Melingkar di Sekitarnya
Melingkar di Sekitarnya
Sima You Yue tidak tahu bagaimana ular kecil itu bisa merayap ke lehernya. Yang ia rasakan hanyalah rasa dingin di lehernya dan saat itu, ular kecil itu tahu-tahu telah melilit lehernya.
"Huhuhu …."
Ular kecil itu mulai menangis lebih keras dan air matanya terus mengalir. Sima You Yue merasa ular itu luar biasa sedih.
Mereka semua bingung melihat kejadian itu karena makhluk tersebut bisa saja melukai seseorang atau melarikan diri. Mereka tidak pernah membayangkan situasi semacam itu sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, mereka melihat bahwa ular kecil tersebut terus-menerus menangis dan tidak berniat untuk menyakiti Sima You Yue. Hati mereka akhirnya tenang.
"Kenapa You Yue terlihat seperti pernah meninggalkan ular kecil itu sebelumnya?" tanya Wei Zi Qi.
"Kau benar. Aku merasa ular itu menatap You Yue dengan aneh. Itu bukan pandangan yang diberikan seseorang kepada orang asing. Ular kecil itu seperti sedang menatap Masternya yang sebelumnya dengan tatapan yang menatap Masternya lagi setelah ditinggalkan."
Mereka semua mulai merasakan hal yang sama, dan bahkan Sima You Yue pun merasa bersalah melihat tatapan ular tersebut. Ular kecil itu memang bersikap seolah-olah Sima You Yue telah meninggalkannya dahulu.
"Eh ------ hei, teman kecil, apakah kau salah mengira kalau aku adalah orang lain?" Sima You Yue merasa ular emas kecil itu tidak berniat menyakitinya. Ia mengusap kepala ular kecil itu dan menenangkannya.
Tak disangka, ular kecil itu menangis semakin keras. Ekornya terus menyentuh Sima You Yue sementara kepalanya terus menggesek wajahnya.
"Huhuhu … huhuhu …."
Kesedihan ular itu tak kunjung usai. Hati Sima You Yue bergejolak dan ia dengan cepat menghiburnya sambil berkata, "Jangan menangis, jangan menangis. Di masa depan, aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri lagi."
Sima You Yue tidak berhati lembut, tetapi ia merasa teman kecil itu bisa saja menjadi tidak terkendali. Karena ular itu melingkar di lehernya, ia bisa langsung mencekik Sima You Yue dengan sekali lilit.
Ular kecil itu mendengarkan dan matanya yang besar dan berkaca-kaca menatap Sima You Yue, mencoba menangkap kebenaran dari kata-kata Sima You Yue.
"Sungguh, sungguh," janji Sima You Yue.
"Huhuhu …." Ular kecil itu menerima kata-kata Sima You Yue dan menggesek wajahnya lagi.
Bulu kuduk Sima You Yue masih berdiri. Ia takut ia akan digigit sampai mati jika ia tidak memperhatikan ular kecil itu.
Sima You Yue perlahan ingin melepaskan ular kecil itu dari lehernya, tetapi ular itu melilit lehernya dengan erat. Ia dililit oleh seekor Binatang Roh kuno, hidupnya tentu dalam bahaya.
"Aku tidak bisa bernafas, bisakah kau tolong turun?" Sima You Yue mencoba berkomunikasi dengan teman kecil itu.
Meskipun teman kecil itu tidak bisa berbicara bahasa manusia, ia mengerti maksud Sima You Yue.
"Huhu …." Ular kecil itu menangis tersedu-sedu lagi dan menatap Sima You Yue. Seolah memahami maksudnya, ular itu melonggarkan lilitan di leher Sima You Yue, tetapi tidak pergi dan justru membentuk semacam kerah emas. Ketika ular kecil itu sudah puas, ia menutup matanya.
"Teman kecil itu menempel pada You Yue?" Fatty Qu terbahak.
Sima You Yue tidak bisa menangis atau tertawa. Ular itu milik Mo Ketiga, tetapi sepertinya ular itu justru menempel padanya.
"Mo Ketiga …."
Mo Ketiga melambaikan tangan, lalu berkata, "Karena ular kecil itu menghampirimu, aku akan memberikannya padamu."
"Mo Ketiga, bagaimana mungkin ini tidak apa-apa?" Sima You Yue menggelengkan kepala. Bisa-bisanya Mo Ketiga begitu saja memberikan Binatang Roh kuno seharga puluhan juta kristal itu pada Sima You Yue.
"Hisss …." Teman kecil itu merasakan niat Sima You Yue dan membuka mata, mendesis pada Mo Ketiga. Matanya jahat. Jika Mo Ketiga berani mengambil dirinya, ia akan menggigit Mo Ketiga sampai mati.
