Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Kota Mo



Kota Mo

Alam Kacau, apa ada peluang di sana?     

Raja Hantu tidak tahu kenapa, tetapi ketika ia mendengar perkataan Sima You Yue, ia juga berpikir hal tersebut mungkin terjadi. Toh, kehidupan memang berasal dari situ.     

"Menurutku, karena tempat itu bisa menciptakan kehidupan, itu mungkin berguna untuk situasi saat ini," kata Sima You Yue.     

"Namun, tidak ada lagi orang yang bisa pergi ke Alam Kacau," kata Raja Hantu. "Bahkan bagiku saja, aku hanya pernah mendengarnya, tetapi belum pernah ke sana."     

Sima You Yue mengeluarkan sebuah botol batu giok dan meletakkannya di tangan Raja Hantu. "Alam Kacau kosong melompong sekarang. Ada kabut putih dari sungai yang memelihara kehidupan di mana-mana. Inilah air dari sungai itu. Kalau ada sesuatu yang bisa membantumu, seharusnya ini dia."     

"Kau dapat ini dari mana? Kau sudah pergi ke Alam Kacau?" tanya Raja Hantu sambil menatap Sima You Yue dengan bingung. Ia menerima botol batu giok, tetapi tidak langsung memeriksa isinya.     

"Waktu aku di dunia manusia, jiwaku pernah pergi ke Alam Kacau sekali, tetapi Lingyu membawaku keluar. Beberapa waktu lalu, karena suatu hal, aku masuk lagi ke sana. Aku bawa ini dari kunjunganku yang terakhir itu. Jangan khawatir, tidak ada yang terjadi. Lihatlah, aku baik-baik saja, kan? Periksalah dan lihat apa itu bisa berguna."     

Raja Hantu memeriksa botol batu giok, lalu menatap Sima You Yue dengan terkejut. "Ini air dari sungai itu?"     

"Ya, kalau itu tidak cukup, aku masih punya lagi," jawab Sima You Yue.     

Botol batu giok yang ia berikan pada Raja Hantu bukan botol batu giok biasa, karena kapasitas di dalamnya hampir sama dengan sebuah sungai kecil. Namun, jumlah itu tidak sebanding dengan yang sungai yang ada di dalam Pagoda Roh.     

Raja Hantu mau bertanya pada Sima You Yue apa Sima You Yue telah memindahkan seluruh sungainya, tetapi ia menahan diri. Ia menuangkan sedikit air sungai tersebut. Ia bisa merasakan kekuatan yang istimewa di telapak tangannya.     

"Bagaimana Kakek? Apa menurutmu itu akan berguna?" tanya Sima You Yue.     

Awalnya, Raja Hantu tidak banyak berharap, tetapi setelah telapak tangannya menyerap kekuatan tersebut, akhirnya ia tersenyum gembira.     

"Ini berguna, bisa kurasakan kekuatan di dalam tubuhku samar-samar berubah." Raja Hantu melihat botol batu giok di tangannya dengan sangat bersemangat. Sedikit saja sudah bisa membuatnya merasakan bedanya. Kalau ia pakai semua, ia penasaran apa air itu bisa benar-benar membantunya.     

Selain itu, ia merasa kalau tao langit di dalam tubuhnya sedikit berubah.     

Sima You Yue bertepuk tangan. "Kalau begitu, Kakek harus benar-benar mempelajarinya, aku akan berhenti mengganggumu."     

Ia tidak tahu apa-apa tentang itu, jadi tidak ada gunanya ia tetap di situ. Bagaimanapun, Raja Hantu adalah Raja Alam Hantu, dan Raja Hantu pasti lebih banyak tahu daripada dirinya. Kalau Raja Hantu saja tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, maka ia tentu juga tidak mungkin tahu.     

"Baiklah." Raja Hantu tidak menahan Sima You Yue, ia perlu lebih lanjut mempelajari air tersebut.     

Sima You Yue kembali ke istana, meminta Wu Lingyu, Bayangan Hitam, dan Huan bersiap-siap untuk berangkat. Saat itu, dua pengawal yang sebelumnya menjaga gerbang datang ke Istana Taruna.     

"Han Feng dan Han Shan datang ke sini untuk melapor pada Putri Muda." Keduanya memberi hormat dengan sikap yang sangat patuh.     

"Ternyata Han Feng dan Han Shan itu kalian berdua!" kata Sima You Yue. "Apa kalian tahu permintaanku?"     

"Raja sudah memberi tahu kami," jawab Han Shan. "Kami akan memimpin pasukan kami dan mengikuti dari jauh. Yakinlah kami tidak akan mengganggu Putri Muda."     

"Bagus."     

"Namun, kami butuh aura Putri Muda." Setelah itu, Han Feng mendekati Sima You Yue dan menepuk pundaknya. Sebuah benda putih melayang keluar dari tubuhnya dan mendarat di tangan Han Feng.     

Tubuhnya tidak terasa tidak nyaman atau semacamnya, jadi ia tidak mengatakan apa-apa.     

