Berkunjung ke Bordil
Berkunjung ke Bordil
Untungnya, semua rombongannya minum teh yang ia seduh, yang bisa dianggap sebagai semacam kenikmatan.
Hari ini, saat melewati sebuah kedai teh kecil, tiba-tiba ia dapat pencerahan. Karena mereka tidak bisa dapat berita apa pun dari kedai teh besar yang sudah mapan, ia memutuskan untuk pindah ke kedai-kedai teh yang kecil. Orang-orang dengan kedudukan yang berbeda bisa tahu berita yang beragam pula.
Mereka memilih tempat yang paling terpencil. Meski begitu, mereka tetap menarik perhatian banyak orang. Melihat mereka tidak berniat bicara, orang-orang pun tidak datang mendekat untuk cari masalah dengan mereka. Pasti repot sekali kalau mereka ternyata memang tokoh besar.
Rombongan Sima You Yue memesan teh, tetapi setelah teh disajikan, mereka tidak meminumnya. Mereka hanya pura-pura meminumnya.
Awalnya, orang-orang di kedai teh tersebut tidak membicarakan topik khusus. Orang-orang datang dan pergi. Tepat ketika mereka hendak pergi dengan tangan hampa, empat orang biasa melangkah masuk ke dalam.
Begitu keempat orang tersebut masuk, pelayan menyambut mereka dan menyajikan teh untuk mereka sementara mereka memesan beberapa makanan ringan dan mulai mengobrol.
"Sebenarnya desa kita itu kenapa? Akhir-akhir ini orang-orang itu jadi aneh, dan mereka seolah-olah lupa siapa mereka! Kalau mereka kita ajak bicara, mereka bisa jawab, tetapi rasanya seolah-olah keseluruhan diri mereka sudah berubah. Menakutkan!"
"Desa kami juga sama. Melihat mata mereka, hatiku jadi gelisah."
"Di desa kalian juga ada?"
"Iya, tetangga sebelahku. Dahulu dia orang jujur, tetapi sekarang dia tidak menemui siapa-siapa seharian. Kalau kadang aku bertemu dengannya, rasanya aneh. Kami pikir dia mungkin beda orang, tetapi waktu kami membicarakan tentang masa lalu dengannya, dia jelas-jelas masih ingat!"
"Mungkin ada kejadian mendadak! Jangan terlalu dipikir!"
"Omong-omong, mana adikmu?"
"Adikku baru-baru ini terpikat dengan pelacur terkenal di Paviliun Sungai Musim Semi," jawab lelaki yang bicara di belakang. "Kau tahu kan, kekayaan keluargaku cuma itu, orang tuaku mengumpulkannya sedikit demi sedikit waktu mereka berhasil dagang di kota. Sekarang semuanya hilang gara-gara adikku itu! Ini semua terjadi hanya dalam waktu sebulan!"
"Tidak mungkin. Kenapa kau biarkan adikmu pergi ke tempat macam Paviliun Sungai Musim Semi? Mana sanggup orang macam kita pergi ke tempat macam itu."
"Awalnya kupikir begitu. Namun, kuikuti adikku dan kulihat dia memang masuk ke dalam Paviliun Sungai Musim Semi. Muncikari di pintu bilang gadis itu, Chun Yao, sudah lama menunggu adikku."
"Ya ampun! Sungguh? Adikmu benar-benar kenal dengan Chun Yao? Kapan dia akan ajak aku untuk menemuinya? Kabarnya Chun Yao itu secantik peri, kulitnya sangat halus seperti batu giok …."
"Sudahlah, kau ini! Tengok betapa menyedihkannya tampangmu sekarang!" Si abang memelototi lelaki tersebut.
"Uhuk uhuk uhuk. Aku hilang kendali untuk sesaat." Lelaki itu tersenyum. "Namun, bagaimana mungkin Chun Yao bisa suka dengan adikmu?"
"Jangan perhatikan Chun Yao, kondisi adiknya sedang begini sekarang, aku takut sesuatu akan terjadi padanya cepat atau lambat!"
"Menurutku itu aneh. Bagaimana Chun Yao bisa memilih adiknya?"
Paviliun Sungai Musim Semi merupakan bordil terbesar, pelacurnya yang paling terkenal bernama Chun Yao, orang-orang yang pergi mencarinya merupakan para pejabat tinggi dan anak-anak dari klan bangsawan. Bagaimana mungkin rakyat biasa macam mereka bisa masuk dalam hitungan Chun Yao?
"Aku juga tidak begitu mengerti. Sepertinya Chun Yao sendiri yang memilih adikku. Namun, muncikarinya juga setuju-setuju saja."
"Kau tak usah terlalu khawatir, bukannya kau kehabisan uang? Tentu adikmu tidak akan diizinkan lagi masuk ke Paviliun Sungai Musim Semi."
"Oh, kuharap begitu."
