Pelacur Paling Terkenal
Pelacur Paling Terkenal
"Hei hei hei, gadis itu cantik sekali! Bayangan Hitam, lihat itu, dada, pinggang dan pantatnya, ck ck ck, sekali lihat kau pasti langsung ketagihan!" Ia menyentuh dagunya, air liurnya nyaris mengalir keluar.
Lagi-lagi ia melihat semua yang ada di situ dengan penuh minat.
"Tuan Muda, kau benar, gadis-gadis di sini jauh lebih cantik daripada yang di tempat kita!" Bayangan Hitam ikut-ikut mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan sangat bersemangat.
Melihat Sima You Yue bertingkah demikian, si muncikari menghampirinya, lalu berkata, "Apa ini kali pertama Tuan Muda datang ke sini?"
"Ya ya ya!" Sima You Yue mengangguk. "Aku belum pernah pergi ke bordil! Oh, jangan tahan aku di sini, aku mau masuk dan melihat gadis yang ada di dalam! Aku punya uang!"
"Hehehe, Tuan Muda, jangan khawatir, tidak ada yang mengenal gadis di Paviliun Sungai Musim Semi lebih baik daripada aku," kata si muncikari sambil tersenyum. "Katakan padaku tipe gadis seperti apa yang kau suka. Akan kusiapkan semuanya untukmu."
"Sungguh?" Mata Sima You Yue berseri-seri. "Aku mau lihat pelacurmu yang paling terkenal! Kudengar pelacur yang paling terkenal itulah yang paling cantik dan menarik! Aku mau melihatnya!"
"Kau mau lihat Chun Yao? Tidak semua orang bisa melihat Chun Yao di paviliun kami." Si muncikari menyatukan ketiga jari kanannya dan menggosoknya. Sima You Yue langsung paham. Ia melirik Bayangan Hitam, dan Bayangan Hitam langsung mengeluarkan sebuah tas dan menyerahkannya pada si muncikari.
"Tuan mudaku bilang, kami tidak kurang uang!" seru Bayangan Hitam. "Suruh pelacurmu yang paling terkenal itu datang kemari dan layani tuan mudaku!"
Melihat kristal kelas atas yang ada di dalam tas, senyum di wajah si muncikari jadi lebih cerah, tetapi ia belum membiarkan mereka pergi.
"Chun Yao sudah ada tamu malam ini karena memang sudah demikian jadwalnya. Karena itu, kenapa kalian tidak coba lihat empat bunga kami yang terkenal? Mereka semua cantik sekali."
"Tidak! Aku cuma mau! Nona Chun Yao!" Sima You Yue cemberut, seolah-olah tuan muda yang sedang ia perankan itu seorang pemarah!
"Tuan mudaku selalu dapat apa yang ia mau. Pelacur paling terkenal saja sombongnya minta ampun!" kata Bayangan Hitam dengan tegas.
"Ini aturan Paviliun Sungai Musim Semi-ku. Karena sudah diatur, kami tidak bisa melepaskan tanggung jawab kami pada tamu lain, kan?"
"Tamu lain? Apa mereka sama kedudukannya dengan Tuan Muda? Apa mereka sekaya Tuan Muda? Tuan muda ini temannya Penguasa Wi …."
"Bayangan Hitam!" hardik Huan, menyela kata-kata Bayangan Hitam dari belakang. Namun, perbuatannya kentara, seolah-olah mau menutupi sesuatu.
"Namun, kami mengutamakan pelanggan kami!" jawab si muncikari. "Jangan marah, Tuan Muda, kau sudah lihat empat bunga kami yang terkenal. Kau pasti merasa kalau perjalananmu ke sini tidak sia-sia!"
"Tidak, aku mau pelacur yang paling terkenal! Hanya dia yang layak bersamaku!" Sima You Yue bersikeras. "Kalau kau tidak membiarkan aku melihat Chun Yao hari ini, akan kuminta Penguasa Wilayah Ling menghancurkan Paviliun Sungai Musim Semi-mu ini!"
"Ini …."
"Nyonya …." Tepat ketika si muncikari merasa malu, seorang gadis pelayan berjalan keluar dan membungkuk padanya. "Nona memintaku untuk mengundang tuan muda ini masuk."
"Bagaimana dengan tamunya?"
"Tamu itu sudah pergi," jawab si gadis pelayan, kemudian berkata pada Sima You Yue, "Tuan Muda, silakan."
"Baguslah." Sima You Yue melambaikan tangan. "Ayo, Bayangan Hitam. Ayo kita lihat apa pelacur yang paling terkenal itu memang secantik yang dibilang orang!"
"Baiklah!"
Sima You Yue berjalan di depan, Wu Lingyu berjalan di sampingnya, sementara Bayangan Hitam dan Huan mengikuti di belakang, tampak seperti kakak beradik yang membawa pengawal.
Gadis pelayan membawa mereka ke loteng yang terpisah. Tempatnya sangat bersih, tidak seperti suasana bising yang di luar. Selain itu, tata letaknya juga elegan dan sederhana, tidak seperti dekorasi yang mencolok dan megah di depan. Mereka yang tidak tahu pasti mengira kalau ruang itu ruang kerja seorang gadis biasa.
