Bahaya yang Mendekat
Bahaya yang Mendekat
Sima Kai menyentuh lengannya, matanya menjadi muram. Area lengannya itu telah dilukai dengan parah oleh Sima Lie belum lama ini.
"Meskipun kami tidak bertemu selama lebih dari seratus tahun, tidak mungkin aku melakukan kesalahan," kata Sima Kai. "Sudah pasti Serangan Amukan Neraka klan kita yang mampu melukaiku."
Sima Lin, yang menemani mereka, mengernyitkan alisnya, lalu berkata: "Kakak Ketiga sudah menjadi seorang Paragon Roh peringkat kedua, karena Sima Lie bisa melukaimu, mungkinkah bahwa kekuatannya bahkan lebih tinggi darimu?"
"Jika ia tidak diam-diam mempelajari Serangan Amukan Neraka, bagaimana mungkin Sima Lie bisa melukaiku," ucap Sima Kai.
"Itu benar, orang-orang yang telah dibuang dari Klan kita seharusnya tidak dapat mempelajari Serangan Amukan Neraka kita. Karena Sima Lie itu benar-benar lancang untuk mempelajarinya, setelah kita menangkapnya kembali, kita harus mengubahnya menjadi seorang sampah!" seru Sima Ke melalui giginya yang terkatup.
Bahkan ia saja belum sepenuhnya menguasai Serangan Amukan Neraka, tetapi Sima Lie justru telah mempelajarinya dan bisa menggunakannya untuk melukai Sima Kai. Sima Lie pasti bisa memahami esensi serangan tersebut. Begitu Sima Kai memikirkannya, ia mengatupkan giginya begitu keras sampai terasa sakit.
"Tidak peduli apa yang Sima Lie gunakan, cedera ya cedera!" seru Sima Kai. "Namun, tidak perlu untuk menangkapnya kembali. Ia telah terluka oleh Hewan Peliharaan Rohku, dan pastinya tidak akan bisa hidup selama lebih dari dua hari. Kita tinggal harus menangkap anak-anak kecil itu, itu saja."
Wanita lain yang terlihat setengah baya mendengus dengan dingin, lalu berkata: "Apakah belum terungkap apa yang sebenarnya terjadi tahun itu? Paman Keempat mencoba melarikan diri, tidak peduli apa pun yang terjadi; mereka ingin melarikan diri dari hukuman, tetapi pada akhirnya mereka tetap dipaksa. Tanpa bertemu mereka secara langsung, kita tidak bisa tahu dengan pasti."
"Adik Ketujuh, apa maksudmu dengan perkataan itu!" tegur Sima Ke saat mendengar bahwa Sima Qing berbicara atas nama Sima Lie. Wajah Sima Ke menjadi marah.
"Apa pun yang kukatakan barusan tepatnya memang apa yang kumaksudkan!" Sima Qing tidak mundur sambil menatap Sima Ke.
"Baiklah, cukup. Berhentilah berkelahi. Jangan lupa misi yang kita fokuskan saat ini," kata Sima Lin. "Adik Ketiga, apakah kau yakin tempat ini memiliki Buah Ular Emas?"
"Kakak Tertua, pada waktu itu, aku juga bersemangat untuk sesaat dan baru pada saat itulah aku berpikir untuk datang ke tanah pengasingan ini untuk berjalan-jalan. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan menemukan Buah Ular Emas yang sedang dalam proses menjadi matang. Sayang sekali aku kalah selangkah dan ketika aku tiba, Buah Ular Emas itu sudah tiada. Namun, aku yakin itu pasti Buah Ular Emas," jawab Sima Kai dengan pasti.
"Paman Tertua, dengan Buah Ular Emas, akankah Kakek Buyut kita dan yang lainnya bisa pulih?" tanya Sima You Lan.
Dari seluruh kelompok orang tersebut, Sima You Lan adalah satu-satunya yang berasal dari generasi muda. Karena ia memiliki atribut yang unik, Sima Lin dan yang lain mau membawanya melintasi Pegunungan Sofia yang berbahaya tersebut.
