Ulat Sutra Roh
Ulat Sutra Roh
"Wu'er begitu karena aku terlalu memanjakannya." Bibi Ketiga Du tidak marah. "Tidak masalah kalau kau berniat mengujinya. Apa yang akan kita lakukan tidak boleh terungkap, jika Klan Zong Zheng dan Istana Yin Yang sampai tahu, akibatnya tidak bisa kita bayangkan."
"Terima kasih, Bibi Ketiga," ucap Sima You Yue. "Namun, aku yakin pada alasan kenapa Bibi Ketiga memilih Wu Kecil. Wu Kecil mungkin emosional saat ini, tetapi begitu perasaan-perasaan seperti itu dilampiaskan, menurutku dia akan sangat membantu kita di masa mendatang."
"Aku harap begitu," kata Bibi Ketiga Du sambil mengembuskan napas. Ia tidak suka berhubungan dengan orang lain selama bertahun-tahun sejak Klan Ximen dihancurkan. Ia dan Wu Kecil saling bergantung satu sama lain. Bahkan Wu Kecil hanya lengket dengannya. Ia sibuk dan sangat tidak memedulikan bagaimana cara ia membesarkan Wu Kecil, menyebabkan Wu Kecil jadi keras kepala.
Semoga Sima You Yue bisa membimbing Wu Kecil jadi lebih baik lagi.
Setelah menerima pesan dari Sima You Yue, Fatty Qu dan yang lainnya mengembalikan kunci kamar mereka ke pemilik penginapan dan menyusul ke toko Kain Roh milik Bibi Ketiga Du.
Bibi Ketiga Du pergi mencari Wu Kecil setelah ia selesai membuat kue. Entah apa yang ia katakan pada Wu Kecil, tetapi ketika mereka semua siap berangkat, Wu Kecil juga ikut. Mata Wu Kecil tampak merah dan kelihatannya ia baru saja menangis.
Namun, ketika Wu Kecil menatap Sima You Yue, matanya tidak memancarkan kebencian.
Sima You Yue tersenyum pada Wu Kecil. Jika Bibi Ketiga Du mampu membuka hati Wu Kecil, maka mereka tidak perlu repot-repot menjajaki Wu Kecil.
Jika tidak ….
"Ayo berangkat, menurut rute Burung Roc Kecil, aku khawatir kita akan memakan waktu enam sampai tujuh hari perjalanan," kata Sima You Yue, memberi tahu mereka semua.
Mereka tiba di luar kota. Sima You Yue memanggil Burung Roc Kecil keluar dan mereka semua naik ke punggungnya. Mereka terbang menuju Hutan Gelap.
Ketika Wu Kecil melihat Burung Roc Kecil, dalam hati ia cukup terkejut. Ia tidak menyangka Sima You Yue memiliki Binatang Roh Sakti yang begitu kuat. Mengingat Binatang Roh kontraknya sendiri, tidak mudah bagi Guru sampai akhirnya bisa mendapatkan Binatang Roh Sakti tingkat pertama untuknya.
Omong-omong tentang Guru, Wu Kecil ingat apa yang baru saja Guru katakan padanya.
"You Yue dan Feng'er adalah keluargaku, dan kau adalah anak yang kubesarkan. Aku tidak akan mengajakmu kalau mereka tidak menginginkanmu. Kuharap kau bisa menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Mereka di sini bukan untuk merampasku darimu, tetapi karena mereka mencintaiku. Namun, jika kau dibutakan oleh rasa cemburumu, bukan hanya mereka tidak akan menyukaimu, aku sebagai gurumu juga tidak akan menginginkanmu. Aku tahu kau anak yang baik, jadi kau tidak akan mengecewakan Guru, kan?"
Wu Kecil menatap punggung Sima You Yue dan Ximen Feng. Apakah mereka benar-benar mencintai Guru?
Namun, Wu Kecil menginginkan Guru hanya untuk dirinya sendiri. Apa yang harus ia lakukan? Hatinya kacau ….
"Sepertinya kita keluar cukup telat, aku tidak melihat orang lain di sepanjang jalan. Sepertinya semua orang sudah berada di dalam hutan," komentar Fatty Qu sambil mengembuskan napas ketika ia tidak melihat siapa pun selain mereka di sana.
"Lagi pula, kita ke sana bukan untuk merebut Binatang Roh Keberuntungan. Untuk apa buru-buru," kata Sima You Le dengan riang.
"Apakah orang-orang itu juga pergi?" tanya Sima You Lin pada Bei Gong Tang.
"Ya. Setelah kakak sulung dan kakak kedua mereka pulang, mereka masuk ke Hutan Gelap dua hari yang lalu. Mereka mungkin bergantung pada harapan terakhir tersebut," jawab Sima You Yue.
"Terakhir kali, mereka tahu akan keberadaan Lebah Merah Tua. Namun, kau tetap menggunakan Lebah Merah Tua juga kali ini. Tidak ada masalah, kan?" Sima You Qi sedikit khawatir.
"Aku beralih ke tingkat yang sedikit lebih tinggi kali ini, tidak semudah itu dideteksi," jawab Sima You Yue. "Bukan hanya mereka. Orang-orang yang lainnya juga diikuti oleh beberapa Lebah Merah Tua. Aku mengetahui sebagian besar apa yang terjadi di dalam hutan."
"Wow, You Yue, kau tidak memberi tahu kami," keluh Fatty Qu.
"Apa aku masih harus memberitahumu soal itu?" balas Sima You Yue.
