Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Kepura-puraan



Kepura-puraan

Meskipun sangat halus, raut wajah Ketua Klan Wei sedikit berubah, anggota Klan Hua yang sangat memperhatikannya tentu bisa melihat kelegaannya.     

"Kami tidak bisa menyalahkan kalian atas kematian Wei Xing. Itu pilihannya sendiri dan kami menghormatinya," kata Ketua Klan Wei dengan sedih. "Karena dia telah menerima imbalan dari kalian, tentu dia bertanggung jawab atas keselamatan kalian. Jadi, kalian tidak perlu menyalahkan diri kalian sendiri."     

"Bagaimanapun juga, Klan Wei jadi kehilangan pendekar yang sangat kuat dan kami merasa sangat menyesal atas kehilangan Klan Wei," kata Tetua Agung. "Kami telah membawa sesuatu untuk meminta maaf."     

"Tetua Agung, kau terlalu sopan."     

"Aku tahu tuan muda kalian sedang mencari pil pemajuan baru-baru ini. Kebetulan kami punya …."     

Mendengar kata-kata 'pil pemajuan', mata Ketua Klan Wei berbinar-binar. Ia bertanya sambil menahan kegembiraannya, "Apa itu benar-benar pil pemajuan?"     

Tetua Agung mengeluarkan sebuah kotak dan menyerahkannya pada Ketua Klan Wei. Setelah membuka kotak tersebut dan melihat pil hitam tergeletak di dalamnya, tampangnya tampak tak percaya. Ia geleng-geleng. "Ini memang pil pemajuan! Bagaimana mungkin kami bisa menerima ini?"     

"Ketua Klan Wei, sekarang kalian butuh ini lebih daripada kami. Tolong terimalah," kata Tetua Agung.     

"Kalau begitu, aku tidak akan menolak tawaran baik kalian. Lin'er memang sedang berada di titik kritis sekarang. Dengan adanya pil pemajuan ini, setelah ia naik peringkat, ia akan datang langsung ke pintu Klan Hua untuk berterima kasih," kata Ketua Klan Wei dengan penuh rasa terima kasih sambil menyimpan pil tersebut.     

Sungguh pertukaran yang berharga! Ketua Klan Wei mendapat pil pemajuan sebagai ganti Wei Xing yang tidak terlalu mendukungnya di klan. Ha, kematian Wei Xing ternyata membawa keberuntungan.     

Benaknya penuh dan terus berputar, tetapi ia tidak menunjukkannya lewat raut wajahnya. Dibandingkan dengan pikirannya, orang pasti mengira kalau ia sedang berduka atas keponakannya yang telah tiada. Setelah beberapa pertimbangan, ia menyelidiki dengan bertanya, "Karena Wei Xing mati di tangan Binatang Roh penjaga, apa kalian berhasil mendapat jamur salju?"     

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, mata Tetua Agung pun memerah.     

"Ada apa? Hua Tua, dia …."     

"Kondisi Ketua Klan sudah sangat buruk. Kalaupun sekarang kami kirim orang ke sana, kurasa mereka tidak akan bisa menghadapi Binatang Roh penjaga itu," jawab Tetua Agung dengan nada sedih, muram dan putus asa. "Ketua Klan Wei, kuharap kau bisa merahasiakan ini demi kami. Kalau kau beri tahu Klan Zheng, takutnya …."     

"Aku paham," kata Ketua Klan Wei dengan sedih. "Tak kusangka kondisinya jadi begitu parah kali ini. Bagaimanapun, kedua klan kita ini saling berteman. Kalau kalian butuh sesuatu, bilang saja pada kami. Kalau ada yang bisa kami bantu, kabari saja kami."     

Mata Tetua Agung tiba-tiba berubah jadi sangat cerah, seolah-olah dari tadi ia memang hanya menunggu kata-kata tersebut. Ia membungkuk pada Ketua Klan Wei dan berkata, "Mendengar kata-kata Ketua Klan, kami jadi jauh lebih lega. Kalau kami nanti butuh bantuan, kami akan minta tolong pada Klan Wei untuk membantu kami melewati kesulitan."     

Semua orang yang ada di situ paham kalau kesulitan tersebut merujuk pada Klan Zheng.     

"Ya. Kalian utus saja orang untuk mengabari kami nanti!" janji Ketua Klan Wei.     

"Terima kasih, Ketua Klan Wei!" Tetua Agung memimpin semua anggota Klan Hua untuk memberi hormat, kemudian pergi meninggalkan Klan Wei.     

Setelah mereka pergi, Wei Lin, Tuan Muda Klan Wei, berjalan masuk.     

"Kakek, apa kita benar-benar akan mengulurkan tangan untuk membantu Klan Hua?" tanya Wei Lin.     

"Bagaimana mungkin?" ejek Ketua Klan Wei. "Klan Hua sudah berada di akhir pertempuran. Melihat kondisi mereka, tidak mungkin mereka bisa bertahan hidup. Selain itu, Klan Zheng sudah janji pada kita, asal kita tidak ikut campur, kita akan dapat sepertiga kekayaan Klan Hua."     

"Kalau begitu, kenapa kau bersepakat dengan mereka? Mereka sudah bunuh Wei Xing. Belum lagi, mereka masih bisa-bisanya datang menemui kita dengan tak tahu malu untuk minta bantuan. Dasar tebal muka! Kenapa Hua Yu tidak mati saja di luar sana!" kata Wei Lin dengan getir.     

