Tidak Memberi Kesempatan
Tidak Memberi Kesempatan
Sima You Yue menatap Chun Yao, tetapi tidak mengatakan apa-apa.
"Apa kau tahu di mana tempat ini?" tanya Chun Yao.
"Di mana?" Sima You Yue memang penasaran.
"Ini ruang yang kami bangun. Mereka yang ada di luar tidak bisa menemukan tempat ini, apalagi tahu keberadaannya. Begitu kau masuk ke sini, baik surga maupun neraka tidak akan menanggapi teriakanmu." Chun Yao terus memperhatikan Sima You Yue sepanjang waktu, ingin melihat raut ketakutan di wajahnya.
Namun, ia kecewa. Sorot mata Sima You Yue bahkan tidak berubah. Seolah-olah kata-katanya tidak mengancam Sima You Yue.
"Kau tahu situasi macam apa yang sedang kau hadapi sekarang?" tanya Chun Yao.
"Tentu saja!" Sima You Yue mengangguk. "Tempat ini benar-benar terasing dari dunia luar."
"Orang-orangmu tidak akan bisa masuk ke sini. Kau yakin kau bisa terus bertahan? Kau tahu ada berapa banyak orang kami di sini?"
"Tentu saja," jawab Sima You Yue dengan yakin. "Aku tidak pernah bilang kalau orang-orangku akan datang dari luar!"
"Apa maksudmu?" Melihat betapa yakinnya ia, Chun Yao tidak tahu bagaimana ia bisa terus memasang tampang datar bahkan ketika menghadapi situasi macam itu.
"Tepat seperti yang kubilang!" jawabnya. "Namun, aku harus berterima kasih karena kau sudah beri tahu aku di mana tempat ini."
Setelah berkata demikian, ia melambaikan tangannya. Wu Lingyu, Bayangan Hitam dan Huan pun muncul di sampingnya.
"Kalian …." Chun Yao terkejut melihat ketiga orang yang tiba-tiba muncul.
Ternyata ketiga orang tersebut sama sekali tidak pergi, tetapi tetap ada di sisinya sepanjang waktu.
Huh, ternyata benar. Sejak awal ia memang selalu pura-pura, membuktikan kalau ia memang sudah mencurigai Chun Yao sejak lama. Bagaimana mungkin ia mau datang ke situ seorang diri.
Hanya saja ia tidak menyangka kalau Sima You Yue ternyata punya ruang yang bisa menampung kehidupan.
Ia mengeluarkan seruling bambu sambil melihat mereka berempat, memperhitungkan peluangnya untuk melarikan diri.
Asal ia bisa pergi dari tempat tersebut, ia pasti bisa menghubungi orang-orang di luar. Asal mereka bisa datang ke situ, ia pasti bisa bertahan hidup!
"Mau melarikan diri?" Melihat tubuh Chun Yao mundur, Bayangan Hitam langsung melangkah maju, merebut seruling bambu dari tangannya, lalu memenjarakan tubuh Chun Yao.
Seutas kabut hitam keluar dari tubuhnya, dan melingkari lengan dan kaki Chun Yao, membuatnya tak bisa bergerak. Selain itu, kabut hitamnya entah beratribut apa, tetapi kabut hitam tersebut ternyata bisa menekan energi jiwa Chun Yao.
"Ini khusus dibawa ke sini untuk memenjarakan Klan Jiwa," kata Bayangan Hitam dengan penuh kebencian.
Chun Yao memang terlalu penuh kebencian. Chun Yao benar-benar pakai cara yang sangat kejam. Untunglah Huan telah menyadarkan Bayangan Hitam sejak hari pertama. Kalau tidak, ia pasti akan melakukan sesuatu yang lebih memalukan. Melihat Chun Yao sekarang, ia tidak merasa ingin melindungi Chun Yao seperti sebelumnya. Ia cuma mau … ia bahkan tidak bisa bilang apa yang akan ia lakukan pada Chun Yao. Toh, mengikat Chun Yao berarti hatinya sama sekali tidak akan melunak.
Mendengar kata-kata "Klan Jiwa", tubuh Chun Yao bergetar. Ia benar-benar gemetar ketakutan.
Melihat mereka, semua raut wajah mereka mengungkapkan kalau mereka sudah tahu.
"Tubuhku persis sama dengan anggota Klan Hantu, bagaimana mungkin kalian bisa tahu?"
"Masa kami masih harus menjelaskan sesuatu yang semudah itu? Tanganmu. Waktu kusentuh, aku langsung tahu," jawab Sima You Yue. "Namun, aku tidak begitu yakin sebelum ini. Namun, reaksimu sekarang …."
Chun Yao sendiri yang sudah mengaku!
Ternyata mereka bilang begitu untuk menjebaknya! Ia menggertakkan gigi dengan penuh kebencian. Mereka terlalu pandai berakting!