"Tuan Muda, tolong tunggu di sini, nonaku tak lama lagi akan kemari." Gadis pelayan memberi hormat, lalu keluar.
Sima You Yue berteriak ke arah punggung gadis pelayan, menyuruhnya bergegas. Ketika ia berbalik, ia melihat ketiga orang tersebut sedang menatapnya. Ia menyentuh hidungnya. "Kenapa kalian menatapku begitu?"
"Tak kusangka Tuan Muda, kemampuan aktingmu bagus sekali!" Bayangan Hitam menatapnya dengan kagum.
"Walaupun aku belum pernah makan babi, aku sudah pernah lihat babi lari[1]," katanya dengan penuh kemenangan sambil mengangkat dagu.
"Kau kan sudah pernah makan babi! Kau sudah pernah memasakkannya untuk kami," kata Bayangan Hitam dengan sungguh-sungguh.
"…."
"Itu pepatah umum! Kau tidak tahu pepatah umum?!" Ia mengetok kepala Bayangan Hitam, berjalan ke meja, lalu duduk. "Sudah lama sejak terakhir kali aku pura-pura jadi laki-laki. Akhirnya cincin ini berguna lagi."
Wu Lingyu mengeluarkan satu set poci teh, lalu mulai menyeduh teh. Sima You Yue duduk di sampingnya, sambil memperhatikan tangannya.
Ketika Chun Yao datang, ia baru saja selesai menyeduh sepoci teh.
"Chun Yao menyapa Tuan-tuan Muda." Ia membungkuk pada mereka satu per satu.
Sima You Yue menoleh dan melihat seorang perempuan muda yang lembut dan manis berdiri di pintu sambil memancarkan kemanisan dan pesona.
"Wah, dia memang cantik sekali!" komentar Bayangan Hitam tanpa malu-malu.
Bahkan alis Huan pun terangkat.
Hanya Wu Lingyu yang duduk di situ. Setelah melihat sekilas, ia terus memusatkan perhatian menuangkan teh untuk Sima You Yue, mendorong cangkir ke depan Sima You Yue, dan berkata dengan lembut, "Minumlah."
Sima You Yue menyesap tehnya, melambai pada Chun Yao, lalu berkata, "Kaukah pelacur paling terkenal di Paviliun Sungai Musim Semi?"
"Ya, aku Chun Yao." Suara Chun Yao manis dan lembut, melelehkan hati orang yang mendengarnya.
"Ayo, duduk di sebelahku!" Sima You Yue menepuk kursi di sebelahnya, matanya nyaris terpaku pada Chun Yao. Ketika Chun Yao duduk, ia langsung naik dan meraih tangan Chun Yao.
"Tuan Muda, bolehkah Chun Yao memainkan lagu untukmu?" Chun Yao tersenyum padanya.
Melihat Chun Yao tersenyum, seluruh tubuhnya kewalahan, dan ia dengan gembira menjawab, "Ya! Tentu saja!"
Chun Yao mengambil kesempatan tersebut untuk menarik tangannya dari genggaman Sima You Yue, lalu pergi ke ujung lain tempat sitar disimpan.
Chun Yao tersenyum pada Sima You Yue dan mulai bermain. Ia mengakui kalau Chun Yao benar-benar lihai bermain sitar. Bahkan ia saja terpesona melihat Chun Yao.
Ia menatap Chun Yao dengan linglung. Ia selalu merasa bahwa perempuan cantik yang memainkan sitar itu sangat memikat. Selain itu, permainan sitar juga menenteramkan telinga dan hati orang.
Setelah lagunya berakhir, Chun Yao bangkit berdiri dan berterima kasih padanya, lalu berkata: "Tuan Muda, pertemuan kita malam ini harus berakhir sampai di sini."
"Kenapa?"
"Karena waktu kita sudah habis, jadwal waktuku berikutnya sudah dipesan untuk orang lain. Seperti tadi, tamu-tamuku sebelumnya pun pergi sebelum aku sempat menemui Tuan Muda. Aku punya tamu-tamu yang lain. Tuan Muda tidak mau mempermalukan Chun Yao, kan?"
"Aku …. Tentu saja tidak! Kalau begitu, aku datang lagi nanti! Aku mau memesanmu semalaman! Kau tidak boleh melayani tamu lain," jawab Sima You Yue dengan angkuh.
Chun Yao tersenyum lebih dalam, lalu menjawab, "Malam ini Chun Yao tidak bisa. Mulai besok malam, Chun Yao janji hanya melayani Tuan Muda."
"Baiklah, sepakat!" Sima You Yue berlama-lama untuk beberapa saat, lalu akhirnya pergi.
Setelah ia pergi, senyum di wajah Chun Yao memudar. Si muncikari berjalan masuk, ia menatap Chun Yao dengan cemas.
[1] Pepatah bahasa Tionghoa, yang berarti tahu walaupun belum pernah mengalami sendiri