Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Lembah Sungai Bulan



Lembah Sungai Bulan

Dini hari esok harinya, Sima You Yue mengemas barang-barangnya, lalu berlari keluar. Melihat tingkahnya, Murong Hui menatapnya dengan penuh kasih sayang.     

"Kau sudah siap?"     

"Tidak banyak yang perlu kusiapkan, yang penting aku bisa sampai di sana. Ayah, apa kau sudah siap? Kita bisa berangkat begitu kau sudah siap," jawab Sima You Yue sambil tersenyum.     

"Guk, guk, guk!"     

Hitam Kecil menyalak beberapa kali untuk mengingatkan Sima You Yue agar jangan sampai melupakannya!     

"Aku tahu. Yah, kalau kau tidak patuh padaku setelah kita pergi ini, kau tak akan kuajak keluar lagi nanti, mengerti?" ancam Sima You Yue.     

Setelah tahu kalau ia tidak bisa memaksa Hitam Kecil kembali ke dalam Pagoda Roh, ia sangat tidak berdaya. Untungnya, kondisi Hitam Kecil belum terlalu pulih, dan Hitam Kecil tidak menyadarinya. Kalau tidak, Hitam Kecil pasti sudah lebih merajalela.     

Memikirkan identitas Hitam Kecil, ia mendesah dalam hati. Makhluk yang begitu perkasa mau tidak mau jadi makhluk kecil macam Hitam Kecil sekarang, dan itu pun ia manfaatkan dengan menyedihkan. Namun, kalau orang lain sampai tahu siapa sebenarnya Hitam Kecil, mungkin justru ia-lah yang sengsara.     

"Sudah siap, ayo pergi." Murong Hui tidak tahu kenapa Sima You Yue sangat memanjakan Hitam Kecil, tetapi semua Binatang Roh di sekitarnya seharusnya pasti punya kemampuan khusus. Ia dengar Binatang Roh Sima You Yue di dunia manusia sangat kuat.     

Meskipun Murong Hui telah dijebak saat di perjalanan pulang sebelumnya, ia tetap tidak membawa banyak orang dalam perjalanan kali ini. Kepala pelayan, Murong Lin, tinggal di Kediaman Adipati untuk menangani urusan kediaman, jadi Sima You Yue tidak akrab dengan orang-orang yang ikut dengan mereka.     

Mereka meninggalkan Kota Luas. Meskipun mereka berusaha tidak menonjol, kabar semacam itu tetap tersebar ke banyak orang. Sebelumnya, Murong Hui terluka, tetapi sekarang ia tetap pergi keluar. Apa berita tentang lapisan bijih tersebut memang benar?     

Maka dari itu, banyak orang yang mengikuti mereka.     

Ketika Mo Zhi mendapat kabar itu, ia sedang minum teh bersama Yuan Yan di kedai teh.     

"Berita apa yang begitu menyita perhatianmu?" tanya Yuan Yan.     

"Murong Xi, dia ikut Murong Hui keluar kota." Mo Zhi meletakkan catatan tersebut di atas meja.     

Membaca kata-kata di catatan kecil tersebut, mata Yuan Yan langsung tertuju pada tulisan 'Murong Xi'.     

"Memangnya kenapa kalau dia pergi ke luar kota?" Yuan Yan menyesap teh supaya tampak biasa saja.     

Mo Zhi melirik Yuan Yan, lalu menjawab, "Dia pergi ke Lembah Sungai Bulan."     

"Lembah Sungai Bulan? Bahaya sekali di sana." Kening Yuan Yan berkerut.     

"Yah, memang bahaya. Namun, …."     

"Namun, apa?"     

"Tepat ketika Murong Hui pulang dari Lembah Sungai Bulan, dia diserang. Sekarang, mereka tetap pergi ke arah yang sama, aku tidak tahu apa yang akan mereka hadapi selanjutnya."     

"Kalau mereka tahu bahayanya, kenapa mereka tetap pergi ke sana?" Mata Yuan Yan tampak memancarkan sedikit rasa khawatir. "Untuk apa ayahnya mengajaknya? Dia sendiri habis terluka dan Murong Xi tidak cukup kuat."     

"Kau mengkhawatirkan keselamatannya," komentar Mo Zhi dengan yakin.     

"Kenapa kau beranggapan selancang itu? Aku cuma penasaran," kata Yuan Yan. "Ayo kita juga pergi ke Lembah Sungai Bulan. Mungkin aku bisa menemukan apa yang kumau di sana."     

"Kau merasa itu ada di sana?"     

"Mungkin saja!" jawab Yuan Yan. "Sudah lama sekali kita mencarinya di kota dan belum juga menemukannya. Sudah waktunya kita mulai cari di luar kota."     

"Kau juga setuju? Kalau begitu, ayo kita pergi ke Lembah Sungai Bulan. Mungkin kita bisa mencari tahu apa yang membuat Murong Hui bersikeras tetap pergi ke sana."     

"Kau Tuan Muda Klan Yuan, aku di sini hanya untuk membantumu. Kalau kau bilang pergi, maka ayo kita pergi."     

"Kalau begitu, ayo pergi."     

Tak lama kemudian, mereka berdua meninggalkan kedai teh tanpa seorang pun pengawal, lalu diam-diam mengikuti rombongan Murong Hui.     

Sementara itu, di kediaman Klan Dong, Dong Qi Lian juga mendapat berita tersebut.     

"Mereka pergi ke Lembah Sungai Bulan?" tanya Dong Qi Lian sambil menatap orang yang berlutut di lantai.     

