Memancing
Memancing
"Tentu saja, waktu kulihat kau sedih barusan, seluruh hatiku hancur. Kalau kau benar-benar butuh jiwaku, aku rela menyerahkannya untukmu!" jawab Sima You Yue dengan sungguh-sungguh.
"Kalau begitu, ayo kita pergi dari sini. Pergi ke tempat kau bersedia memberikan jiwamu padaku."
Chun Yao mengulurkan tangannya.
Sima You Yue berjalan mendekat, menyambut uluran tangan Chun Yao, lalu melihat Chun Yao membuka lorong ruang dan membawanya masuk.
Ketika mereka keluar lagi, ia tidak tahu mereka ada di mana. Ia hanya tahu kalau itu ruang yang gelap, dan Chun Yao tidak ada di sisinya.
"Chun Yao? Kau di mana?" panggilnya dengan lantang. Namun, tempat tersebut kosong, dan suaranya melayang jauh.
Tak ada yang menjawabnya.
"Chun Yao, Chun Yao, kau di mana? Kau di mana? Di sini menakutkan! Cepat keluar!" Suara Sima You Yue yang ketakutan pun bergetar.
"Si Yue, aku kesakitan." Suara Chun Yao yang terdengar menyakitkan datang dari segala arah, sepertinya ia menderita rasa sakit yang tak tertahankan.
"Chun Yao, kau kenapa? Chun Yao!" teriak Sima You Yue dalam kegelapan. Ia tidak melihat satu bayangan pun.
"Si Yue, aku kesakitan. Bisakah kau … bisakah kau bantu aku!" Suara Chun Yao jadi semakin lemah, ia terdengar seperti nyaris mati.
"Chun Yao, bagaimana aku bisa menyelamatkanmu?"
"Kau bilang kau bersedia menyerahkan jiwamu padaku, ya kan?" tanya Chun Yao.
"Tentu saja!"
"Rasa sakitku sekarang hanya bisa dihilangkan dengan jiwamu."
"Kalau begitu, ambillah jiwaku!" teriak Sima You Yue. "Bagaimana bisa kuberikan jiwaku padamu?"
"Pegang tanganku, waktu kupanggil namamu dan kutanya apa kau bersedia, kau harus jawab 'ya'."
Setelah Chun Yao selesai bicara, bayangan samar muncul di depan Sima You Yue. Ia mengulurkan tangannya ke Sima You Yue dan berkata, "Ayo, taruh tanganmu di atas tanganku."
Sima You Yue pun meletakkan tangannya di atas tangan Chun Yao. Chun Yao menatapnya sambil bertanya, "Si Yue, apa kau bersedia mempersembahkan jiwamu untukku?"
"Aku bersedia," jawab Sima You Yue.
Chun Yao tersenyum. Melihat tubuh Sima You Yue memancarkan sedikit cahaya, tatapannya berubah gembira. Namun, kemudian semua kegembiraan tersebut berubah jadi ketakutan.
Bintik-bintik cahaya itu tidak berkumpul ke dalam jiwa seperti sebelumnya, tetapi semuanya kembali ke tubuh Sima You Yue!
"Gagal? Bagaimana mungkin!" Ia mengerutkan kening. Melihat mata Sima You Yue telah sama sekali tidak fokus, ia bertanya lagi, "Si Yue, apa kau bersedia mempersembahkan jiwamu untukku?"
"Aku bersedia," jawab Sima You Yue dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Bintik-bintik cahaya keluar dari tubuh Sima You Yue lagi. Lebih banyak daripada yang terakhir kali, dan perlahan-lahan menyatu.
Hati Chun Yao yang tadinya menggantung akhirnya tenang, tetapi senyum di sudut mulutnya membeku sebelum sempat sepenuhnya merekah.
Semua bintik-bintik cahaya tersebut lagi-lagi kembali ke tubuh Sima You Yue!
"Bagaimana mungkin?!" Ia memperhatikan bintik-bintik cahaya itu dengan heran. Mungkinkah jiwa Si Yue terlalu istimewa, jadi cara ini tidak mempan baginya?
"Kenapa tidak mungkin?" Suara Sima You Yue terngiang di telinganya. Barulah ia perhatikan Sima You Yue. Sima You Yue menatapnya sambil tersenyum, mata Sima You Yue tampak jernih. Mana tatapan linglung dan lamban yang barusan?
"Kau sudah bangun? Bagaimana mungkin!"
"Seperti yang tadi kubilang, kenapa tidak mungkin?" Tiba-tiba Chun Yao merasa tangannya dikendalikan. Ia diseret dan ditarik dengan keras, tubuhnya tanpa sadar terbang keluar dan mendekat ke Sima You Yue.
