Alasan Hobi Makan
Alasan Hobi Makan
Makanan yang Han Miao Shuang makan hari itu begitu lezat, jadi ia berpikir kalau memanggang daging pasti juga sama nikmatnya. Membayangkan tentang memanggang daging, air liurnya pun menetes.
Sima You Yue melihat ekspresi Han Miao Shuang yang rakus dan tersenyum. "Kita tidak bisa memasak di pelataran."
"Tidak masalah, aku tahu suatu tempat!" Han Miao Shuang diam-diam tersenyum.
Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah lembah.
"Tempat ini cukup bagus." Sima You Yue mengamati lembah yang tenang. Itu adalah tempat yang cocok untuk makan tanpa menarik perhatian. "Kita ada di mana?"
"Ini adalah gunung di belakang sekte. Biasanya hanya sedikit orang yang datang ke sini. Aku datang ke sini kapan pun aku ingin menyiapkan sesuatu untuk kumakan," jawab Han Miao Shuang.
"Kenapa kau datang ke sini dan justru bukan di tempat kau tinggal?" Sima You Yue mulai mengeluarkan pemanggang, yang menarik perhatian Han Miao Shuang.
"Aku biasa memasak makanan di pelataran, tetapi setelah Xiao Xiao datang, aku jarang melakukannya. Kau tahu sendiri, dia pembersih luar biasa. Jika aku terlalu kotor, dia pasti marah. Seperti pagi ini," jawab Han Miao Shuang tak berdaya. "Setelah itu, aku jadi sering pergi keluar untuk makan. Kadang-kadang ketika aku ingin memasak sesuatu, aku tidak dapat menemukan tempat memasak yang pas. Terlebih, ada begitu banyak murid di sekte. Jadi aku mencari tempat ini."
"Ini tidak jauh dari sekte. Apa kau tidak takut bertemu dengan murid lain?" tanya Sima You Yue.
"Tidak mungkin! Kalau tidak, aku tidak akan memilih tempat ini," jawab Han Miao Shuang dengan percaya diri.
"Apa Saudari Senior yakin?"
"Tentu saja. Sedikit lebih jauh ke atas adalah area terlarang sekte, jadi hanya sedikit orang yang datang ke sini. Semua orang yang datang ke sini bukan orang biasa. Mereka tidak berani menceritakan tentang aku yang masak dan makan di sini. Lagi pula, kau tak akan mungkin terang-terangan menceritakan kepada orang lain bahwa kau pernah berkeliaran ke area terlarang, kan?" jawab Han Miao Shuang sambil tersenyum. Melihat Sima You Yue mengeluarkan banyak jenis daging dan menyisihkannya, Han Miao Shuang terkejut dan bertanya, "You Yue, bagaimana mungkin kau masih menyimpan begitu banyak daging?"
"Aku biasa menghabiskan banyak waktu dengan abang-abang dan teman-temanku. Aku sering memasakkan makanan untuk mereka." Sima You Yue terkekeh.
"Mereka sangat beruntung," komentar Han Miao Shuang dengan iri.
"Karena kami selalu bersama sepanjang waktu, mereka juga jadi bisa memasak, sehingga aku tidak perlu memasak setiap waktu," jelas Sima You Yue.
"Bagaimana masakan mereka?"
"Keterampilan mereka sungguh mumpuni. Namun, hanya ada beberapa orang saja yang masakannya benar-benar enak, sementara yang lain juga enak, tetapi biasa saja."
"Lain kali, ajak mereka ke pelataran untuk berkunjung," pinta Han Miao Shuang sambil tersenyum.
"Baiklah!" Sima You Yue langsung menyetujui. Alangkah baiknya jika Bei Gong dan yang lainnya bisa bertemu dengan Han Miao Shuang.
"Bagus! Nanti, kau bisa meminta mereka untuk memasakkan makanan untukku saat kau sibuk." Han Miao Shuang bertepuk tangan. Sudah beres.
Sima You Yue merasa bahwa ia tanpa sengaja telah menjual keluarga dan sahabat-sahabatnya. "Saudari Senior, mengingat kau hobi makan, apakah kau tidak bisa masak?"
"Aku hanya bisa memanggang daging," jawab Han Miao Shuang. "Karena itu, setiap kali aku menangkap mangsa, aku akan datang ke sini untuk memanggang daging. Terlebih, aku tak bisa masak."
"Kalau begitu, apa yang kau lakukan kalau kau mau makan?"
"Pergi makan di luar! Dahulu aku mencari makanan di mana-mana. Kemudian, Rumah Makan Kenangan dibuka. Aku sering makan di sana! Aku juga mendapat kartu keanggotaan mereka. Aku jadi bisa dapat diskon setiap saat!" jawab Han Miao Shuang dengan gembira. "Saudara Junior, apakah kau pernah makan di Rumah Makan Kenangan? Jika belum, lain kali aku akan mengajakmu ke sana."
Sima You Yue melihat Han Miao Shuang yang begitu bersemangat sampai-sampai ia ragu apakah ia perlu memberi tahu Han Miao Shuang bahwa Rumah Makan Kenangan itu sekarang telah menjadi miliknya.
"Saudari Senior, kenapa kau hobi makan?"
Sima You Yue mengambil tusuk sate besi dan mulai menusuk daging. Han Miao Shuang datang untuk membantunya. Gerakannya benar-benar luwes.