"Itu masih belum pasti," jawab Sima Lin. "Hanya saja Alkemis telah mengatakan sebelumnya bahwa dengan Buah Ular Emas, Kakek Buyutmu dan yang lainnya mungkin akan bisa bangun."
"Ayah dan yang lainnya secara mental telah dipancung selama bertahun-tahun. Jika Buah Ular Emas benar-benar dapat menyembuhkan mereka, risiko yang kita ambil untuk melintasi Pegunungan Sofia ini tidak berakhir dengan sia-sia." Sima Qing mengembuskan napas.
"Jumlah waktu yang kita miliki untuk perjalanan ini sangat sempit. Kita harus dengan cepat mencari Buah Ular Emas serta membawa kembali Paman Keempat dan seluruh klan kembali bersama kita." kata Sima Lin.
"Kita juga tidak yakin Buah Emas Ular itu akhirnya diambil oleh siapa," kata Sima Ke. "Meskipun tanah pengasingan ini tidak begitu besar, tanah ini juga tidak kecil. Tidak pasti berapa lama kita harus mencari Buah Ular Emas itu."
"Seharusnya bukan begitu," bantah Sima Kai. "Aktivitas yang terjadi ketika Buah Ular Emas itu matang pasti sangat besar sehingga itu pasti akan menarik perhatian banyak orang. Siapa yang akhirnya mengambil buah itu seharusnya bukanlah menjadi sebuah rahasia besar. Ketika saatnya tiba, kita tinggal pergi ke kota, mencari tahu sebentar, lalu seharusnya kita pasti bisa mengetahuinya."
"Berapa lama lagi sebelum kita akhirnya bisa memasuki kota?" tanya Sima Qing.
"Setengah hari …."
Ketika malam tiba, rombongan tersebut akhirnya tiba di gerbang kota. Karena langit telah gelap, semua orang mencari penginapan untuk beristirahat.
Ketika pagi hari kedua datang, Sima Ke mencari pemilik penginapan untuk memastikan biaya semua kamar sebelum mengeluarkan beberapa koin emas. Ia meletakkan koin-koin emas tersebut di depan pemilik penginapan dan berkata: "Pemilik penginapan, apakah kau kenal dengan seseorang yang bernama Sima Lie?"
"Siapa di Ibu Kota ini yang tidak tahu tentang Sima Lie!" Pemilik penginapan itu tersenyum senang sambil menyimpan koin emasnya. Ia berkata: "Ia sebenarnya adalah Jenderal dari Kerajaan Dong Chen kami. Jangan bilang bahwa kalian semua masih tinggal di gunung untuk berkultivasi tanpa memedulikan tentang hal-hal di luar?"
"Jenderal? Lalu di mana dia tinggal?"
Pemilik penginapan itu benar-benar yakin bahwa orang-orang itu telah menyembunyikan diri sepanjang hidup mereka dalam kultivasi. Ia tidak tahu apa yang mereka cari dari Sima Lie, tetapi demi beberapa koin emas, ia masih berkata: "Rumah Sima berada di Ibu Kota Kekaisaran dan cukup jauh dari sini! Para tamu, boleh aku tahu apa alasan kalian mencari mereka?"
Sima Ke memelototi pemilik penginapan dan pemilik penginapan itu segera tersenyum padanya sambil mengatakan bahwa ia tidak akan bertanya-tanya lagi.
"Lalu, tahukah kau siapa yang saat ini memiliki Buah Ular Emas?"
"Buah Ular Emas? Aku tidak punya informasi tentang itu," jawab pemilik penginapan tersebut.
Mendengar apa yang pemilik penginapan itu katakan, wajah Sima Lei dan yang lain menjadi muram.
Pemilik penginapan itu melihat bahwa mereka tidak senang sehingga ia segera menjelaskan: "Para tamu yang terhormat, aku benar-benar tidak tahu! Bukan hanya aku, bahkan jika kau bertanya pada yang lainnya, mereka juga tidak akan tahu."
