Konflik antara Kebebasan dan Kehidupan
Konflik antara Kebebasan dan Kehidupan
Jika kelahiran yang sulit bukanlah penyebabnya, lalu apa? Ketika mereka melihat Sima You Yue bersikap seperti itu, sepertinya bukan kelahiran yang sulit yang ia maksudkan.
"Salah satu dari kalian kemarilah dan masukkan sedikit kekuatan roh ke dalam perut Ratu," pinta Sima You Yue.
"Aku akan melakukannya." Seorang perempuan mengajukan diri.
Perempuan itu memasukkan energi rohnya ke dalam tubuh Ruo Li, tanpa memutus aliran energi rohnya. Ia memperhatikan bahwa energi roh Ratu sepenuhnya diserap oleh janin tersebut. Ia sangat terkejut sampai-sampai ia tidak bisa berkata apa-apa.
"Bagaimana?" tanya Sun Tua.
"Energi rohku sepenuhnya diserap oleh janin ini," jawab perempuan itu dengan bingung.
"Bagaimana mungkin bisa begitu!" Ekspresi mereka semua berubah, memahami maksud perempuan tersebut.
"Anak Ratu pasti berbeda dari yang lain. Meskipun waktunya belum tiba, kekuatan hidupnya sangat besar. Dalam kondisi biasa, anak ini bisa mendapatkan energi roh dengan sendirinya, semua akan baik-baik saja sampai ia dilahirkan. Namun, karena Ratu terluka oleh manusia, kejadian itu juga melukai anak ini dan mempercepat kelahirannya. Jika ini anak biasa, semua pasti baik-baik saja, tetapi anak ini berbeda. Luka yang menyakiti anak ini meningkatkan keinginannya untuk bertahan hidup dan menyebabkan anak ini secara tidak sadar menyerap energi roh dari sekitarnya. Sebagian besar energi roh Ratu seharusnya sudah diserap oleh anak ini."
"Apa yang harus kami lakukan?" teriak para Ulat Sutra Roh.
"Pil yang kuberikan pada Ratu tadi dapat mengisi kembali sebagian energi rohnya, tetapi tidak terlalu banyak. Itu tidak cukup untuk janin yang ada di perutnya. Begitu anak ini menyerap seluruh energi roh itu, hidup Ratu kalian akan berakhir," jawab Sima You Yue.
"Jangan bilang kau tidak bisa mengeluarkan anak itu?"
"Aku bisa, melalui operasi sesar. Namun, jika aku melakukannya, Ratu kalian tetap akan kehilangan nyawanya," jawab Sima You Yue. "Kondisinya saat ini adalah Ratu sudah mau melahirkan, tetapi tidak bisa. Sebenarnya, belum tiba waktunya bagi Ratu untuk melahirkan, tetapi itu terjadi karena adanya goncangan. Ia tidak berdaya untuk menghentikannya. Tidak peduli apa pun yang kita lakukan, kemungkinan besar itu akan merenggut nyawa mereka berdua."
"Apa yang harus kita lakukan kalau begitu?" Mereka semua kebingungan.
"Meskipun kontrak akan menghilangkan kebebasan kalian, tetapi itu akan memastikan keselamatan Ratu dan anaknya. Kontrak ini akan membantu Ratu melewati masa setengah hari ini. Jika tidak ada kekuatan dari kontrak untuk menambah energi roh Ratu, setengah hari ini akan menjadi saat terakhir mereka," jawab Sima You Yue. "Keputusan ini sepenuhnya kuserahkan pada kalian. Jika kalian bersedia, bawa Ratu kalian ke darat. Jika kalian tidak bersedia, itu sepenuhnya hak kalian. Tujuh Kecil, ayo kita pergi."
Sima You Yue membawa Tujuh Kecil dan berenang ke atas. Ketika Bibi Ketiga Du dan yang lainnya melihat kemunculan Sima You Yue, Bibi Ketiga Du langsung menanyakan keadaan Ruo Li.
Sima You Yue menjelaskan keadaan Ruo Li dengan terperinci kepada Bibi Ketiga dan yang lainnya, dan mereka semua paham betapa parahnya kondisi Ratu saat itu.
"Selain membuat kontrak, apakah benar-benar tidak ada cara lain?" tanya Bibi Ketiga Du dengan ragu.
Sima You Yue menggelengkan kepala, lalu menjawab, "Itu adalah pilihan terakhir. Selain dari itu, tidak peduli apa pun yang kulakukan, itu akan merenggut nyawa keduanya."
"Namun, Ruo Li tidak akan pernah setuju untuk melakukannya," kata Bibi Ketiga Du yang mengerti bagaimana pendirian para Ulat Sutra Roh dan Ruo Li. Mereka tidak akan pernah mau mengakui manusia sebagai master mereka.
"Belum tentu." Sima You Yue merasa bahwa Ruo Li mungkin saja setuju.
"Kau tidak kenal Ruo Li. Dia Ratu yang angkuh. Dia tidak akan mau melayani seorang manusia sebagai masternya," kata Bibi Ketiga Du dengan yakin.
"Kau lupa bahwa dia juga memiliki peran lain saat ini," kata Sima You Yue.
"Peran apa?" tanya Tujuh Kecil sambil menengadah.