"Ini hanya aura Putri Muda, dan tidak akan menyakiti tubuhmu. Selain itu, kau bisa hubungi kami pakai ini." Han Feng memberinya sebuah batu suara.     

Sima You Yue menyimpan batu suara tersebut. Setelah mempertimbangkan, ia mengeluarkan beberapa Lebah Merah Tua. "Kalian bawa ini juga."     

Han Feng menerima para Lebah Merah Tua. Ia menebak kalau lebah-lebah itu Binatang Roh kontrak Sima You Yue supaya mereka bisa langsung terhubung dengan satu sama lain.     

Sima You Yue dan Wu Lingyu pergi dan berjalan langsung melalui ruang. Han Shan berkata, "Ayo pergi."     

Han Feng menatap Han Shan, lalu berkata, "Ayo, kita temui Raja terlebih dahulu."     

Han Shan mau bilang, bukannya mereka baru saja datang dari tempat Raja? Kenapa mereka kembali lagi? Namun, melihat raut wajah Han Feng yang bermartabat, ia tidak mengucapkan apa pun, dan kembali ke tempat Raja Hantu berkultivasi tertutup.     

Melihat Hang Fang dan Han Shan, Raja Hantu bertanya, "Ada apa?"     

"Yang Mulia, apa kau tahu kalau Putri Muda itu … tubuh jiwa?" Pertanyaan Han Feng membuat Han Shan tertegun.     

"Justru karena itu aku minta kalian berdua memimpin tim. Tidak peduli tubuh jiwa atau bukan, dia Putri Klan Hantu. Camkan saja itu," kata Raja Hantu dengan sungguh-sungguh.     

"Ya, Raja." Han Feng tahu kalau Raja Hantu seharusnya sudah tahu sejak lama.     

Raja Hantu melihat Han Feng dan Han Shan pergi, lalu lanjut mempelajari Air Kacau.     

Tidak banyak orang yang tahu kalau Sima You Yue pergi meninggalkan istana. Saat Selir Hantu tahu, Sima You Yue sudah lama berangkat. Setelah kehilangan peluang pertama dan tidak tahu Sima You Yue pergi ke mana, mau tidak mau ia hanya bisa membunuh Sima You Yue setelah ia menerima kabar tentang Sima You Yue.     

Setengah bulan kemudian, Sima You Yue sampai di sebuah kota yang makmur. Alih-alih langsung mencari orang, mereka mencari tempat untuk menginap.     

Sima You Yue membuka jendela kamar, tidak banyak pejalan kaki di sekitar jalan itu.     

Wu Lingyu mendekati punggungnya, memeluknya dari belakang, meletakkan dagunya di bahunya, lalu berkata, "Sepertinya terjadi sesuatu pada Klan Mo."     

"Yah, menurut sepupuku, Kota Mo sangat makmur, tetapi sekarang tidak ada banyak orang di jalan, juga banyak toko yang tutup dan bahkan menolak pelanggan," timpal Sima You Yue menganalisis. "Menurutku mereka semua sudah pulang ke klan. Tampaknya Klan Mo mengalami masalah yang cukup serius kali ini!"     

"Kapan kita akan pergi?" tanya Wu Lingyu.     

"Besok. Setelah perjalanan panjang, kita semua agak lelah. Setelah istirahat yang cukup, barulah kita bisa menghadapi hal yang belum kita ketahui dengan lebih baik," jawab Sima You Yue. "Aku juga sudah minta Lebah Merah Tua untuk mengintai dan mengawasi. Siapa tahu mereka bisa menemukan sesuatu."     

Sayangnya, selama ini Lebah Merah Tua selalu kembali dengan tangan hampa.     

Sima You Yue tidak kecewa. Kalau klan besar macam Klan Mo mau menyembunyikan sesuatu, maka orang luar pasti tidak akan bisa mengetahuinya.     

Mereka mengunjungi toko terbesar di kota dan berkata pada penjaga toko yang menghampiri mereka, "Aku mau bertemu dengan pengelola tokomu."     

"Para pelanggan, mohon maaf, pengelola toko kami sedang sibuk sekarang. Ia masih belum bisa menemui pelanggan," katanya dengan nada meminta maaf. "Kalau kalian mau beli sesuatu, aku bisa mendampingi kalian."     

"Aku tidak mau beli apa-apa." Sima You Yue mengeluarkan sebuah penanda dan menyerahkannya pada si penjaga toko.     

Melihat penanda tersebut, raut wajah si penjaga toko langsung berubah. Ia menerima penanda itu, lalu berkata, "Semuanya, mohon tunggu sebentar, coba kutanyakan pada pengelola toko."     

Setelah itu, ia pergi melalui pintu samping menuju ke pelataran belakang. Setelah beberapa saat, ia pun muncul dan mengembalikan penanda tersebut. Ia berkata, "Pengelola toko sedang menemui tamu, tetapi dia bilang dia bisa mengundang kalian masuk. Silakan ikuti aku."     

Mereka berempat mengikutinya ke pelataran belakang dan masuk ke ruang tamu. Mereka pun terkejut melihat orang yang sedang duduk di ruang tamu. "Kau!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.