Ular Emas Kecil yang Kuno
Ular Emas Kecil yang Kuno
"Kenapa?"
Kenapa Sima You Yue begitu yakin bisa menyelamatkan Feng Ru Yan? Padahal mereka tidak kenal satu sama lain.
Sima You Yue bingung. Oh ya, mengapa ia memiliki keinginan yang begitu kuat untuk menyelamatkan perempuan itu?
Seperti yang Feng Ru Yan katakan, dengan tetap berada di dekatnya Sima You Yue akan mendapatkan Serbuk Ilahi setelah Feng Ru Yan meninggal. Namun, kenapa ia tidak ingin Feng Ru Yan meninggal?
Apakah Sima You Yue mulai tertarik pada perempuan setelah terlalu lama berpenampilan sebagai laki-laki?
Apakah itu tidak mungkin?
Sima You Yue menarik napas dalam-dalam dan dengan cepat menyangkal pikiran-pikiran itu.
Feng Ru Yan melihat ekspresi Sima You Yue dan senyumnya melebar.
"Jika kau bisa mengurangi penderitaanku, aku akan memberimu Serbuk Ilahi." Feng Ru Yan baru menyadari kalau ia sangat menyukai gadis di depannya itu.
"Baiklah." Sima You Yue mengangguk.
Sima You Yue bisa menerima kesepakatan itu. Ia yakin ia bisa mengendalikan penyakit Feng Ru Yan.
Feng Ru Yan menutup matanya. "Aku lelah."
"Kalau begitu istirahatlah dengan baik. Aku harus mempersiapkan beberapa hal. Dalam dua hari, aku akan mengobatimu," janji Sima You Yue.
"Baiklah …."
Sima You Yue melihat Feng Ru Yan tampak sangat lelah dan kelihatannya akan langsung tertidur. Ia mengembuskan napas dan mengeluarkan segelas jus buah yang sudah dicampur dengan rempah-rempah dan meletakkannya dengan pelan di sisi Feng Ru Yan sebelum pergi.
Setelah Sima You Yue pergi, Feng Ru Yan membuka matanya dan memeriksa segelas jus tersebut. Ia menyeringai pada dirinya sendiri. Ia mulai batuk-batuk lagi.
Setelah batuk selama beberapa saat, Feng Ru Yan batuk berat sampai-sampai ia merasa akan membatukkan organ dalamnya. Ia teringat dengan jus yang ditinggalkan Sima You Yue dan menyeruput jus itu sambil terbatuk.
Beberapa gadis tiba-tiba muncul di sebelah Feng Ru Yan.
"Yang Mulia, kau harus segera pulang," bujuk si kepala gadis pelayan.
"Untuk apa?" Tenggorokan Feng Ru Yan terasa lebih baik; ia tidak batuk-batuk. Ia berbaring kembali. "Toh tidak ada yang berubah kalau aku pulang. Bukankah lebih baik tinggal di luar; lebih nyaman. Aku bisa saja tiba-tiba mati. Akan lebih baik jika aku menghargai waktuku ini dan menjelajahi dunia."
Gadis-gadis itu berlutut, lalu sama-sama berkata, "Yang Mulia akan baik-baik saja."
"Hidup dan mati sudah ditakdirkan," gumam Feng Ru Yan. "Kalian semua bangkitlah."
"Yang Mulia, apakah Sima You Yue benar-benar punya solusinya?" tanya si kepala gadis pelayan.
"Feng Jiao, menurutmu berapa umur Sima You Yue?" tanya Feng Ru Yan.
"Mungkin sekitar dua puluh tahun?" jawab Feng Jiao.
"Bisakah orang biasa yang berumur sekitar dua puluh tahun memiliki keahlian pengobatan yang sama seperti Sima You Yue? Dia berbakat." Feng Ru Yan tertawa kecil mengingat Sima You Yue menyebut tabibnya sebagai tabib abal-abal.
"Jika Tuan Jin tahu dia disebut sebagai tabib abal-abal oleh seorang gadis berusia dua puluhan tahun, bagaimana reaksinya ya?" Feng Jiao mengerti apa yang ditertawakan oleh Feng Ru Yan, ia juga ikut tertawa.
"Ya, jika Jin tahu, dia pasti marah sekali," jawab Feng Ru Yan.
"Apakah Yang Mulia mau diobati oleh Sima You Yue?"
Feng Ru Yan meletakkan gelas jus Buah Roh itu di sampingnya dan menutup matanya sebelum menjawab, "Pergi, selidikilah dia."
Feng Jiao memberi isyarat kepada gadis-gadis itu, dan mereka semua diam-diam pergi.
Sima You Yue pun pulang dan menjelaskan kesepakatannya dengan Feng Ru Yan untuk melihat apakah ada di antara mereka semua yang tahu siapa Feng Ru Yan. Namun, Mo Ketiga dan Wu Lingyu tidak pernah mendengar tentang perempuan itu.
Melihat bahwa Mo Ketiga dan yang lainnya tidak tahu siapa itu Feng Ru Yan, Sima You Yue pun tidak bertanya lebih lanjut. Saat itu, masalah yang paling mendesak adalah mengurangi penderitaan Feng Ru Yan dan menukarnya dengan Serbuk Ilahi, sehingga ia bisa memberikan serbuk itu kepada Ximen Feng untuk menstabilkan kondisinya dan memperpanjang hidupnya!
