Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Putri Malam



Putri Malam

Lan Jian dan yang lainnya mengandalkan kekuatan fisik bersamaan dengan seni roh sebagai keterampilan pelengkap mereka. Serangan roh mereka cukup baik dan mereka memiliki pemahaman yang baik tentang serangan roh. Mereka juga telah terbiasa bekerja bersama-sama. Dengan demikian, mereka berhasil mengatasi serbuan gelombang hantu jahat yang pertama.     

Namun, ketika kelompok hantu jahat berikutnya terbang mendekat, tekanan yang dirasakan oleh Lan Jian dan yang lainnya pun meningkat, dan mereka kewalahan sesaat.     

Xian Ming Lang adalah yang termuda dan terlemah. Meskipun Lan Jian dan yang lainnya mencoba untuk bekerja sama dengannya, mereka tetap kewalahan. Akhirnya Xian Ming Lang dikelilingi oleh sekelompok hantu jahat.     

"Ming Lang!" teriak Lan Jian. Ia ingin pergi untuk menyelamatkan Xian Ming Lang, tetapi ia juga dikelilingi oleh hantu-hantu jahat dan tidak bisa pergi walaupun ia menginginkannya.     

"Degar -"     

Sebuah petir menyambar dan langsung mengubah hantu-hantu jahat yang mengelilingi Xian Ming Lang menjadi abu.     

Pada saat yang sama, petir kembali menyambar di titik-titik lain. Hantu-hantu jahat yang mengelilingi Lan Jian dan yang lainnya juga disapu bersih.     

Kemudian, burung merah merona kecil berubah menjadi api neraka yang mengamuk dan menyerang hantu-hantu jahat tersebut, membuat mereka tidak bisa mendekati Lan Jian dan yang lainnya.     

Raung Kecil tidak bisa duduk diam di dalam Pagoda Roh, ia meminta untuk keluar. Begitu ia dibebaskan, tubuh mungilnya dipenuhi dengan daya hidup yang murni dan suci, lalu ia mulai menerkam dan memusnahkan hantu-hantu jahat tersebut.     

"Apakah kalian baik-baik saja?" tanya Sima You Yue.     

"Kau …." Lan Jian dan yang lainnya menoleh ke Sima You Yue. Mereka tidak tahu lagi bagaimana harus mengekspresikan perasaan mereka. Akhirnya mereka berkata, "Terima kasih, lagi-lagi kau menyelamatkan kami."     

"Kalau kalian merasa tidak enak, kalian bisa mengingat ini dan membalasku di masa depan," kata Sima You Yue.     

"Ya, tentu saja," kata Lan Jian.     

Dengan hadirnya Raung Kecil dan burung merah merona kecil di tempat tersebut, meskipun ada banyak hantu jahat, mereka tidak sebanding dengan kekuatan keduanya dan berhasil dihancurkan dengan cepat.     

Sima You Yue melihat sekelilingnya dan tidak melihat lelaki pemilik Pataka Seratus Hantu. Ia tidak tahu bagaimana hantu-hantu tersebut bisa datang ke situ.     

Di tebing yang jauh di Puncak Gunung Merah, seorang lelaki dengan wajah yang lembut sedang menyimpan Pataka Seratus Hantu, ekspresinya khidmat.     

"Ternyata aku kalah!" Suara lelaki tersebut dingin, menimbulkan rasa dingin di lubuk hati yang mendengarnya.     

"Master, kau telah mengirim hantu jahat sebanyak itu, tetapi ternyata kau kalah?" tanya seorang lelaki dengan suara serak, ia terbungkus dalam balutan jubah chang pao hitam.     

"Mereka hanya beberapa manusia, tetapi kita tetap tidak dapat membunuh mereka walaupun kita telah mengirim begitu banyak hantu. Apakah aku harus melibatkan diri langsung dalam pertempuran ini? Bagaimana dengan yang lain?" tanya Di Zhe, si lelaki cantik tersebut, matanya memancarkan niat membunuh.     

"Untuk menjawab pertanyaan Master, orang-orang itu juga telah mengirim Binatang Roh, hampir pada saat yang bersamaan dengan kita. Adapun hasilnya, kita belum tahu," jawab pelayan yang lain.     

"Aku tidak mengira kita akan benar-benar bekerja sama dengan mereka kali ini," komentar Di Zhe, jari-jari tangannya yang kurus saling menangkup, ibu jarinya membelai telunjuknya.     

"Tuan." Pelayan yang tadi menjawab perlahan membungkuk.     

"Master Hantu, silakan kemukakan pikiranmu." Di Zhe berbalik, menghadap Master Hantu.     

"Tuan, menurutku, tidak masalah jika Tuan mengabaikan orang itu," kata Master Hantu.     

"Orang-orang itu telah membunuh begitu banyak hantu jahatku. Apakah aku sebaiknya membiarkan mereka pergi begitu saja?" Mata Di Zhe memancarkan keengganan, tetapi ia tidak langsung menolak pendapat Master Hantu.     

"Tuan, kita datang ke sini dengan misi untuk mengumpulkan jiwa-jiwa dan mengisi Pataka Seratus Hantu. Sekarang, misi kita telah tercapai, sebaiknya kita kembali," jawab Master Hantu. "Adapun manusia-manusia itu, fakta bahwa mereka dapat membunuh begitu banyak hantu kita meskipun telah dikepung menunjukkan bahwa mereka jauh melampaui yang lain. Kebetulan mereka juga memiliki kemampuan musuh bebuyutan kita. Ini merupakan waktu yang sensitif. Jika kita menggunakan energi kita untuk melawan manusia-manusia, itu akan sia-sia saja."     

