Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Yue Yue, Kau Seorang Ibu



Yue Yue, Kau Seorang Ibu

Sima You Ming dan yang lainnya terdiam.     

Halcyon jelas telah pergi untuk merawat sebutir telur yang ditinggalkan temannya, tetapi Sima You Yue menggambarkan telur itu sebagai istri barunya. Jika Halcyon mendengarnya mengatakan itu, reaksi seperti apa yang akan Halcyon tunjukkan?     

"Baiklah, Kakek, Kakak-kakak, aku akan pergi." Sima You Yue melambai kepada mereka dan meninggalkan rumah.     

Sima You Yue pergi ke rumah Ketua Klan dan Sima Tai kebetulan sedang tidak sibuk.     

"Kau mau pergi?" Sima Tai menebak tanpa menunggu Sima You Yue mulai bicara.     

Sima You Yue berkedip terkejut, lalu bertanya, "Bagaimana kau bisa tahu?"     

Sima Tai tersenyum. "Bocah yang bersamamu itu seharusnya merupakan anak dari Permaisuri Kerajaan Gerhana Selatan yang sebelumnya. Saat ini, mereka telah mengirim berita yang begitu kacau, wajar saja kalau kau akan berlari ke sana untuk melihat pertunjukan yang sedang berlangsung."     

Sima You Yue tidak menduga bahwa Sima Tai juga tahu tentang itu dan berkata, "Rubah tua tetap saja rubah tua, tidak ada yang dapat menyembunyikan apa-apa darimu. Karena kau sudah tahu, aku tidak perlu banyak bicara."     

"Ingatlah untuk berhati-hati dan berpartisipasi dalam pertemuan ketika saatnya tiba," pesan Sima Tai.     

"Aku tahu," kata Sima You Yue. "Aku akan mencari Halcyon sekarang."     

"Pergilah." Sima Tai melambaikan tangannya.     

Ketika Sima You Yue pergi, ia menuju ke sebuah gunung di luar Kota Anyang. Ia datang ke sebuah gua dan memanggil Raung Kecil untuk menggabungkan diri dengannya, lalu ia dengan berani memasuki gua.     

Di dalam gua, Halcyon merasakan bahwa seseorang telah masuk. Ia membuka matanya untuk melihat ke luar, lalu menutupnya.     

Ada meja batu di depan Halcyon, dan di atasnya tergeletak sebutir telur yang penuh dengan urat-urat. Jika seseorang melihat dari dekat, akan tampak garis berwarna keemasan di antara urat-urat itu.     

Sima You Yue masuk sambil menggigit Buah Roh. Ia menatap Halcyon dan berkata, "Halcyon, aku datang untuk melihat istrimu yang baru."     

Halcyon terlalu malas untuk membuka matanya dan tidak memedulikan Sima You Yue.     

Sejak Sima You Yue tahu ada seekor burung betina di dalam telur tersebut, ia terus memanggil telur itu sebagai istri Halcyon. Halcyon sudah kebal terhadap panggilan itu sekarang.     

Sima You Yue memegang Buah Roh menggunakan mulutnya dan berjalan mengitari telur itu dua kali. Setelah itu, ia mengeluarkan dua bahan pil bersama dengan setengah Buah Ular Emas, menyalakan api dan langsung melemparkan semua itu ke dalam api.     

Sekarang, Sima You Yue sudah bisa langsung menggunakan api untuk menyempurnakan sesuatu. Ia tidak lagi harus menggunakan tungku setiap saat.     

Setelah selesai menyempurnakan, Sima You Yue menyimpan apinya dan meletakkan esensi tersebut di atas telur. Esensi itu segera diserap dengan sangat cepat.     

Halcyon sudah membuka matanya sejak Sima You Yue mulai menyempurnakan obat. Ketika ia melihat Sima You Yue memegang buah di mulutnya dan menyempurnakan beberapa bahan pil itu, ujung mulutnya berkedut.     

Sima You Yue mengeluarkan Buah Roh, menggigitnya dan berkata, "Halcyon, istrimu telah makan banyak hal berkualitas tinggi dariku tahun ini. Kapan dia akan keluar dari cangkangnya?"     

"Dia akan keluar ketika tiba saatnya untuk keluar," jawab Halcyon. "Untuk apa kau datang ke sini hari ini?"     

"Ada sesuatu yang terjadi," jawab Sima You Yue.     

Sima You Yue menjelaskan apa yang terjadi kemudian mengatakan bahwa ia ingin mengajak Halcyon pergi bersama mereka ke Kerajaan Gerhana Selatan karena dengan begitu semuanya akan lebih aman.     

Setelah Halcyon mendengar penjelasan Sima You Yue, ia menjadi serius untuk sementara waktu. Lalu, ia berkata, "Kita akan berangkat lusa."     

"Mengapa?" tanya Sima You Yue, lalu ia melebarkan matanya dan menatap telur itu, lalu berkata, "Mungkinkah istrimu sebentar lagi akan lahir?"     

Halcyon menatap Sima You Yue, lalu menutup mata dan mengabaikannya.     

Sima You Yue juga tidak peduli. Ia dan Raung Kecil menatap telur itu.     

"Yue Yue, siapa tahu, telur itu mungkin akan lahir jika kau memberikan beberapa hal lagi padanya untuk ia makan," usul Raung Kecil.     

"Namun, telur itu baru saja menyerap cukup banyak bahan berkualitas," jawab Sima You Yue.     

"Kenapa kau tidak memberinya Madu Merah Tua?" tanya Raung Kecil.     

