Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Kembar



Kembar

Sima You Yue benar, Hao Zhi memang demikian memerintahkan mereka.     

Akan mereka gunakan semua cara untuk mendapatkan metode akupunktur Sima You Yue!     

Melihat Sima You Yue tampak sangat senang dan puas, mereka luar biasa marah. Namun, mereka tidak berani membunuhnya.     

"Kurung dia di ruang penyiksaan. Bilang pada mereka jangan sampai dia meninggal!" perintah orang yang pertama kali bicara.     

"Siksa dia baik-baik sampai dia jadi seonggok daging! Potong tangan dan kakinya, sisakan mulutnya saja!"     

"Seonggok daging? Apa kalian yakin?" Mata Sima You Yue berbinar-binar, membekukan hati orang yang tadi bicara ketika ia menatap matanya.     

"Baiklah, bawa dia turun!" Orang yang ada di depan melambaikan tangan. Pasukannya langsung melangkah maju.     

Sima You Yue tidak mau membiarkan para penjaga menyentuhnya. Ia hanya berjalan mengikuti mereka.     

Begitu Sima You Yue pergi, orang yang ada di depan langsung memberi perintah, "Laporkan kejadian ini ke klan dan tanyakan pada Ketua Klan bagaimana dia mau menyelesaikan masalah ini. Kirim perintah ini kepada para penyiksa. Biarkan mereka menyiksanya, tetapi jangan bunuh dia sebelum ada perintah dari Ketua Klan."     

"Ya, Tetua Kelima."     

Penjaga tersebut pergi setelah menerima perintah. Orang yang memberi perintah untuk mengubah Sima You Yue menjadi seonggok daging tadi bangkit berdiri, lalu berkata, "Sima You Yue itu terlalu licik. Aku khawatir, coba kuperiksa."     

"Tetua Kesepuluh, jangan berlebihan. Setidaknya kau harus menyisakan tangannya." Tahu benar bagaimana sifat Tetua Kesepuluh, Tetua Kelima pun memperingatkannya.     

"Aku tahu," kata Tetua Kesepuluh, lalu menghilang dari ruang tersebut.     

Melihat Tetua Kesepuluh tiba-tiba muncul di belakang mereka, Sima You Yue memutar matanya, mengabaikan Tetua Kesepuluh.     

Tetua Kesepuluh berjalan mendekat, lalu berkata, "Aku sendiri yang akan mengantarmu."     

Sima You Yue menoleh ke arah lain, sedikit pun tidak sudi menatapnya.     

"Huh, aku mau lihat apa kau masih bisa tetap sesombong ini sebentar lagi!" Tetua Kesepuluh mendengus dingin. Membayangkan bagaimana akhir hidup Sima You Yue nantinya, mulutnya membentuk senyuman yang haus darah.     

"Bukannya kau bilang kita akan pergi ke sana?" tanya Sima You Yue pada seorang pengawal di samping.     

"Jangan khawatir. Mereka akan mengirim orang untuk menjemputmu," kata Tetua Kesepuluh. Lalu, ia menoleh ke pengawal di sampingnya. "Minumkan obat ini padanya terlebih dahulu."     

"Baik, Tetua Kesepuluh." Si penjaga mengeluarkan sebuah pil, hendak memasukkan pil tersebut ke dalam mulut Sima You Yue.     

Sima You Yue mengulurkan tangan dan mengambil pil itu. Kemudian, ia menempatkan pil tersebut di bawah hidungnya untuk mengendusnya, lalu berkata, "Kalian selalu menggunakan jenis racun ini. Apa kalian tidak punya inovasi lain?" Ia memanyunkan bibir. Di bawah pengawasan semua orang yang ada di situ, ia tetap meminum pil tersebut dan bahkan mengeluh karena rasa pilnya tidak enak.     

Tak lama kemudian, ia merasa kepalanya pusing. Ia pun terjatuh di atas tanah.     

Orang-orang tersebut membiarkannya ambruk tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Sementara itu, ia, yang tergeletak di atas tanah dan pura-pura tidak sadar, mengutuk dalam hati.     

Mereka menunggu sejenak, lalu sebuah kapal perlahan-lahan berlayar mendekat. Beberapa penjaga membawa keluar beberapa orang yang penuh luka dan melemparkan mereka ke atas tanah. Kemudian, melihat Sima You Yue, mereka bertanya, "Hanya satu orang ini saja?"     

"Dia bilang dialah yang membakar paviliun penyimpanan harta. Tetua Kelima bilang …." Penjaga tersebut menjelaskan situasinya, lalu memperingatkan, "Tetua Kelima sudah memperingatkan kalau kalian bebas melakukan apa pun yang kalian inginkan padanya, tetapi kalian tidak boleh membunuhnya. Selain itu, tangan dan mulutnya tetap harus utuh."     

"Sudahlah, sudahlah. Aku kan ikut dengan kalian. Untuk apa kalian mengoceh terus di sini?" kata Tetua Kesepuluh dengan tidak sabar.     

Si penjaga mengeluh dalam hati. Justru karena Tetua Kesepuluh ikut ia jadi harus menjelaskan begitu banyak hal pada para penyiksa.     

Si penyiksa membawa Sima You Yue, lalu berbalik untuk naik ke kapal. Tetua Kesepuluh mengikuti mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya berteriak untuk meminta kapal segera berangkat. Kapal perlahan meninggalkan pulau.     

