Dilarang Masuk
Dilarang Masuk
Terutama para lelaki, mereka langsung cepat-cepat melarikan diri begitu melihatnya.
Setelah berjalan beberapa saat dan menyadari apa yang terjadi di sekitarnya, ia berbalik, menatap Ting Shan dan Ting Shui lalu bertanya, "Apa selalu seperti ini waktu aku keluar?"
"Tidak," jawab Ting Shui.
"Jadi, aku bahkan lebih menakutkan sekarang?" Sima You Yue merasa tak berdaya. Orang-orang tersebut biasanya tidak lari, tetapi sekarang mereka lari begitu melihatnya.
"Biasanya kita keluar bersama rombongan pengawal. Pernah ada orang yang lari, jadi kau menyuruh salah satu pengawal memberinya pelajaran berat. Setelah kejadian itu, kalau mereka melihatmu berjalan bersama pengawal, mereka tidak berani lari," jelas Ting Shan.
"…."
Rombongan pengawal yang membantu Murong Xi melecehkan orang lain!
Kalau begini, bagaimana mungkin ia bisa pergi berbelanja?
Ia berjalan tanpa arah, membatin kalau itu bukan saat yang tepat untuk berbelanja, dan ia akan ditonton seperti monyet di jalan. Melihat sebuah tempat yang tampak seperti kedai teh di sampingnya, ia pun hendak masuk. Saat ia melangkahkan kakinya ….
"Nona!" Ting Shan dan Ting Shui berlari menahan Sima You Yue. "Nona, jangan masuk ke dalam sana!"
Sima You Yue kembali menguasai diri ketika melihat tatapan orang-orang padanya berubah. Mereka tidak takut seperti orang-orang sebelumnya, tetapi terlihat pancaran minat dan harapan dalam tatapan mereka. Namun, Ting Shan dan Ting Shui menatapnya dengan takut.
"Ada apa? Kenapa aku tidak boleh masuk ke sana?" tanya Sima You Yue dengan penasaran.
"Nona, kau sudah pernah diusir dari sini sebelumnya," jawab Ting Shan. "Sejak itu, Nona dilarang masuk. Kau pasti diusir begitu kau masuk."
Sima You Yue terkejut. "Bukankah ini kedai teh? Kenapa aku dilarang masuk?"
"Itu … uhuk … karena kau pernah melecehkan Tuan Muda … dari Kota Mahkota …."
"…."
Murong Xi bahkan berani melecehkan Tuan Muda dari Kota Mahkota, pantas saja Murong Hui hanya bisa berusaha mati-matian membuat Murong Xi menghindari banyak hal ….
"Nona, kalau kau lelah, ayo kita cari tempat lain untuk beristirahat." Takut Sima You Yue akan berjalan masuk lagi, Ting Shan memegang tangan Sima You Yue untuk mencegahnya melakukan hal bodoh.
"…."
Sima You Yue mengembuskan napas, lalu berkata, "Kalau begitu, ayo kita pergi ke toko lain saja."
"Baiklah!" Ting Shan dan Ting Shui buru-buru mengajak Sima You Yue pergi, takut Sima You Yue tiba-tiba berubah pikiran.
Orang-orang yang sudah menanti-nantikan kesempatan untuk menonton pertunjukan tersebut pun terkejut. Seolah-olah mereka tidak mengenal Murong Xi lagi.
"Apa dia benar-benar Hantu Kesedihan?"
"Sepertinya tidak! Hantu Kesedihan pergi begitu saja?"
"Namun, kalau kau lihat lebih dekat, dia memang Hantu Kesedihan!"
"Bagaimana mungkin dia bisa berubah seratus delapan puluh derajat, jadi seperti orang lain? Dia kelihatan terlalu pendiam, terlalu baik! Kupikir dia akan memarahi gadis pelayannya!"
"Kudengar Hantu Kesedihan dikejar dan diburu waktu dia ada di Kota Kecemerlangan Abadi dan dia nyaris mati setelah jatuh dari tebing. Kemudian, Adipati menyelamatkannya, tetapi kepalanya terluka sampai ia hilang ingatan."
"Benarkah?!"
"Tentu saja benar! Berita ini berasal dari Kediaman Adipati. Apa mungkin ini berita palsu?"
"Ya, sepertinya Hantu Kesedihan benar-benar berubah."
"Apa mungkin hilang ingatan bisa mengubah karakter orang?"
"Dia sudah berubah atau belum, kita tidak bisa melihatnya dalam waktu sesingkat ini! Mungkin saja dia hanya pura-pura dan bohong di depan kita."
"Bagaimana kalau kita ikuti mereka?"
"Baiklah!"
Jadi, banyak orang mengikuti Sima You Yue ke toko seberang.
Di lantai dua kedai teh tersebut, di sebuah ruang pribadi yang menghadap ke jalan, seorang lelaki tampan berjubah putih mendengar keributan di bawah sambil menyesap tehnya.
"Hantu Kesedihan berubah? Yuan Yan, kau percaya itu?" Ia tertawa.