"Aku bisa melakukan itu. Bagaimanapun, madu itu bisa dihasilkan lagi." Sima You Yue mengangguk, lalu mengeluarkan sebotol Madu Merah Tua. Ia mengencerkan madu itu lalu meneteskannya ke telur tersebut.     

Halcyon memperhatikan apa yang mereka lakukan. Bagaimanapun, madu itu pasti bermanfaat bagi telur burung tersebut. Namun, ia tidak merasa bahwa madu itu akan mampu membuat burung itu menetas lebih awal.     

Setengah hari kemudian, Halcyon tiba-tiba mendengar suara 'krek'. Suara itu sangat pelan, tetapi tetap bisa terdeteksi oleh telinganya.     

"Ah, dia akan keluar, akan keluar!" teriak Sima You Yue di depan telur itu sambil memeluk Raung Kecil.     

"Iya, ia benar-benar akan menetas, Yue Yue, apakah menurutmu ia akan mengenali kita?" tanya Raung Kecil.     

"Seharusnya, kan?" jawab Sima You Yue dengan ragu. "Bukankah orang selalu berbicara tentang semacam kompleks burung?"     

"Oh, siapa tahu, mungkin ia akan mengenali kita," kata Raung Kecil.     

"Krek - "     

Telur itu mulai retak di lebih banyak tempat, sehingga bahkan Halcyon pun berjalan mendekat. Mereka bertiga menatap telur itu.     

"Krek krek - "     

Kecepatan retakan telur mulai meningkat, dan seekor kepala burung dengan cepat muncul dari kulitnya. Ia menatap Sima You Yue dan Halcyon, mengucapkan kalimat yang mengejutkan mereka berdua.     

Burung itu berkata, "Ayah, Ibu …."     

"HAHAHA - " Raung Kecil memeluk perutnya dan tertawa terbahak-bahak. Ia menunjuk Sima You Yue, lalu berkata, "Yue Yue, kau seorang ibu!"     

Sima You Yue menggunakan kedua tangannya untuk mencubit Raung Kecil, tidak mau membiarkannya menertawakannya begitu saja.     

"Ibu? Mama?" Burung Kecil memandang Sima You Yue dengan penasaran, lalu dengan cepat memahami frasa itu, menatap Sima You Yue dan memanggil, "Mama, Mama."     

Wajah Sima You Yue berubah menjadi amat masam, lalu berteriak, "Aku bukan ibumu, aku bukan seekor burung besar!"     

Namun, Burung Kecil tidak peduli. Ia meletakkan kepalanya di atas cangkang telur, menatap Sima You Yue dengan mata bundar, memanggilnya "Mama".     

Raung Kecil tertawa sampai ia tidak tahan lagi. Ia menunjuk ke Halcyon, lalu bertanya, "Siapa ini?"     

"Papa," jawab Burung Kecil.     

"Pfft - Apakah ini upacara pernikahan kalian?" Raung Kecil sudah tertawa sampai berguling-guling di atas meja batu.     

Sima You Yue mengulurkan satu jari, lalu berkata, "Dia adalah suamimu, kau adalah istrinya, mengerti?"     

Burung Kecil menatap Halcyon dengan bingung, lalu menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Suami, suami."     

"Benar." Sima You Yue tersenyum. Namun, ia masih dikejutkan oleh apa yang Burung Kecil katakan setelah itu.     

"Suami, Mama."     

"Pfft - Hahaha." Raung Kecil tertawa terbahak-bahak. Burung Kecil itu terlalu imut.     

Bahkan Halcyon tidak tahan lagi. Jika ia adalah suami Burung Kecil, dan Sima You Yue adalah Mama Burung Kecil, maka bukankah Sima You Yue adalah ibu mertuanya?     

"Pelangi, aku ini pamanmu. Teman ayahmu." Halcyon mengulurkan tangan dan mencolek dahi Burung Kecil, membantunya menerima semua pengetahuan tentang asal usulnya.     

Pandangan Burung Kecil berubah lebih jelas ketika ia memahami tentang spesiesnya dari sejarah asal usulnya. Ia juga memahami perbedaan yang ada di antara spesies.     

"Paman, terima kasih telah menyelamatkanku." Burung Kecil menatap Halcyon dengan rasa terima kasih dan kemudian menatap Sima You Yue. Kemudian, ia berseru, "Mama."     

"Aku bukan ibumu, tidak tahukah kau?" tanya Sima You Yue.     

"Namun, aku menyukaimu. Aku bisa mengenalimu dari dalam telurku. Kau selalu memberiku makanan yang enak!" jawab Burung Kecil.     

"Kau bisa memanggilku Kakak," kata Sima You Yue, lalu ia mengoreksi dirinya sendiri, "Tidak, tidak, jika kau memanggil Halcyon 'Paman' dan aku 'Kakak', bukankah dia jadi satu generasi di atasku? Kau bisa panggil dia 'Kakak' saja."     

Wajah Halcyon berubah tidak puas sambil berkata dengan dingin, "Aku dari generasi yang sama dengan ayahnya. Aku lebih tua seribu tahun darimu."     

"Monster tua!" ejek Sima You Yue dengan pelan.     

Pada akhirnya, Pelangilah, nama Burung Kecil, yang menegaskan panggilan untuk mereka, Kakak dan Paman.     

Sima You Yue melihat Pelangi memakan cangkang telurnya sendiri dan tiba-tiba teringat akan sesuatu. "Bukankah Binatang Roh harus mencapai peringkat Suci terlebih dahulu untuk dapat berbicara? Ia langsung menjadi seekor Binatang Roh Suci sejak lahir?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.