"Sebenarnya, itu adalah jejak yang ditinggalkan masa kecilku," jawab Han Miao Shuang. "Aku baru berusia belasan tahun pada waktu itu, dan aku belum mencapai peringkat kekuatan di mana aku tidak perlu makan. Suatu hari aku dikurung di sebuah rumah kecil yang gelap selama tujuh atau delapan hari tanpa makan atau minum. Ketika aku keluar, aku berada di ambang kematian. Pada saat itu, aku luar biasa lapar sampai-sampai aku tak pernah lagi melepaskan perasaan laparku, bahkan setelah aku tidak perlu makan. Karena itu, aku jadi suka makan. Setiap kali aku kenyang, aku senang."
Sima You Yue menatap senyum Han Miao Shuang. Ia bisa bersimpati dengan perasaan bawaan masa kecil Han Miao Shuang dan mengerti mengapa Han Miao Shuang menjadi hobi makan.
"Saudari Senior, apakah kau sering pergi untuk makan di luar?"
"Iya. Aku sering kali pergi ke Rumah Makan Kenangan," jawab Han Miao Shuang. "Meskipun kami memiliki lebih banyak kesempatan untuk keluar daripada murid lain, kami bisa keluar sebulan sekali, tetapi itu tidak cukup! Jadi aku harus memanggang daging sendiri. Namun, aku benar-benar ingin menikmati hidangan di Rumah Makan Kenangan!"
"Saudari Senior suka makan hidangan yang mana?"
"Kepala singa rebus[1]! Ayam air liur[2]!" jawab Han Miao Shuang langsung.
"Kalau begitu, kau tidak mau makan daging panggang?"
"Mau!" jawab Han Miao Shuang. "Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah memanggang daging. Kepala singa rebus dan ayam air liur itu adalah hidangan yang kuinginkan. Sayangnya, aku belum bisa pergi ke Rumah Makan Kenangan. Aku tak tahu harus menunggu berapa lama sebelum aku bisa memakannya lagi. Namun, dengan adanya kau di sini, aku tidak harus terus-terusan makan daging panggang!"
Sima You Yue lanjut menusuk daging. Arang di atas pemanggang telah dipanaskan dan rangka besinya sudah panas. Ia menaruh daging tusuk di atas pemanggang, lalu meletakkan semua bumbu di samping.
"Saudara Junior, kau punya banyak sekali bumbu. Aku hanya punya setengah dari bumbumu," ratap Han Miao Shuang.
"Jika kau ingin hasil masakanmu lezat, kau harus punya banyak bumbu," kata Sima You Yue. "Nanti aku akan memberikan beberapa bumbuku untukmu."
"Baiklah, baiklah!" Han Miao Shuang langsung mengangguk.
Seiring berjalannya waktu, aroma daging panggang perlahan menguar. Melihat Sima You Yue menyapukan bumbu yang sama di setiap daging tusuk, Han Miao Shuang merasa air liurnya menetes.
Sima You Yue menaruh daging panggang di atas piring, dan Han Miao Shuang dengan tak sabar langsung mengambil piring itu. Ia mengambil daging tusuk dan menghirup aromanya. "Saudara Junior, aromanya saja enak. Pasti rasanya jauh lebih enak!"
Han Miao Shuang menggigit daging yang teratas, dan daging yang panas itu membuatnya mengembuskan napas tak terkendali, sambil berseru, "Panas, panas!"
"Saudari Senior, tidak ada yang mau merebut makananmu. Pelan-pelan saja." Sima You Yue menaruh daging tusuk yang belum dimasak pada rangka besi untuk ia panggang. Pada saat yang sama, ia mengambil sepotong daging, bawang bombai, jahe dan bawang putih yang menunggu di samping pemanggang.
Sima You Yue membalik panggangan daging itu dua kali, lalu memotong daging panggang tersebut, kemudian memperkirakan waktu sebelum membalik panggangan daging lagi.
Setelah menghabiskan daging panggang di tangannya, Han Miao Shuang melihat Sima You Yue yang sedang memotong-motong daging dan bertanya, "Saudara Junior, kenapa kau memotong-motong dagingnya?"
"Untuk memasak kepala singa rebus! Bukankah kau menginginkannya?" jawab Sima You Yue.
"Kau bisa memasak kepala singa rebus?" tanya Han Miao Shuang sambil berseru.
"Bisa," jawab Sima You Yue. "Bantu aku membalikkan daging panggang ini. Aku akan rebus ayamnya dahulu."
"Saudara Junior, apa kau mau membuat semua air liurku menetes?" Han Miao Shuang merasa sangat terberkati malam itu!
"Aku … siapa di sana?!" tanya Sima You Yue dengan tajam sambil melihat ke belakang Han Miao Shuang.
Han Miao Shuang juga merasakan kehadiran seseorang dan berbalik untuk menatap bayangan yang tidak jauh darinya.
[1] Hidangan dari masakan Huaiyang di Tiongkok Timur, yang terdiri dari bakso babi berukuran besar, berdiameter 7–10 cm, yang dicampur dengan sayuran. Bisa dimasak putih bening atau merah menggunakan kecap.
[2] Salah satu hidangan ayam gaya Sichuan yang paling terkenal, ayam rebus dalam saus sambal.