"Kita memang tidak di ruang yang sama," gumam Sima You Yue. "Namun, kita sudah bersama-sama sekarang."
Chun Yao terlempar terhuyung-huyung dan nyaris jatuh ke tanah. Ia menoleh dan melihat Sima You Yue menatap lurus ke arahnya.
"Kau belum kena guna-gunaku!" katanya dengan tegas.
"Tingkat serangan suaramu belum mempan untukku," kata Sima You Yue.
"Mustahil! Dengan kekuatanmu, bagaimana mungkin kau bisa tetap terjaga di bawah guna-gunaku!" Chun Yao tidak percaya.
Awalnya, ia memainkan serangan suara yang membingungkan. Seruling yang terakhir ia mainkan merupakan serangan guna-guna yang menyihir. Asal orang mendengarkan seluruh lagu sampai selesai, orang itu pasti tersihir. Kecuali kalau ….
"Kecuali kalau mentalnya cukup kuat." Sima You Yue mengungkapkan pikiran Chun Yao. "Meskipun aku tidak terlalu kuat, tetapi mentalku lumayan kuat. Maaf, aku tidak jatuh ke dalam perangkapmu."
"Sejak awal kau tidak tergila-gila padaku," kata Chun Yao. "Selama ini kau selalu pura-pura."
"Ya. Ada lelaki tampan macam Lingyu di dekatku, untuk apa aku sampai tergila-gila padamu?" Sima You Yue melirik Chun Yao dengan jijik.
"Kau suka sesama lelaki." Chun Yao menggertakkan gigi. "Namun, walaupun kau suka sesama jenis, kau tetap saja tidak bisa menghentikan serangan suaraku. Asal kau lelaki, kau tidak bisa lari darinya!"
"Siapa bilang aku laki-laki?" Sima You Yue melepas cincinnya dan langsung kembali ke penampilannya yang feminin. "Aku perempuan tulen. Kalau kau pakai serangan suara yang ditujukan baik untuk lelaki maupun perempuan, mungkin aku akan kesulitan untuk sementara waktu."
"Ternyata kau … perempuan!" Chun Yao terkejut, merasa marah dan malu. Ia mengamuk karena sudah ditipu!
Ia ditipu oleh seorang perempuan! Ia bahkan tidak sadar kalau Sima You Yue itu ternyata perempuan! Bagaimana mungkin ia bisa seteledor ini!
"Selain itu, namaku bukan Si Yue, jadi tak peduli bagaimanapun kau panggil namaku, guna-gunamu tidak akan mempan," kata Sima You Yue. "Namaku Sima You Yue."
"Sima You Yue! Sima You Yue yang ITU?"
"Ya, Sima You Yue yang itu," jawab Sima You Yue.
"Tak kusangka aku akan bertemu dengan Putri Muda Alam Hantu di tempat ini." Sekarang Chun Yao berangsur tenang. Ia menatap Sima You Yue, lalu bangkit berdiri. "Namun, jiwamu benar-benar menggoda. Meskipun kami tak bertujuan untuk mengambil jiwa dengan paksa, cedera jiwa juga akan memengaruhi jiwa. Namun, sekarang tak ada cara lain. Asal kuambil jiwamu dan kumasukkan jiwa lain ke dalam tubuhmu, maka Putri Muda Alam Hantu akan jadi milik kami."
"Kau terlalu percaya diri. Tahukah kau siapa orang terakhir yang mau melahap jiwaku, tetapi justru nyawanyalah yang melayang?"
"Siapa?"
"Yu Du, pamanku, putra Selir Hantu. Kubunuh dia, bahkan jiwanya tidak bisa lari," jawab Sima You Yue.
"Hehehe, aku tidak tahu apa yang terjadi waktu itu. Namun, karena kau sudah tahu guna-guna kami, jangan kau pikir kau bisa lolos dari kami! Kau sendirian dan mengalahkanmu itu perkara gampang," kata Chun Yao.
"Apa kau tidak penasaran kenapa aku mengikutimu sampai ke sini?"
"Kenapa?" Chun Yao benar-benar tidak terpikir soal itu barusan. Namun, ia baru ingat setelah Sima You Yue bertanya demikian.
"Tentu saja untuk menemukan tempat persembunyianmu! Kalau bukan kau sendiri yang menunjukkan jalan, memangnya kami bisa menemukan tempat ini?" Sima You Yue tersenyum padanya. "Selain itu, siapa bilang aku datang sendiri?"