"Dia berubah? Hah! Kalau begitu, babi pun bisa terbang sekarang! Tidak mungkin!" Lelaki di seberang lelaki tampan tersebut juga menawan, tetapi cara bicaranya jauh lebih kasar dan ia gampang marah. Saat topik pembicaraan mereka beralih ke Murong Xi, tatapan matanya dipenuhi rasa jijik.
"Aku benar-benar penasaran, apa sebenarnya yang dia lakukan padamu sampai-sampai kau begitu membencinya?" Si lelaki berjubah putih meletakkan cangkir teh, lalu menatap Yuan Yan sambil tersenyum.
"Mo Zhi, karena kau berhubungan dekat dengan Tuan Mo Yu, kenapa kau tidak membantuku membunuh Murong Xi? Lagi pula, dengan adanya Tuan Mo Yu, mereka pasti sama sekali tidak berani menyentuhmu! Bagaimana?" Yuan Yan menatap Mo Zhi dengan penuh harap.
Mo Zhi tersenyum. "Kau umur berapa sih?! Bisa-bisanya kau masih minta orang lain mengerjakan tugasmu?"
"Ugh, aku kesal sekali! Aku datang ke sini justru karena kudengar Murong Xi sedang tidak ada di Kota Luas. Tak kusangka dia sudah pulang!" kata Yuan Yan dengan jengkel.
"Menurutku dia biasa saja! Dia kelihatan seperti gadis kecil yang tenang," kata Mo Zhi.
"Dia?" Yuan Yan mengulurkan tangannya di depan Mo Zhi dan melambaikannya ke atas dan ke bawah. "Apa kau buta?"
"Gara-gara aku buta makanya aku bertemu denganmu," balas Mo Zhi tanpa ampun.
"Ck!" Yuan Yan menarik tangannya dan mendengus dengan dingin. Kemudian, ia melihat ke toko di seberang jalan yang dikelilingi banyak orang. Ia tidak tahu entah karena ia melihat sosok Sima You Yue atau membayangkan apa yang sudah Murong Xi lakukan padanya sehingga sekujur tubuhnya merinding.
Mo Zhi mengalihkan pandangannya untuk melihat apa yang terjadi, lalu bertanya, "Bukannya kau bilang dia sampah? Kenapa dia membeli banyak sekali bahan ramuan?"
"Mana kutahu!" Yuan Yan tidak tertarik dengan apa yang Sima You Yue beli di sana.
"Hmm?" Alis Mo Zhi terangkat, tatapan matanya jadi lebih penasaran.
"Apa lagi?" tanya Yuan Yan dengan cemberut.
Jangan pikir ia tidak tahu. Sebenarnya alasan Mo Zhi sangat tertarik pada Murong Xi bukan karena Mo Zhi penasaran dengan bagaimana sifat Murong Xi sebenarnya, tetapi karena Murong Xi pernah melecehkannya sebelumnya! Mo Zhi hanya mau menyaksikan terjadinya drama!
Kalau ia tahu ia akan bertemu dengan Murong Xi, ia tidak akan mengajak Mo Zhi ke sini!
Sambil melihat ke sana Mo Zhi bertanya, "Toko itu, lantai satu menjual pil dan bahan ramuan, lantai dua persenjataan roh, lantai tiga formasi, dan lantai empat batu roh, kan?"
"Yah, iya! Kenapa?" Yuan Yan bahkan tidak mau melihat ke arah sana.
"Murong Xi memilih banyak bahan ramuan di lantai pertama, lalu pergi ke lantai dua untuk melihat persenjataan roh. Lalu, pergi ke lantai tiga untuk membeli beberapa batu formasi kosong dan berkeliling di lantai empat. Namun, sepertinya karena batu roh di sana terlalu mahal, ia tidak jadi beli," jawab Mo Zhi dengan perlahan.
"Cih, dia itu cuma sampah, paling-paling dia beli semua itu, lalu minta orang lain membantunya untuk menyempurnakannya," kata Yuan Yan dengan kesal. "Sudahlah, jangan bicarakan dia lagi! Aku jadi tidak selera minum teh."
"Hahaha, menurutku dia cukup cantik." Mo Zhi terkekeh.
"Yah, kalau menurutmu dia cantik sekali, pergi sana temui dia! Kenapa kau masih di sini minum teh denganku?" kata Yuan Yan dengan jengkel.
"Baiklah, aku tidak akan membicarakannya lagi. Kalau kali ini urusanmu selesai, kau akan pulang ke klan dengan lebih mudah." Mo Zhi tidak lagi menggoda Yuan Yan.
"Kau benar-benar tahu bagaimana cara menggarami luka. Sudahlah, minum saja tehmu." Yuan Yan menyerahkan secangkir teh lagi ke tangan Mo Zhi sambil mendengus.
"Kan aku hanya mengkhawatirkanmu?"
"Aku tidak melihat kau khawatir, yang kulihat kau hanya menyombongkan diri." Yuan Yan mendengus dengan dingin.
"Masa sih?"
Saat itu, terdengar suara-suara dari pintu di toko seberang. Hanya suara yang penuh pujian yang terdengar, "Nona, tolong hati-hati di jalan. Silakan datang lagi ke sini lain kali."