal, memangnya Klan Hao akan tetap menangkapnya?
Ia memilih beberapa kekuatan besar. Kemudian, setelah beberapa hari berlalu, ia mulai mengunjungi klan demi klan. Mereka tidak meremehkannya hanya karena ia orang luar. Sebaliknya, semua klan mengulurkan tali persahabatan padanya, berharap ia mau tinggal di klan mereka. Mereka akan mengajarinya bagaimana mereka berkultivasi dan bahkan menawarkan imbalan yang menarik.
Namun, ia menolak semua tawaran mereka. Alasannya hanya satu. Klannya ada di luar dan ia tidak mau tinggal di pulau tersebut.
Saat ia keluar dari penginapan, ia sadar ada orang yang membuntutinya. Ia menyeringai. Bagaimana mungkin Klan Hao tidak bisa menahan diri walau hanya sebentar?
Supaya segalanya lebih mudah, ia berbelok ke sebuah gang kecil dan menunggu orang itu bertindak. Di luar dugaan, begitu ia berbalik, yang ia lihat bukanlah serangan melainkan sebuah bola putih kecil yang terbang ke arahnya.
Ketika jaraknya kurang dari satu meter, ia mengulurkan tangan dan menggenggam bola putih tersebut dengan erat. Ia berkata dengan gigi terkatup, "Kau masih ingat jalan pulang?"
Ia mengangkat Raung Kecil dengan memegang bagian tengkuknya sehingga keempat kaki kecil Raung Kecil menggeliat tidak keruan di udara. Kedua matanya berubah, mengalirkan dua tetes air mata dengan paksa. Ia berkata dengan sedih, "Yue Yue, aku kangen sekali padamu. Begitu melihatmu, aku langsung cepat-cepat terbang."
Justru aneh kalau Sima You Yue memercayai Raung Kecil. Ia menyodok Raung Kecil menggunakan tangan satunya. "Kangen? Kau malah kelihatan bahagia sekali!"
"Bagaimana mungkin kau bisa bilang begitu! Aku rindu padamu!" Raung Kecil mau menyentuhkan cakarnya ke dadanya, tetapi kakinya terlalu pendek dan posisinya tidak pas, jadi ia sama sekali tidak bisa melakukannya.
"Benarkah?" Sima You Yue menatap Raung Kecil dengan tenang.
"Benar, benar. Benar sebenar-benarnya!" Raung Kecil berusaha semampunya membuat dirinya terlihat tulus. Mana mungkin ia mau mengaku kalau waktu yang ia habiskan dengan Gadis Kuil dipenuhi dengan permainan dan kegembiraan. Ia menjalani setiap hari dengan senang.
"Kau yakin kau datang ke sini bukan untuk jadi perwakilan seseorang?"
"Perwakilan? Perwakilan apa?" Raung Kecil memandang ke langit, berusaha bersikap polos.
Sima You Yue sudah lama tahu niat Raung Kecil yang sebenarnya. Karena Raung Kecil tidak mau mengaku, ia dengan santai membuang Raung Kecil, hampir melemparkannya ke dalam tumpukan sampah di sudut jalan.
"Aaahhh- Yue Yue, kau nyaris melemparku ke atas sampah!" protes Raung Kecil.
Sima You Yue mengabaikan Raung Kecil. Ia menatap orang yang berdiri di gang, lalu bertanya, "Katakan, kau sudah membuntutiku sepanjang jalan. Kau mau apa?"
Orang itu tidak berbicara sejak Raung Kecil muncul. Setelah Sima You Yue memperhatikannya sekarang, ia menjawab, "Ketua klanku mengundangmu."
"Siapa ketua klanmu? Aku bertemu dengan banyak orang akhir-akhir ini, aku tidak ingat ketua klanmu."
"Yue Yue, Yue Yue, orang itu …." Raung Kecil mau memberi tahu Sima You Yue kalau ia mengenali orang tersebut, tetapi tatapan mata Sima You Yue langsung membungkamnya.
Si lelaki berjubah hitam sudah kenal dengan Raung Kecil, raut wajahnya tidak berubah. Ia menjawab dengan penuh hormat, "Nona Muda Yue Yue, tuan bilang untuk selanjutnya dia tidak akan memintamu membayar biaya perjalanan perahumu."
"…." Sima You Yue memanyunkan bibir. Ia tahu siapa yang dimaksud si lelaki berjubah hitam. Siapa lagi orang yang sudah memeras banyak uang darinya?
"Antar aku ke sana." Ia mengangguk pada si lelaki berjubah hitam.
Si lelaki berjubah hitam berbalik pergi dan Sima You Yue mengikutinya. Raung Kecil hendak bergegas menyusul, tetapi Sima You Yue menariknya dan melemparnya lagi. Lagi-lagi ia nyaris dibuang ke dalam tumpukan sampah.