Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Mengikutinya Pulang



Mengikutinya Pulang

"Saudara Junior, jika kau membutuhkan mata bumi, kau bisa mencoba bertanya pada Guru," saran Han Miao Shuang.     

"Aku akan bertanya pada Guru," kata Sima You Yue. "Aku tidak terburu-buru. Aku punya waktu untuk menyelidikinya terlebih dahulu."     

"Huh," protes Tujuh Kecil dengan dingin.     

Melihat bahwa Tujuh Kecil masih marah, Sima You Yue mengusap kepalanya. Ia bangkit berdiri dan menyimpan panci dan wajan.     

"Baiklah, sudah malam. Kita sebaiknya pulang."     

"Benar. Saatnya pulang." Han Miao Shuang bangkit berdiri. "Baiklah, gadis kecil, kami pergi dahulu!"     

"Aku bukan anak kecil!" dengus Tujuh Kecil.     

Sima You Yue dan Han Miao Shuang bersiap untuk kembali ke Taman Perpisahan, pelataran tempat Xu Jin dan murid-muridnya tinggal. Ketika Tujuh Kecil melihat mereka mulai melangkah pergi, ia pun mengikuti mereka.     

"Tujuh Kecil, bukankah kau sudah keluar sepanjang malam? Apa kau tidak mau pulang?" tanya Sima You Yue.     

"Ikut." Tujuh Kecil menarik pakaian Sima You Yue.     

"Ikut? Kau ingin ikut pergi bersama kami?"     

Tujuh Kecil mengangguk.     

"Kau bukan dari pelataran kami. Kau tidak bisa ikut pergi bersama kami," kata Han Miao Shuang.     

"Aku mau ikut." Tujuh Kecil meraih tangan Sima You Yue dan tidak mau melepaskannya. Ia bertekad untuk kembali bersama Sima You Yue.     

Sima You Yue menunduk menatap Tujuh Kecil, lalu ia menatap Han Miao Shuang. Ia berkata dengan canggung, "Saudari Senior, bagaimana kalau …?"     

"Terserahmu. Guru sangat menyukaimu sekarang. Kurasa tidak masalah kalau kau mengajaknya pulang bersama kita." Han Miao Shuang melihat kelembutan hati Sima You Yue, ia sendiri terlalu malas untuk peduli.     

"Kalau begitu kau bisa ikut bersamaku." Sima You Yue menggandeng tangan Tujuh Kecil.     

Tiga orang itu pun kembali ke pelataran. Su Xiao Xiao sedang membersihkan pelataran.     

"Pagi, Saudara Senior Ketiga."     

Su Xiao Xiao sedang memegang sapu ketika ia melihat mereka masuk. Ia tersenyum, "Apakah kalian keluar untuk makan lagi?"     

"Kau sudah tahu?"     

"Hidung Alkemis kita sangat tajam. Aku mencium aroma yang tidak ada padamu kemarin," jawab Su Xiao Xiao. "Siapa boneka kecil ini?"     

"Ini Tujuh Kecil. Ia mungkin akan tinggal di sini nanti," jawab Sima You Yue. "Guru … kemungkinan besar dia masih tidur. Aku akan menemuinya nanti. Tujuh Kecil, ini adalah Saudara Senior Ketiga, Su Xiao Xiao. Jika nanti kau tinggal di sini, kau dapat bermain-main dengannya."     

"Aku tidak mau, bau." Tujuh Kecil berpaling.     

"Bau?" Su Xiao Xiao mencium aroma tubuhnya sendiri. Ia baru saja mandi. Ia tidak bau.     

Namun, Tujuh Kecil tetap tidak menyukai Su Xiao Xiao.     

"Hoahm …. Aku sudah lama tidak tidur. Aku tidur dahulu." Han Miao Shuang menguap sambil berjalan menuju kamarnya.     

"Saudara Junior, apakah gadis kecil ini hanya berkunjung atau akan tinggal di sini?" tanya Su Xiao Xiao.     

"Kenapa?"     

"Jika ia akan tinggal di sini, aku harus menyiapkan kamar untuknya," jawab Su Xiao Xiao.     

Sima You Yue sekilas menatap Tujuh Kecil sebelum menjawab Su Xiao Xiao, "Mari kita bicarakan nanti setelah aku bertanya pada Guru."     

Jika Xu Jin tidak memperbolehkan Tujuh Kecil tinggal di situ, Sima You Yue tidak bisa memaksa.     

"Baiklah, Guru tidur lebih awal kemarin. Dia mungkin akan bangun lebih cepat hari ini." Su Xiao Xiao mengingatkan Sima You Yue.     

"Baiklah kalau begitu. Tujuh Kecil, ayo ke kamarku."     

Sima You Yue mengajak Tujuh Kecil ke kamarnya dan memberinya banyak makanan. Ia membiarkan Tujuh Kecil bermain sendiri di samping. Setelah itu, ia mengeluarkan bahan-bahan ramuan dan mulai mengutak-atiknya.     

Tujuh Kecil adalah seorang anak yang aneh. Ia memperlakukan Han Miao Shuang dengan acuh tak acuh dan dingin, tetapi ia sangat bergantung pada Sima You Yue. Sima You Yue mengaitkan hal itu dengan Pagoda Roh, yang memiliki daya tarik unik pada rohnya.     

"Tujuh Kecil. Berapa umurmu?" Sima You Yue mengutak-atik bahan ramuan untuk beberapa saat. Melihat bahwa Tujuh Kecil masih makan, ia datang mendekat dan menjauhkan makanan Tujuh Kecil.     

Tujuh Kecil agak kesal ketika makanannya diambil. Namun, ia dengan patuh menjawab pertanyaan Sima You Yue.     