Fatty Qu melirik yang lain. Mereka semua memberinya tatapan yang memancarkan 'kau memang bodoh'. Ia berseru, "Baiklah, kalian semua tahu. Aku tidak tahu. Ini tidak adil!"
"Kau seharusnya bilang kami semua pintar dan hanya kau yang bodoh," kata Wei Zi Qi sambil tersenyum. "You Yue tidak memberi tahu kami, tetapi kami semua tentu bisa menebaknya."
"Menebaknya?" Fatty Qu jadi tidak percaya diri. Kalau begitu, kenapa ia tidak menebaknya?
Tidak, bukan karena Fatty Qu tidak bisa menebaknya, tetapi memang karena ia tidak menebaknya. Kenapa? Karena ia terlalu malas menggunakan otaknya.
Wu Kecil duduk diam di samping Bibi Ketiga Du, menyaksikan candaan Sima You Yue dan yang lainnya. Sebelumnya, ia merasa interaksi mereka aneh. Mereka semua begitu santai; mereka tampak saling mengolok-olok, tetapi mereka sangat dekat satu sama lain.
Wu Kecil tiba-tiba mulai mengerti kata-kata gurunya.
"Bibi Ketiga, tadi pagi kau bilang, kau akhir-akhir ini mau mengunjungi Ulat Sutra Roh untuk mengumpulkan Sutra Roh. Bagaimana kalau kita menuju ke Ulat Sutra Roh terlebih dahulu?" tanya Sima You Yue, meminta pendapat Bibi Ketiga.
"Baik."
"Bibi Ketiga, tolong beri tahu arahnya kepada Burung Roc Kecil," kata Sima You Yue sambil menepuk punggung Burung Roc Kecil. Burung Roc Kecil pun membawa mereka semua menuju ke tempat tinggal Ulat Sutra Roh.
Selama perjalanan, Bibi Ketiga Du memberi pengantar mengenai Ulat Sutra Roh kepada mereka semua.
Ada banyak jenis Ulat Sutra Roh, dan kualitas Sutra Roh yang mereka hasilkan bervariasi tergantung pada spesiesnya. Beberapa yang berkualitas bagus adalah Ulat Sutra Salju, Ulat Sutra Giok Biru, Ulat Sutra Hitam, dan sebagainya. Ulat Sutra Roh yang terbaik ialah Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran, Ulat Sutra Bercincin, Ulat Sutra Langit Hitam, dan seterusnya.
Peringkat Ulat Sutra Roh yang berbeda-beda juga menyebabkan tingkat tenunan Kain Roh yang berbeda-beda pula, dan kemampuan pertahanan pakaian yang terbuat dari Kain Roh tersebut juga berbeda-beda.
Jumlah Sutra Roh yang dihasilkan oleh seekor Ulat Sutra Roh dalam satu tahun saja tidak cukup untuk menenun sehelai kain.
Selain peringkat Ulat Sutra Roh, teknik menenun juga akan memengaruhi kualitas Kain Roh. Karena mereka semua tidak akan memahami penjelasan yang terperinci, Bibi Ketiga Du meringkas penjelasannya.
"Pantas saja Kain Roh sangat langka, ternyata pembuatannya sangat rumit," komentar Sima You Ming sambil mengembuskan napas.
"Jika Kain Rohnya bermutu tinggi, itu setara dengan Artefak Roh," tambah Sima You Yue. "Bibi Ketiga, keterampilan menjahit dan menyulammu sudah sangat tinggi. Jika kau bisa mendapatkan Ulat Sutra Roh yang langka, maka kualitas Kain Roh yang kau buat pasti sangat bagus."
"Setiap penyulam Kain Roh pasti berharap untuk bisa menenun Kain Roh berkualitas tinggi, tetapi bagaimana mungkin Ulat Sutra Roh yang langka bisa didapatkan dengan mudah?" komentar Bibi Ketiga Du, tak berdaya.
"Karena Ulat Sutra Roh ada di benua ini, kau masih mungkin menemukan Ulat Sutra Roh yang langka," hibur Ximen Feng.
"Aku pernah mendengar beberapa informasi tentang Ulat Sutra Roh, tetapi pada waktu itu, aku tidak tertarik dan tidak memperhatikannya. Namun, aku ingat mereka sepertinya mengatakan kalau ada Ulat Sutra Roh yang sangat langka di kedalaman Lembah Patah Hati. Aku yakin ulat itu berjenis Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran," kata Kong Xiang Yi.
"Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran ada di Lembah Patah Hati?" Sima You Yue tidak bisa memercayai hal itu, lalu berkata, "Namun, Lembah Patah Hati penuh dengan serangga beracun. Bagaimana mungkin Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran justru bisa hidup di sana?"
"Itu tidak mungkin Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran," bantah Bibi Ketiga Du. "Ulat Sutra Salju Sembilan Putaran hidup dalam keadaan lingkungan yang keras. Mereka membutuhkan kebersihan dan kesucian dan tidak akan hidup di tempat semacam Lembah Patah Hati. Jika memang benar ada sekumpulan Ulat Sutra Roh yang langka di sana, kemungkinan itu adalah Ulat Sutra Bercincin."
"Bibi Ketiga, bagaimana rupa Ulat Sutra Bercincin?" tanya Sima You Yue.
"Ciri terpenting dari Ulat Sutra Bercincin adalah mereka menyerap racun, mengubah racun tersebut menjadi kekuatan roh di dalam tubuh mereka, dan menyuntikkan kekuatan roh ini ke dalam sutra yang mereka hasilkan sehari-hari."