"Sebelumnya aku bertanya-tanya, apa kalian membicarakan tentang semua yang berasal dari Klan Jiwa atau hanya tentang semacam kekuatan yang mengerikan. Sekarang, aku sudah sangat yakin," kata Sima You Yue. "Sebenarnya, kuharap kau memang berasal dari semacam kekuatan mengerikan, karena dengan begitu kau pasti lebih mudah kami hadapi. Huh, kalau kalian begini, kami juga lelah."
Chun Yao ingin bicara, tetapi Bayangan Hitam telah menutupi mulutnya.
"Kalaupun kau bicara sekarang, kau tak akan mengatakan sesuatu yang berguna. Aku tak mau dengar omong kosong!" Bayangan Hitam menutup telinganya.
"Bayangan Hitam, kuserahkan ini padamu," kata Huan.
"Kau serahkan ini padaku? Tak mungkin, kan? Kau memintaku menyiksanya? Meskipun aku benci dia, aku tidak bisa menyiksa perempuan!" tolak Bayangan Hitam.
"Siapa yang suruh kau siksa dia? Bunuh saja dia." Huan melirik Bayangan Hitam dengan tenang. "Atau maksudmu, kau diam-diam mau menyiksanya, karena itu kau langsung berpikir begitu?"
"Omong kosong apa yang kau semburkan! Kau mau kelahi denganku?" Bayangan Hitam melambaikan tinjunya.
"Memangnya kau bisa mengalahkanku?" Sebaris kalimat Huan langsung membuat Bayangan Hitam mundur.
Bisakah ia mengalahkan Huan? Tentu saja tidak! Jadi, untuk apa ia terus cari masalah?
Namun, siapa lagi yang akan membunuh orang selain dirinya? Apa seharusnya Wu Lingyu-lah yang melakukannya? Ia melirik Wu Lingyu. Sampai sekarang Wu Lingyu masih tampak seolah-olah ia sama sekali tak peduli. Nona Muda menyukai Wu Lingyu, jadi bisakah ia minta Wu Lingyu untuk membunuh Chun Yao? Kalau Wu Lingyu sendiri tidak menawarkan diri untuk membunuh Chun Yao, tentu saja ia tidak berani minta Wu Lingyu untuk melakukan itu!
Tinggal Putri Muda. Bisakah ia membiarkan putri kecil tersebut melakukan sesuatu seperti membunuh orang?!
Setelah melakukan beberapa perhitungan di sana-sini, ia merasa sepertinya ia-lah satu-satunya orang yang bisa membunuh Chun Yao.
Karena itu, di bawah pengawasan mereka bertiga, ia perlahan mengeluarkan pisau dan datang ke hadapan Chun Yao. Ia melihat Chun Yao menatapnya dengan tak percaya dan berjuang melepaskan diri tanpa henti, seolah-olah mencoba mengatakan sesuatu, tetapi hanya bisa menyuarakan erangan yang teredam.
"Kau mau bilang kami tidak tahu apa-apa, dan juga tidak menanyaimu. Jadi, bagaimana mungkin kami bisa membunuhmu begitu saja?" Bayangan Hitam terkekeh. "Apa pun yang kau tahu, kami akan tahu setelah kau mati. Orang macam kau dengan status tertentu mungkin tidak menyegel kesadaranmu."
"Eh?" Mata Chun Yao membelalak. Ia mau bilang sesuatu, tetapi Bayangan Hitam menikam pisau tepat di jantungnya.
"Ugh …."
Rasa sakit yang tajam memaksa pikirannya terus terjaga. Perlahan, ia bisa merasakan tubuhnya berubah, tubuhnya lama kelamaan berubah jadi roh. Ia merasa kekuatan hidupnya perlahan terkuras, dan kesadarannya perlahan menghilang.
"Bisa kita lakukan sekarang." Ia mendengar suara Sima You Yue dan samar-samar memperhatikan saat Sima You Yue berjalan di depannya. Sima You Yue meraih bahunya, ia tidak tahu apa yang akan Sima You Yue lakukan padanya.
Tiba-tiba, ia merasakan sakit yang tajam di otaknya dan kesadarannya diserang.
Ternyata Sima You Yue menyerbu pikirannya, Sima You Yue ….
Pikirannya terjebak di sana selamanya. Ia mau bertanya bagaimana Sima You Yue bisa melakukan hal semacam itu, tetapi sayang sekali ia tidak pernah bisa mengucapkan pertanyaannya tersebut.
Sima You Yue mengembalikan kesadaran roh-nya, lalu melepaskan mayat Chun Yao. Ia menyaksikan saat Chun Yao perlahan berubah jadi cahaya mentah, yang menghilang lenyap untuk selamanya.
"Bagaimana? Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Bayangan Hitam.
"Orang-orang ini, meskipun mereka berasal dari Wilayah Jiwa, mereka mementingkan serangan suara," jawab Sima You Yue. "Namun, mereka tidak berhubungan dengan Xu Yu. Meskipun begitu, mereka juga cenderung membahayakan Alam Hantu. Karena kebetulan mereka sudah ketahuan, sekalian saja kita singkirkan mereka."