Ia membenci Hua Yu. Ia membenci Hua Yu sejak ia masih kecil. Hua Yu jelas-jelas lebih muda darinya, tetapi bakatnya jauh lebih tinggi. Sekarang kekuatan Hua Yu telah jauh melampauinya dan orang-orang Wilayah Tepi Barat suka membanding-bandingkan mereka berdua. Maka dari itu, ia semakin membenci Hua Yu.     

Di luar dugaan, ketika mereka keluar beberapa hari yang lalu, Wei Xing meninggal, tetapi Hua Yu justru pulang hidup-hidup. Alangkah baiknya kalau Hua Yu-lah yang mati!     

Ketua Klan Wei tersenyum. "Kubilang pada mereka untuk mengutus orang untuk memberi tahu kita kalau mereka butuh bantuan. Mengingat kesombongan Klan Hua, mereka tidak akan mengutus siapa pun untuk minta bantuan sampai saat-saat terakhir. Kalau sudah di saat-saat terakhir, siapa yang bisa jamin kalau orang yang mereka utus untuk memberi tahu kita bisa datang ke kediaman Klan Wei dengan lancar? Asal orang itu tidak datang ke rumah kita dan kita tidak bertemu siapa pun, kita tidak perlu melakukan apa-apa. Dengan begitu, aku tidak melanggar janji yang barusan kuucapkan."     

"Memang Kakek yang paling bijaksana." Setelah mendengar Ketua Klan Wei tidak akan benar-benar membantu Klan Hua, Wei Lin pun tersenyum senang.     

"Lin'er, lihat ini." Ketua Klan Wei mengeluarkan pil pemajuan dan menyerahkannya pada Wei Lin. Setelah membuka kotaknya dan melihat pil di dalamnya, Wei Lin nyaris melompat kegirangan.     

"Kakek, ini benar-benar pil pemajuan?"     

"Tentu saja, aku sendiri yang mengujinya," jawab Ketua Klan Wei. "Kau sudah terlalu lama macet di peringkatmu yang sekarang. Selama kau minum pil ini, kau pasti bisa naik ke peringkat selanjutnya."     

"Baiklah! Aku akan berkultivasi tertutup sekarang." Wei Lin langsung meminum pil tersebut dan tidak mau berlama-lama. Ia membungkuk pada Ketua Klan Wei, lalu pergi dengan tergesa-gesa.     

Dengan pil tersebut, kali ini ia pasti bisa naik peringkat!     

Setelah dibantu masuk ke kediaman Klan Hua, gelagat Hua Yu yang lemah berubah. Meski wajahnya masih pucat, ia cukup kuat dan tidak perlu ditopang orang lain.     

Hua Yuan, yang berdiri di sampingnya, tersenyum. "Putri Muda, obat ini benar-benar manjur. Dia hanya sedikit terluka, tetapi kau membuatnya kelihatan seperti sedang benar-benar terluka parah."     

"Ya!" Hua Yu menyentuh dadanya. "Kalau aku sendiri tidak tahu bagaimana kondisiku yang sebenarnya, pasti kupikir aku akan mati."     

Sebelumnya, setelah mereka berunding di pagi hari, ia nyaris melukai dirinya sendiri dengan parah. Tepat pada saat itu Sima You Yue meminta pelayan untuk mengirim sebuah pil, sambil berpesan kalau pil tersebut bisa membuatnya terlihat seolah-olah sedang terluka parah.     

Meskipun ia tidak tahu Sima You Yue pakai cara apa, ia memercayainya dan meminum pil itu tanpa ragu. Ia tidak menyangka kalau khasiatnya semanjur itu.     

"Putri Muda baik sekali pada kita. Sebelum kita sempat berterima kasih untuk yang terakhir kalinya, lagi-lagi dia membantu kita," kata Hua Yuan dengan penuh syukur.     

"Ya! Bertemu dengan Putri Muda mungkin merupakan keberuntungan terbesar kita." Hua Yu mengembuskan napas.     

Tanpa Sima You Yue, mereka tidak akan bisa pulang, tidak bisa mendapatkan jamur salju, tidak akan bisa menyelamatkan Ketua Klan Hua, dan tidak akan mungkin tahu kalau Klan Wei telah bersekongkol dengan Klan Zheng. Berkat Sima You Yue-lah mereka jadi punya pandangan yang baik, dan bahkan bisa ambil inisiatif dalam menyelesaikan masalah tersebut.     

Kemudian, seorang pelayan datang mendekat dan berkata, "Tetua Agung, Tuan Muda, dan Nona Muda, Putri Muda bilang mereka mau bertemu Ketua Klan dan mengundang kalian semua."     

Sima You Yue menemui Ketua Klan? Mereka bertiga agak terkejut, dan bergegas setelah menanyakan tempat pertemuannya.     

"Hua Xu memberi salam pada Putri Muda, Tuan Mo Yu." Ketua Klan Hua memberi hormat pada keduanya.     

Mo Yu mendahului Sima You Yue duduk di kursi. Hua Yu dan yang lainnya bergegas mendekat.     

"Putri Muda, Tuan Mo Yu."     

"Sepertinya kalian melakukan pekerjaan dengan baik hari ini." Sima You Yue tersenyum.     

"Ini semua berkat obat Putri Muda," kata Hua Yu dengan penuh terima kasih.     

"Aku ke sini hari ini karena ada berita yang mau kuberitahukan pada kalian …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.