Sima You Yue dilempar ke geladak, lalu si penyiksa berdiri di bagian depan kapal, tenang dan diam. Tetua Kesepuluh mengenali sifat si penyiksa, jadi ia tidak bicara selama perjalanan. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di ruang penyiksaan.     

Sima You Yue diam-diam mulai menyusun rencana. Ruang penyiksaan tidak terlalu jauh dari pulau tempat para tahanan dipenjara. Perahu kecil tersebut menempuh perjalanan selama sekitar satu jam. Ruang penyiksaan tentu saja berada di dalam penghalang roh. Kalau tidak, mereka tidak akan berani bepergian menggunakan perahu. Selain itu, Binatang Roh laut tampak tidak ada di situ.     

Ia dibawa lagi oleh si penyiksa ke pantai dan dilemparkan ke dalam sebuah rumah batu. Pantas saja mereka berani melemparkannya ke situ. Ternyata semua rumah di situ terbuat dari batu. Ia sama sekali tidak bisa membakar rumah itu.     

Tetua Kesepuluh tampaknya telah melakukan sesuatu, tetapi ia tetap ditinggal seorang diri di dalam ruang penyiksaan bersama si penyiksa.     

"Kita sudah sampai. Untuk apa kau masih pura-pura tidak sadar?" Suara si penyiksa enak didengar.     

Mendengar perkataan si penyiksa, ia tahu kalau ia sudah ketahuan. Karena mereka sudah tiba di ruang penyiksaan, ia tidak perlu berpura-pura lagi. Jadi, ia membuka mata dan melihat sebuah wajah yang sangat tampan.     

Mungkin karena si penyiksa sudah lama hidup dalam kegelapan, wajahnya tampak agak pucat. Disandingkan dengan pakaian hitamnya, ia jadi tampak lebih pucat.     

Karena ia sering bermain-main dengan pengakuan dilakukan melalui penyiksaan, ia mengeluarkan bau darah yang ringan dan niat membunuh yang kuat.     

Sima You Yue tidak cemas karena telah ketahuan. Ia duduk dan menatap si penyiksa, lalu bertanya, "Kapan kau tahu?"     

Melihat tidak ada rasa cemas atau takut yang terpancar dari tatapan Sima You Yue, mata si penyiksa berbinar-binar. Ia menjawab, "Kau pintar berpura-pura. Namun, perbedaan sekecil apa pun tidak bisa luput dari telingaku. Napasmu sedikit lebih ringan daripada orang pingsan."     

Sima You Yue tidak menyangka kalau telinga si penyiksa ternyata setajam itu. Ia bersandar di dinding, lalu bertanya, "Karena sejak awal kau sudah tahu, apa kau tidak bisa melemparku dengan sedikit lebih pelan ke geladak?"     

Si penyiksa tercengang, lalu ia menjawab, "Bukankah supaya kelihatan benaran?"     

Ia membantu Sima You Yue?     

"Kenapa kau tidak membongkar rahasiaku?"     

"Untuk apa?"     

"Apa kau tidak takut aku berencana menghancurkan tempat ini?"     

"Hancurkan saja, kalau begitu." Suara si penyiksa terdengar tenang, tetapi Sima You Yue bisa merasakan kebencian yang mendalam.     

"Apa kau tidak takut klanmu akan menghukummu?" tanyanya.     

"Kapan aku bilang kalau ini klanku?"     

"Kau bukan dari Klan Hao?"     

"Aku sama saja dengan yang lainnya. Aku juga pernah dikurung di sini. Hanya saja aku agak istimewa karena menurut Klan Hao aku mampu di bidang ini."     

"…."     

Ternyata ada situasi semacam itu. Sima You Yue berpikir kalau situasi tersebut benar-benar di luar perkiraannya. Ia sungguh menyangka kalau orang yang ada di tempat tersebut pasti anggota Klan Hao!     

"Kau mau supaya aku menyelamatkanmu," katanya dengan percaya diri.     

Si penyiksa tidak mengatakan apa-apa. Ia juga tidak menyangkal perkataan Sima You Yue.     

"Siapa namamu?" Sima You Yue bangkit berdiri dan menyadari kalau ia belum pernah mengalami perubahan situasi sedrastis itu sebelumnya.     

"Su Yang."     

"Su Yang? Klan Su? Apa kau kenal dengan Su Liu Nian?"     

"Kau kenal Su Liu Nian? Dia adik perempuanku." Suara Su Yang selalu terdengar datar, tetapi suaranya jadi sedikit bersemangat ketika ia mendengar nama Su Liu Nian.     

"Kau abangnya? Kenapa dia tidak pernah menyebut namamu?" Sima You Yue cukup percaya pada kata-kata Su Yang karena Su Yang memang tampak agak mirip dengan Su Liu Nian.     

Pantas saja ia merasa agak mengenal wajah Su Yang sebelumnya.     

Su Yang tidak tahu harus bilang apa. Raut wajahnya berubah. Meskipun raut wajahnya hanya berubah sedikit, ketika semua terjadi secara bersamaan, hasilnya jadi sangat berbeda.     

Ia melihat wajah yang tujuh puluh sampai delapan puluh persen mirip dengan wajah Su Liu Nian!     

"Kau …." Tiba-tiba ia melihat wajah Su Liu Nian di wajah Su Yang. Lidahnya jadi agak kelu.     

"Aku dan Su Liu Nian kembar," kata Su Yang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.