"Lihatlah." Mo Ketiga menatap ular kecil itu sambil mengangkat kedua tangan.
Saat itu, masalahnya bukan apakah Mo Ketiga mau atau tidak, tetapi semua tergantung pada kehendak si teman kecil itu.
"Bukankah kau juga telah memberiku barang bagus? Jika kau masih merasa bersalah, buatkan aku lebih banyak anggur buah," lanjut Mo Ketiga, supaya Sima You Yue mau menerima pemberiannya. "Kau punya begitu banyak Buah Roh. Pantas saja kau bisa membuat bermacam-macam anggur buah."
"Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu." Sima You Yue berterima kasih atas kebaikan Mo Ketiga.
Teman kecil itu tampaknya sangat ganas. Siapa yang tahu apa akibatnya kalau mereka sampai memancing amarahnya? Sebaiknya mereka membiarkannya saja.
Masih belum diketahui apakah teman kecil itu akan pergi setelah tinggal agak lebih lama di situ.
Setelah Sima You Yue menyingkirkan pikiran itu, ia meminta mereka semua untuk berjalan-jalan sebentar untuk mengelilingi Pagoda Roh. Mereka semua pun pergi, lalu Sima You Yue masuk ke ruang penyempurnaan pil.
"Wuuush -"
Ular kecil itu bergerak dan Sima You Yue tidak lagi merasakan dingin kulitnya. Ia mengangkat pandangan dan melihat teman kecil itu berjalan di atas rak pil. Ia melilit sebuah botol pil, mendorong kepalanya sampai masuk ke dalam botol. Karena lubang di botol itu terlalu kecil, ia tidak bisa menarik kepalanya lagi.
"Pfff …."
Sima You Yue tertawa terbahak-bahak. Batasan dirinya terhadap ular kecil itu tiba-tiba sirna.
Sima You Yue berjalan mendekat dan memecahkan botol giok itu di lantai, membebaskan kepala ular kecil itu.
"Lihat apa yang telah kau perbuat. Jika kau suka makan pil, aku akan memberikannya padamu. Lain kali, jangan melakukan hal yang memalukan seperti ini lagi, kalau tidak, aku tidak akan bisa membantumu." Sima You Yue mencolek kepala teman kecil itu.
"Huhu." Teman kecil itu mengibaskan ekornya, membangkang.
Sima You Yue mengabaikan ular kecil itu dan kembali mengatur bahan-bahan di atas meja. Ia berkata, "Kau bisa makan pil di sini, tetapi jangan menyia-nyiakan pil-pil ini …."
Sima You Yue tidak mendengar balasan ular kecil itu, jadi ia menoleh untuk melihat teman kecil itu, yang ternyata sedang menelan sebotol penuh pil. Di bawah tatapan Sima You Yue, ular itu berhenti dan dengan polos balik menatapnya.
"Untungnya aku seorang Alkemis. Terlebih, untungnya Pagoda Roh ini memiliki bahan-bahan yang cukup. Kalau tidak, bagaimana mungkin selera makanmu bisa tercukupi!" Sima You Yue menggelengkan kepala. "Teman kecil, kau sangat kecil. Mulai sekarang aku akan memanggilmu Teman Kecil."
"Hisss hisss …." Teman Kecil melotot.
Aku tidak mau dipanggil Teman Kecil; nama Teman Kecil sama sekali tidak menunjukkan kehebatanku!
Sima You Yue tertawa kecil. "Keberatan ditolak. Aku seorang Alkemis. Jika kau terus menggangguku, aku tidak akan mengizinkanmu masuk ke ruangan ini lagi."
"Hisss hisss …." Teman Kecil mengangguk, menyetujui.
Sima You Yue tertawa terbahak-bahak. Teman Kecil memberi kesan berbahaya pada orang lain. Bahkan Wu Lingyu pun berkata bahwa Teman Kecil membuatnya merasa gelisah. Itu berarti kekuatan Teman Kecil pasti sangat mumpuni. Ia memancarkan dinginnya seekor ular, yang membuat orang-orang langsung mengelak dari jauh.
Namun, Teman Kecil hanya menempel pada Sima You Yue. Ia ingat bagaimana Teman Kecil terisak-isak di depannya. Ia menggesek wajah Sima You Yue. Apakah Sima You Yue terlihat sangat mirip dengan Masternya yang sebelumnya?
Namun, Master Teman Kecil telah mati, sedangkan Teman Kecil belum mati. Itu berarti sebelumnya mereka tidak memiliki hubungan kontrak hidup.
Kalau begitu, ketika Teman Kecil bertemu dengan Sima You Yue, mengapa ia menangis dengan amat sedih?