Sima You Yue pergi mencari Ximen Feng, menanyakan tentang Kong Xiang Yi. Ximen Feng dengan tegas menjawab kalaupun Kong Xiang Yi tahu mengenai Pagoda Roh, ia tidak akan membocorkannya pada siapa pun.
Malam harinya, Mo Ketiga memberi tahu Sima You Yue bahwa ia sedang bersiap untuk pergi ke Lembah Kong. Ketika Sima You Yue melihat alisnya yang mengerut, ia tahu bahwa Mo Ketiga sedang memikirkan tentang bijih yang telah ia dapatkan. Ia merenung sebelum berkata, "Aku tahu sebuah tempat yang tidak akan membuatmu terganggu."
"Tempat apa?" tanya Mo ketiga.
Sima You Yue menutup pintu, menggumamkan suatu mantra dan membawa Mo Ketiga masuk ke dalam Pagoda Roh.
Mo Ketiga pernah mendengar tentang Artefak Ilahi semacam itu sebelumnya. Ia berseru dengan takjub. Namun, tak lama kemudian ia pun menguasai diri. Ia bersukacita karena di situ, ia tidak perlu khawatir bahkan jika makhluk dalam bijih itu sangat kuat.
Sima You Yue mengusulkan, "Kau tetaplah di sini dan cari cara untuk membuka bijih itu. Aku akan membawa yang lain masuk."
Tak lama kemudian, Sima You Yue membawa mereka semua masuk, termasuk Kong Xiang Yi.
Ketika Mo Ketiga hendak mulai membuka bijih itu, mereka semua sangat antusias kecuali Wu Lingyu, yang menyimpan beberapa keluhan.
Semua orang menyadari suasana hati Wu Lingyu yang buruk kecuali Sima You Yue. Tampaknya ia tidak sepenting itu bagi Sima You Yue!
Mo Ketiga telah bekerja sepanjang hari. Ia akhirnya mengumumkan kalau ia sudah siap, dan yang lain pun memperhatikannya. Mereka menyaksikannya menggunakan alat galian, berpindah setiap setengah jam.
Karena bijihnya sangat rumit, Mo Ketiga harus memperhatikan kondisi pada bagian dalamnya dan memilih metode penggalian yang paling aman di mana ia mengupas lapisan demi lapisan.
Ketika bagian dalam bijih tersebut mulai terlihat, semua orang menjadi gelisah. Batu yang tingginya setengah tinggi manusia tersebut digali sampai menjadi sepertiga meter.
Batu Roh itu sebentar lagi akan muncul!
Setelah Mo Ketiga mengupas satu lapisan lagi, mereka semua dapat melihat sebuah sinar cahaya hijau yang samar. Mereka semua tahu bahwa sebuah Batu Roh sebentar lagi akan terlihat.
Mereka semua menahan napas ketika mereka menyaksikan Mo Ketiga terus mengupas bijih itu.
Setelah penutup terluar dari batu tersebut telah dikupas, mereka semua bisa melihat bagaimana tampilan Batu Roh itu.
Sebuah lapisan Batu Roh menyelimuti ular emas kecil sepanjang sepertiga meter. Mata ular kecil itu terpejam seperti sedang tidur.
Tanpa diduga, warna Batu Roh itu mendadak berubah menjadi terang, dan Kekuatan Roh di dalamnya menghilang. Batu Roh itu retak. Di dalamnya, ular emas kecil itu tiba-tiba membuka matanya, memancarkan tatapan yang dingin dan suram.
Namun, tatapan itu menghilang dalam sekejap, dan ular kecil itu memperlihatkan ekspresi kebingungan.
"Seekor ular kecil? Apakah ini Ular Emas Kecil yang Kuno?" tanya Fatty Qu sambil berseru dengan kaget.
Kata-kata Fatty Qu mengejutkan ular kecil itu. Ular itu kemudian merayap keluar dari retakan Batu Roh dan mengamati sekelilingnya dengan sinar mata yang tidak menyenangkan.
"Hisss - "
Ular kecil itu mendesis pada mereka semua. Matanya sedingin es; tatapannya memancarkan keangkuhan.
Ular kecil itu mengamati sekelilingnya dan memusatkan tatapannya pada Mo Ketiga, yang paling dekat dengannya.
"Hati-hati!" seru Sima You Yue pada Mo Ketiga. Sima You Yue ingin supaya Roh Kecil menarik perhatian ular kecil itu, tetapi ia melihat ular kecil itu menghilang tanpa jejak.
Keheningan pun melanda!
Wu Lingyu dan Qin Mo mengerutkan kening. Mereka juga tidak tahu ke mana ular kecil itu pergi!
"Huhuhu …."
Ketika mereka semua sangat gelisah, mereka tiba-tiba mendengar suara terisak-isak yang membuat mereka mendadak mati rasa.
Mereka baru tahu bahwa ular kecil itu ternyata melingkar di leher Sima You Yue, dan kepalanya menggesek wajah Sima You Yue. Ular itu menangis 'huhuhu,' dan air matanya menetes di wajah Sima You Yue.
Sima You Yue tidak bergerak, dan sepertinya ia memang tidak bisa bergerak.