"Aku tidak tahu berapa umurku. Aku lupa. Eh, berapa ya umurku?" Tujuh Kecil mengetuk-ngetuk kepalanya.     

"Lupa?" Sima You Yue memperhatikan Tujuh Kecil yang kesulitan mengingat. Ia langsung menebak bahwa Tujuh Kecil telah menderita cedera sebelumnya, jadi Tujuh Kecil lupa tentang beberapa hal dari masa lalunya.     

"Jangan khawatir, jika kau lupa ya sudah biarkan saja. Kau tampaknya belum terlalu tua jika dilihat dari penampilanmu," kata Sima You Yue. "Namun, aku tidak tahu apa-apa tentangmu. Kau sudah sangat kuat di usia yang begitu muda."     

"Makan." Tujuh Kecil menatap dendeng yang diambil Sima You Yue.     

"Tujuh Kecil, kau sudah banyak sekali makan. Hati-hati, perutmu nanti buncit."     

"Lapar." Tujuh Kecil menepuk perutnya. Perut bundarnya telah menyusut lagi.     

"Kau lapar lagi?" Sima You Yue menatap Tujuh Kecil dengan heran. Tujuh Kecil benar-benar lapar. Bagaimana mungkin Tujuh Kecil bisa makan sebanyak itu?!     

Tujuh Kecil mengangguk. Ia mengeluarkan sebuah ginseng, menggigitnya, mengerutkan kening, lalu meletakkannya di tangan Sima You Yue.     

"Tukar."     

Sima You Yue meletakkan dendeng di tangan Tujuh Kecil dan mengelus-elus kepala kecilnya. "Makanlah. Saat kau kenyang, kita akan pergi menemui guruku. Mari kita lihat apakah dia akan mengizinkanmu tinggal di sini, kalau tidak kau harus kembali ke tempat tinggalmu."     

Tujuh Kecil merenung sambil memiringkan kepala sebelum akhirnya mengangguk.     

Menjelang siang, Sima You Yue merasakan beberapa gerakan di kamar Xu Jin. Ia meletakkan buku yang sedang ia baca, dan berkata, "Guru sudah bangun. Ayo kita temui dia."     

Tujuh Kecil melompat dari kursi dan mengikuti Sima You Yue.     

Xu Jin baru saja bangun dan merasa bahwa Sima You Yue akan datang. Sebelum Sima You Yue sempat mengetuk pintu, ia langsung membiarkannya masuk. Ia melihat seorang anak berusia enam atau tujuh tahun yang mengikuti Sima You Yue. Matanya berkedip karena terkejut.     

Apa yang Sima You Yue lakukan dengan gadis kecil itu?     

"Guru, kau bangun pagi sekali hari ini."     

"Mm, aku bangun sedikit lebih awal daripada Jiang Jun Zhe," timpal Xu Jin. "Kenapa kau membawa anak kecil ini?"     

"Guru, ini Tujuh Kecil. Aku bertemu dengannya tadi malam. Ia ingin tinggal bersama kita. Apakah boleh?"     

Xu Jin langsung menatap Tujuh Kecil. Berani- beraninya anak kecil itu menipu muridnya? Namun, ia melihat Tujuh Kecil menyusut mundur di belakang Sima You Yue dan mengancamnya dengan matanya yang dingin, seolah-olah Tujuh Kecil akan memakannya jika ia menolak. Ia pun mulai menggoda Tujuh Kecil.     

"Murid yang baik, Taman Perpisahan kita ini bukan tempat yang bisa ditinggali oleh sembarang orang."     

Xu Jin mengangkat alisnya sambil menatap Tujuh Kecil.     

Mulut Tujuh Kecil melengkung ke bawah, seolah-olah ia akan langsung menangis, dan tangan kecilnya yang menggandeng Sima You Yue pun mengencang. Ia menyusut ke belakang Sima You Yue, menyisakan kepalanya yang dengan miring menatap Xu Jin.     

"Guru, Tujuh Kecil hanyalah seorang anak kecil. Bisa-bisanya kau menakuti boneka kecil ini dengan kata-kata buruk semacam itu." Sima You Yue sekilas memelototi Xu Jin.     

Dari belakang, Tujuh Kecil mengangkat dagunya ke arah Xu Jin.     

Xu Jin terdiam. Apa maksud Sima You Yue ia menakuti boneka kecil itu? Ia hanya mengucapkan beberapa patah kata yang wajar!     

"Guru, Tujuh Kecil mengatakan bahwa ia sering mencari makanan seorang diri di gunung belakang, dan tidak ada yang merawatnya. Tujuh Kecil masih kecil, dan gunung belakang itu sangat berbahaya, jadi izinkanlah ia tinggal di sini. Tujuh Kecil, kau tidak akan menimbulkan masalah di pelataran, kan?"     

Sima You Yue menunduk menatap Tujuh Kecil, Tujuh Kecil langsung mengubah raut wajahnya menjadi ketakutan dan dengan patuh mengangguk.     

Ketika Xu Jin melihat bagaimana Sima You Yue melindungi Tujuh Kecil, ia merasa tidak berdaya. Ia melambaikan tangannya agar mereka pergi sebagai tanda persetujuan.     

"Terima kasih, Guru. Kalau begitu, kami tidak akan mengganggumu. Beristirahatlah dengan baik." Sima You Yue membawa Tujuh Kecil pergi.     

Saat Tujuh Kecil berjalan keluar, ia sekilas melirik Xu Jin dengan puas.     

"Orang tua, jangan sesatkan muridku yang baik," kata Xu Jin pada Tujuh Kecil lewat telepati.     

"Huh, itu tergantung suasana hatiku!" balas Tujuh Kecil sebelum pergi keluar bersama Sima You Yue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.