"Ya."     

"Lembah Sungai Bulan, tempat itu berbahaya sekali. Apa kalian sudah dapat informasi tentang anjing itu?"     

"Hamba tidak mampu, hamba tidak bisa menemukan informasi apa pun." Orang yang berlutut di tanah menunduk, bertanya-tanya hukuman macam apa yang akan ia terima.     

"Lupakan saja kalau tidak ketemu. Kalau kau pergi ke sana dan bawa pasukan, kau harus bunuh Murong Xi di Lembah Sungai Bulan! Kalau kau juga tidak bisa bunuh dia, kau saja yang mati di sana!" perintah Dong Qi Lian dengan kejam.     

"Ya, Nona!"     

"Pergi." Dong Qi Lian melambaikan tangan.     

"Nona, ada satu hal lagi. Hamba tahu kalau Tuan Muda Klan Yuan juga mengikuti mereka."     

"Apa katamu?" Dong Qi Lian menatap pengawal tersebut dengan kaget. "Yuan Yan juga pergi ke Lembah Sungai Bulan? Kau yakin?"     

"Waktu hamba pulang, kami lihat Yuan Yan dan seorang lainnya pergi ke arah sana. Namun, hamba belum yakin apa mereka memang mau pergi ke Lembah Sungai Bulan atau bukan."     

Dong Qi Lian bingung. "Lembah Sungai Bulan itu berbahaya sekali, apa yang Yuan Yan mau lakukan di sana?"     

"Kurasa, mungkin aku tahu apa alasannya," kata Dong Qi Shuang sambil berjalan masuk. "Kak, aku baru saja dengar dari ayahku dan yang lainnya kalau mungkin ada lapisan bijih di Lembah Sungai Bulan."     

"Ada lapisan bijih? Bagaimana kau bisa tahu?"     

"Barusan kudengar mereka berunding dan sekarang mereka semua sedang menuju ke sana. Kubilang aku mau ikut, tetapi ayahku tidak mau mengajakku," jawab Dong Qi Shuang. "Kak, apa sebaiknya kita juga pergi dan memeriksa situasi di sana? Kudengar banyak orang yang pergi ke sana, pasti ramai sekali di sana."     

Dong Qi Lian tidak bicara. Mengira Dong Qi Lian tidak mau, Dong Qi Shuang pun memohon, "Kak, bukannya kau suka Yuan Yan? Bagaimana kau bisa tahu apa yang mau dia lakukan di sana? Bagaimana kalau terjadi sesuatu?"     

"Turunlah dahulu dan lakukan apa yang tadi kujelaskan." Dong Qi Lian melambaikan tangan. Orang-orang yang ada di lantai pun bangkit, lalu pergi.     

"Kak, apa kita akan pergi?"     

"Karena menurutmu begitu, ayo kita lihat ke sana. Namun, yang jelas kalau kau tidak patuh padaku waktu kita di sana, kau akan langsung kupulangkan," jawab Dong Qi Lian.     

"Kak, kapan kau akan berhenti bicara! Baiklah, ayo pergi, kalau tidak kita tidak akan bisa menyusul mereka!" kata Dong Qi Shuang dengan cemas.     

"Gadis konyol, untuk apa kau segelisah ini?" Meskipun Dong Qi Lian menegur Dong Qi Shuang, gerakannya sama sekali tidak lambat. Keduanya langsung pergi bersama para pengawal.     

Sementara itu, di kediaman Klan Xiao, Xiao Ruo Bai baru saja keluar dari kultivasi tertutup dan menemui kakeknya untuk menceritakan tentang kenaikan peringkatnya. Kakeknya dengar kalau Sima You Yue sudah pergi ke Lembah Sungai Bulan, dan Klan Xiao berencana mengutus orang untuk menemui Sima You Yue. Xiao Ruo Bai langsung memohon untuk ikut serta.     

Ketua Klan Xiao tidak bisa menolak permintaan Xiao Ruo Bai, jadi mau tidak mau ia harus mengajaknya bersamanya.     

Berita tentang pergerakan Kota Luas langsung sampai di telinga Murong Hui.     

Sima You Yue menatap Murong Hui dari samping, lalu bertanya dengan penasaran, "Ayah, kenapa kau mau mereka tahu kalau kita pergi ke sini?"     

"Kekuatan-kekuatan di Kota Luas juga harus dibersihkan," jawab Murong Hui. "Kau khawatir?"     

"Tidak. Menurutku, kalau Ayah berani melakukan ini, berarti kau pasti sudah siap," jawab Sima You Yue. "Aku hanya berpikir, kalau mereka datang ke sini, apa mereka akan menghalangi rencana kita?"     

"Sama sekali tidak ada lapisan bijih di Lembah Sungai Bulan," jawab Murong Hui. "Setelah kita singkirkan mereka, kita cari lagi lapisan bijih itu."     

Sima You Yue terkejut. "Ayah, bagaimana kau bisa tahu kalau tidak ada lapisan bijih di Lembah Sungai Bulan?"     

"Kami sudah beberapa kali mencari di sini, tetapi tetap nihil. Jadi, seharusnya tidak ada lapisan bijih di sini," jawab Murong Hui.     

Sudut mulut Sima You Yue berkedut. Ternyata rencana Murong Hui hanya berdasarkan tebakan tersebut.     

"Ayah, ada lapisan bijih di Lembah Sungai Bulan. Aura lapisan bijih itu bisa kurasakan."     

Murong Hui tercengang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.