Kemudian, mereka bicara tentang beberapa hal lain, dan tidak mengatakan apa-apa lagi tentang topik tadi. Rombongan Sima You Yue menunggu sebentar, membayar pesanan mereka, lalu pergi. Ketika ia pergi, ia meninggalkan beberapa Lebah Merah Tua di situ.
"Lingyu, apa kau pikir ini ulah Klan Jiwa?" tanya Sima You Yue.
"Menurutku, Penguasa Wilayah seharusnya memusatkan perhatian mereka di setiap kota, mereka belum melibatkan desa-desa kecil dan kota-kota di luar. Selain itu, yang jadi pusat perhatian adalah keterlibatan klan besar di Kota Tepi Barat. Maka dari itu, mereka bisa saja melewatkan berita semacam tadi," jawab Wu Lingyu.
"Jadi, menurutmu hal-hal yang mereka bicarakan tadi memang terkait dengan Klan Jiwa?" tanya Bayangan Hitam.
"Kurasa setidaknya delapan puluh persen ada hubungannya," jawab Huan.
"Benarkah? Toh nanti kita juga tahu." Wu Lingyu tersenyum.
"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Sima You Yue sambil menyentuh dagunya.
"Dari raut wajahmu, apa kau mau melakukan sesuatu yang buruk?" tanya Bayangan Hitam dengan penuh semangat.
Huan menepuk kepala Bayangan Hitam. "Kenapa kau semangat sekali?"
"Tentu saja aku senang, Nona bersikap begitu, dia pasti mau melakukan hal-hal buruk!" jawab Bayangan Hitam sambil tersenyum.
Sima You Yue menatap Wu Lingyu, meraih lengannya, dan menatapnya sambil tersenyum. "Lingyu, apa aku sebaiknya mengajakmu pergi ke Kotapraja Wenrou hari ini?"
"Aku suka kota kecil yang ramah." Wu Lingyu menatap Sima You Yue dengan sungguh-sungguh.
"Kau terlalu banyak berpikir." Sima You Yue menepuk lengan Wu Lingyu. "Akan kuajak kau ke Paviliun Sungai Musim Semi untuk melihat perempuan-perempuan cantik malam ini, bagaimana? Bagaimana perlakuanku untukmu? Tidak banyak lho pacar yang mau memberikan perlakuan semacam ini."
"Mau kuubah," jawab Wu Lingyu.
"Hahaha—Nona, kita akan pergi ke Paviliun Sungai Musim Semi malam ini, benarkah?" Bayangan Hitam menatap Sima You Yue dengan cerah. "Oh, bordil Alam Hantu, kita belum pernah pergi ke sana! Kalian berdua ikut atau tidak? Kalau tidak, aku dan Nona saja yang pergi!"
"Menurutmu bagaimana?" Huan menatap Bayangan Hitam, seolah-olah berkata 'coba saja kalau kau berani'.
….
Malam harinya, empat lelaki berpakaian necis muncul di pintu Paviliun Sungai Musim Semi.
Melihat mereka, muncikari yang sedang menyapa para tamu langsung melambaikan saputangannya untuk menyambut mereka. Seluruh inci wajahnya berkerut karena ia tersenyum seperti bunga krisan.
"Kenapa muncikari ini jelek sekali?" Bayangan Hitam menyusut di belakang Sima You Yue sambil menjulurkan kepala, tampak ketakutan.
Sudut mulut Sima You Yue juga berkedut. Muncikari itu memang … ia sampai tidak tahu harus bilang apa.
Semua perempuan lainnya yang ada di gerbang sangat cantik dan menyentuh, jadi kenapa muncikari tersebut …. Apa ini sengaja supaya para perempuan itu kelihatan lebih cantik lagi jika dibandingkan dengan si muncikari?
"Apa ini kali pertama Tuan-tuan datang ke sini?" tanya si muncikari sambil tersenyum dan mencondongkan tubuh ke depan.
"Ya, kudengar ada banyak perempuan cantik di Paviliun Sungai Musim Semi-mu, jadi aku lewat di sini dan datang untuk melihat mereka." Sima You Yue agak mengernyit saat mencium aroma parfum dari tubuh si muncikari.
Wu Lingyu langsung mundur dua langkah. Matanya jelas-jelas memancarkan rasa jijik.
"Hehehe, setengah lelaki yang ada di Kota Kutukan Abadi pasti berkunjung ke Paviliun Sungai Musim Semi kami. Kami menawarkan perempuan-perempuan yang paling cantik dan pelayanan yang terbaik!" Si muncikari tersenyum sambil menatap mereka berempat.
Mata lelaki di depannya berbinar-binar, wajahnya tampak penasaran. Meskipun lelaki di belakangnya juga kelihatan ingin tahu, sepertinya mereka sangat memedulikan kebersihan. Sementara itu, kelihatannya lelaki di sebelahnya sebenarnya tidak mau datang ke situ, dia mungkin diajak oleh lelaki di depannya. Ada seorang lelaki yang berdiri agak lebih jauh, dia pasti seorang pengawal.
Gerombolan lelaki yang seperti biasa!