"Kenapa bisa begitu? Pada saat itu, jumlah orang yang telah pergi untuk mengambil Buah Ular Emas pastilah sangat banyak. Bagaimana mungkin tidak ada yang tahu tentang siapa yang akhirnya mendapatkan Buah Ular Emas?" tanya Sima Kai.
"Para tamu, kalian tidak tahu mengenai hal ini, tetapi aku telah mendengar dari orang lain bahwa pada saat itu, ketika semua orang sedang memperebutkan Buah Ular Emas, ada begitu banyak orang dan Binatang Roh yang terlibat. Namun, pada akhirnya, buah itu dicuri oleh orang yang tidak dikenal," jawab si pemilik penginapan.
"Orang yang tidak dikenal?"
"Betul," jawab si pemilik penginapan. "Pada saat itu, itu adalah sebuah pertempuran berdarah di Pegunungan Pu Luo dan medan pertempurannya benar-benar kacau. Aku mendengar bahwa siapa pun yang memiliki kekuatan ada di sana. Bahkan Jenderal Sima juga ikut pergi. Ia dianggap sebagai orang yang paling kuat di Kerajaan Dong Chen kami ini. Namun, ia tetap tidak mampu untuk mendapatkan Buah Ular Emas."
"Bukankah kau mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling kuat? Bagaimana bisa ia tidak bisa mendapatkannya? Mungkinkah bahwa buah itu dicuri oleh Binatang Roh?" tanya Sima Qing.
"Tidak. Tepat ketika Jenderal Sima bertarung dengan Binatang Roh Ilahi itu dan tidak dapat melepaskan diri, seseorang yang datang dari suatu tempat yang tidak dikenal berlari mendekat dan mencabut seluruh Pohon Buah Ular Emas tersebut," jawab si pemilik penginapan. "Seluruh tubuh orang itu terbungkus jubah dan mereka mengatakan bahwa kekuatan orang itu lebih tinggi daripada Jenderal dengan selisih yang sangat besar. Mereka mengatakan bahwa ia telah mencapai peringkat Paragon Roh. Kami juga tidak tahu dari gunung manakah bocah bandel itu berasal."
Sima Lin dan Sima Qing bertukar pandang. Kebingungan di mata mereka jelas terlihat. Apakah Kerajaan Dong Chen itu memiliki seorang ahli semacam seorang Paragon Roh?
"Mungkinkah ia seseorang dari pihak kita? Apakah Buah Ular Emas tidak lagi berada di Kerajaan Dong Chen?" tanya Sima Ke.
Sima Lin dan yang lainnya melihat ke arah Sima You Lan dan ia menggelengkan kepalanya. Ia berkata dengan tegas: "Tidak. Aku bisa merasakannya. Buah Ular Emas itu masih di sini. Ada di Kerajaan Dong Chen."
"Karena kita tidak tahu Buah Ular Emas itu ada di siapa saat ini, akan sulit untuk mencarinya," kata Sima Qing dengan cemas. "Apakah kita bisa menemukannya dalam waktu lima hari?"
Sima Lin dan yang lainnya juga memikirkan hal tersebut. Mereka awalnya berpikir bahwa itu akan menjadi tugas yang relatif sederhana, tetapi karena mereka tidak tahu identitas orang tersebut, itu menjadi tugas yang sulit.
"You Lan, kau selama ini selalu sangat sensitif terhadap harta karun. Apakah kau bisa merasakan di mana buah itu berada?" tanya Sima Lin.
Sima You Lan memejamkan mata dan mencoba sedikit, lalu berkata: "Aku tidak bisa. Aku hanya bisa merasakan arah umumnya. Buah itu ada di sana."
Sima You Lan menunjuk ke suatu tempat dan pemilik penginapan itu berkata: "Itulah arah ke Ibu Kota Kekaisaran."
Sima Lin menatap si pemilik penginapan, lalu berkata: "Kalau begitu, pertama-tama kami akan menuju ke Ibu Kota Kekaisaran untuk mencari orang-orang yang tersisa dari Klan Sima."
Pada saat itu, Sima Lie yang baru saja berjalan keluar dari pintu rumah, merasakan perasaan aneh dan mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Pegunungan Sofia.