"Namun, jika aku tidak menyelesaikan dendam ini, aku akan merasa sangat tidak nyaman. Sulit sekali bagi kita untuk bisa masuk ke Alam Manusia. Jika kita pulang, siapa yang tahu kapan kita akan bisa datang ke sini lagi? Jika kita membiarkan mereka pergi begitu saja, aku tidak tahu apakah aku akan punya kesempatan untuk …. " Di Zhe meludah dengan penuh kebencian.     

"Tuan, kita harus fokus pada misi utama," kata Master Hantu dengan penuh arti. "Ini hanyalah batu kerikil dalam rencana kita, sementara prioritas kita adalah masalah utama di sana. Jika Tuan benar-benar tidak dapat menerima perkara ini, maka Tuan dapat meninggalkan jejak di jiwa orang itu. Ketika ia masuk ke Alam Hantu setelah ia mati, kita bisa merasakan kehadirannya. Pada saat itu, tidak akan terlambat untuk membalaskan dendammu padanya."     

Ketika Master Hantu menyinggung tentang masalah utama, Di Zhe akhirnya tenang. Ia berkata, "Master Hantu benar. Jiwa-jiwa dalam Pataka Seratus Hantu telah diisi ulang. Jiwa-jiwa yang baru ini bahkan lebih jahat karena mereka mati dengan penuh dendam. Ketika kita pulang dan menyempurnakan mereka, kita akan tumbuh jadi lebih kuat."     

"Sayangnya cara yang kita gunakan untuk datang ke Alam Manusia memiliki terlalu banyak keterbatasan dan kita hanya dapat bekerja di dekat pintu masuk. Jika tidak, kita pasti bisa mendapatkan lebih banyak jiwa," keluh Master Hantu dengan sedih.     

"Ini sudah merupakan ide terbaik yang bisa kita pikirkan," kata Di Zhe. "Aku tidak tahu bagaimana cara Kakak Ipar bisa datang ke Alam Manusia terakhir kali."     

"Putri Kegelapan Malam Yu Ke Luo …." kata Master Hantu perlahan. "Tahun itu, dia menggunakan satu-satunya mutiara roh gelap untuk meninggalkan Alam Hantu. Sayangnya pada saat kami menangkapnya, kami tidak dapat menemukan jejak mutiara roh gelap itu."     

"Kalau begitu, mari kita bersiap untuk pulang ke Alam Hantu …."     

Pada saat itu, dua pelayan hantu muncul di tempat yang berbeda, lalu muncul kembali di hadapan mereka.     

"Bagaimana keadaannya?" tanya Master Hantu kepada mereka berdua.     

"Untuk menjawab pertanyaan Tuan, peristiwa-peristiwa yang terjadi telah dicatat di sini." Salah satu dari mereka mengeluarkan mutiara kecil yang bersinar seperti mutiara berwarna hitam.     

Dengan sapuan lengan baju Master Hantu, mutiara hitam tersebut mendarat di tangannya. Ia memasukkan sedikit aura gelap ke dalamnya. Kemudian, rekam ulang kejadian di mana Sima You Yue memusnahkan hantu-hantu jahat muncul di hadapan mereka semua.     

Atribut Kayu, Petir, dan Api. Hantu-hantu jahat sama sekali tidak berdaya melawan Sima You Yue.     

"Nyala api itu !!" seru Master Hantu ketika ia melihat burung merah merona kecil.     

Rekam ulang kejadian tersebut pun menghilang tepat saat itu. Master Hantu sangat terkejut sampai-sampai ia tidak bisa berkata apa-apa.     

Itu pertama kalinya Di Zhe melihat Master Hantu sampai seterkejut itu. Di Zhe sangat kaget, alisnya mengerut.     

"Master Hantu? Apa yang salah dengan nyala api itu?"     

Master Hantu, yang selama itu selalu sangat menghormati Di Zhe, benar-benar mengabaikannya. Sebaliknya, ia sekali lagi memasukkan gelombang energi gelap ke dalam mutiara hitam.     

Rekam ulang kejadian tersebut kembali diputar. Perhatian Master Hantu sepenuhnya tertuju pada nyala api. Pada awalnya, wujud burung merah merona kecil tampak seperti neraka yang mengamuk, nyala api tersebut tampak seperti ruang lengkung. Begitulah sampai akhir, di mana burung merah merona kecil kembali ke sosok kecilnya. Setelah itu, rekam ulang kejadian itu pun berakhir.     

Di Zhe memperhatikan bahwa Master Hantu telah menatap burung merah merona kecil dengan penuh perhatian. Ia bertanya lagi, "Master Hantu, apakah ada sesuatu yang istimewa tentang nyala api itu?"     

"Jika tebakanku tidak salah, itu pasti Api Nirwana yang telah lama hilang," jawab Master Hantu dengan agak ragu.     

"Api Nirwana? Nyala api itu tidak ada dalam daftar sepuluh nyala api teratas. Nyala api macam apa itu?"     

Master Hantu mengembuskan napas. "Tentu saja kau tidak tahu. Nyala api itu sudah lama menghilang. Api Nirwana, mampu membakar langit dan bumi, serta semua makhluk hidup. Itu merupakan musuh bebuyutan Klan Hantu …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.