Selain perannya sebagai Ratu Klan Ulat Sutra Roh, dia juga seorang ibu dari anak yang yang dikandungnya," jawab Sima You Yue. "Bagi seorang perempuan, mereka akan melakukan apa pun demi anak-anak mereka. Apa lagi untuk menyelamatkan hidup anaknya."
"Apakah itu artinya dia harus memilih antara kebebasannya dan nyawa anaknya? Itu benar-benar pilihan yang sulit," tanya Wu Kecil.
"Kita akan dihadapkan pada banyak pilihan dalam hidup ini. Kita tidak dapat lari dari pilihan tersebut hanya karena itu sulit untuk diputuskan. Selain itu, kerap kali, kita memang tidak bisa lari dari pilihan-pilihan itu," jawab Sima You Yue sambil mengembuskan napas.
Wu Kecil menatap Sima You Yue, ia masih belum bisa memahami perkataan Sima You Yue.
"Jika memungkinkan, aku berharap dia memilih untuk tetap hidup," komentar Bibi Ketiga Du sambil mendesah, mengharapkan yang terbaik agar temannya itu bisa selamat dari cobaan.
Ulat Sutra Roh yang berada di dalam danau sedang mengalami dilema. Mereka tidak mau ratu mereka mati, tetapi mereka juga tidak mau dia menjadi Binatang Roh kontrak milik manusia. Terlebih, perihal janin yang dikandungnya - mereka jarang memiliki anak yang lain dari yang lain seperti itu. Sayang sekali jika anak itu tidak bisa bertahan hidup.
"Kita tunggu saja," ucap Sima You Yue, lalu mencari sebuah pohon besar dan duduk di bawahnya. Tujuh Kecil duduk dan bersandar padanya, mengulurkan tangan untuk memain-mainkan rambutnya.
"Yue Yue."
"Hm?"
"Meskipun Ratu bersedia untuk membuat kontrak dengan manusia, apakah waktunya cukup?" tanya Tujuh Kecil.
"Kenapa?"
"Ratu merupakan seekor Binatang Roh Sakti. Meskipun Zi Qi bisa membuat kontrak dengan Binatang Roh Sakti, Zi Qi akan membutuhkan waktu yang lama. Apakah Ratu akan mampu bertahan selama itu?" tanya Tujuh Kecil sambil menarik-narik rambut Sima You Yue.
"Karena aku sudah bilang ke mereka kalau Ratu punya waktu setengah hari, itu artinya aku yakin aku bisa menepati kata-kataku. Kalau Ratu tidak menyerah, dia akan mampu bertahan hidup," jawab Sima You Yue sambil memegang sehelai daun dan memutarnya di tangannya.
"Apakah ada sesuatu yang tidak kuketahui?"
"Ada banyak hal yang tidak kau ketahui! Nanti kau akan paham saat waktunya tiba."
Semua orang di pinggir danau menunggu keputusan Ratu Ulat Sutra Roh dengan cemas, sementara di dalam danau, Ratu yang sebelumnya terbaring tak sadarkan diri ternyata kembali sadar.
"Ratu, kau bisa bangun!" Gadis-gadis pelayan Ratu mengelilingi Ratu dengan bahagia.
"Bagaimana mungkin aku masih bisa hidup?" Saat itu Ratu sedang dalam penampilan aslinya, dan sama sekali tidak bisa bergerak. Ia sangat gembira ketika bisa merasakan energi roh yang seharusnya sudah habis, mengalir keluar dari dantiannya. "Nak, anakku, dia masih hidup …."
"Ratu, bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Lumayan," jawab Ruo Li. "Seingatku, aku sudah kehilangan semua energi rohku ketika pingsan, bagaimana mungkin masih ada energi sebanyak ini yang mengalir keluar dari tubuhku? Jika aku melahirkan anakku sekarang, apakah anak ini bisa bertahan?"
"Begini …." Sun Tua ragu-ragu, tetapi ia tetap mengatakan semua yang Sima You Yue katakan pada mereka, ia bahkan mengatakan kepada Ratu mengenai solusi You Yue.
"Pantas saja. Aku bertanya-tanya bagaimana mungkin aku masih bisa punya banyak sekali energi roh," komentar Ruo Li sambil melihat ke bawah, ke perutnya yang membuncit. Ia bisa merasakan energi rohnya mengalir tanpa henti ke perutnya. Ia juga merasa seolah-olah anaknya sedang menyapanya dari dalam perutnya.
"Ratu, manusia itu berkata bahwa pil itu akan bisa membantumu bertahan hidup setidaknya selama setengah hari. Setelah setengah hari, semua energi roh di tubuhmu akan diserap oleh anakmu, dan kau akan kehilangan nyawamu. Terlebih, karena kau tidak akan bisa lagi menyediakan makanan untuk anak tersebut, anak itu juga tidak akan bertahan hidup," kata Sun Tua.
"Jadi maksudmu, membentuk kontrak adalah satu-satunya cara yang kita punya?" Ruo Li berbaring di meja batu dan untuk waktu yang lama memandang air di permukaan danau yang samar-samar tampak berkilauan dari dasar danau. Setelah itu, ia berkata kepada gadis pelayan di sebelahnya, "Bawa aku ke atas …."