Jalan Tengah
Jalan Tengah
Tatapan Feng Zhi Xing tampak acuh tak acuh. Ia mengamati kerumunan tersebut sekali lagi, tetapi tetap tidak melihat Sima You Yue. Ia ingin pergi.
"Itu hanya Binatang Roh Keberuntungan. Kalau kau menginginkannya, cepatlah dan kembalilah lebih awal."
"Baiklah," kata Tuoba Wu Chen, lalu menatap Fan Lei dan bertanya, "Apakah kau Wakil Ketua Fan?"
"Ya, Tuan Muda siapa?" Melihat bahwa Tuoba Wu Chen tidak langsung menyerang, Fan Lei tidak mengabaikan Tuoba Wu Chen dan menjawab dengan sopan.
Jika Fan Lei bisa menunda, tentu ia akan menunda walau hanya untuk sesaat!
"Ternyata memang kau!" Tuoba Wu Chen merasa sedikit malu. "Zhi Xing, ini akan sulit."
"Ada apa?"
"Han'er, ah, bocah itu bilang kalau aku bertemu dengan Wakil Ketua Fan, aku harus membantunya. Namun, kau lihat sendiri, jelas ia sedang melawan ribuan orang. Kalau aku membantunya, bukankah aku harus melawan banyak orang?" tanya Tuoba Wu Chen sambil mengembuskan napas. Ia tampak sangat kesusahan menghadapi masalah itu.
"Mm, You Yue juga sedang belajar di sekte. Kita harus membantunya," jawab Feng Zhi Xing.
Pada awalnya, orang-orang yang memperhatikan keadaan tersebut mendengar bahwa Tuoba Wu Chen ingin merebut Binatang Roh Keberuntungan. Orang-orang tersebut semakin tertekan, tetapi itu dapat dimengerti. Dengan adanya kedua orang tersebut, mereka pasti bisa menghancurkan penghalang roh bersama-sama.
Namun, bagaimana situasinya sekarang? Kedua orang itu justru mau membantu Fan Lei?
"Tuan Muda Tuoba, orang-orang Sekte Langit ingin merebut Binatang Roh Keberuntungan untuk mereka sendiri. Apa kau ingin melawan kami yang sebanyak ini demi membantu Sekte Langit?" tanya seseorang.
Dengan sekali kibasan kipas Tuoba Wu Chen, orang yang bertanya itu dipaksa jatuh ke tanah. Pada saat yang sama, ia terbang dan mendarat di samping orang tersebut. Ia menginjak dada orang itu, lalu mengumpat, "Tuan Muda ini bisa melakukan apa saja yang ia inginkan. Berani-beraninya kau mengancamku?"
"Tuan Muda Tuoba, apa yang kau lakukan?" hardik salah satu anggota sekte yang sama dengan orang tersebut setelah menyaksikan pemukulan itu.
"Tidakkah kau melihat apa yang sedang Tuan Muda ini lakukan?" tanya Tuoba Wu Chen sambil memelototi orang tersebut. "Dia berani mengancam Klan Tuoba. Aku sudah berbaik hati tidak merenggut nyawanya. Siapa yang berani mempersoalkan tindakanku?"
"Tuoba Wu Chen, jangan pikir kau tak terkalahkan hanya karena klan teratas mendukungmu!" teriak orang yang diinjak oleh Tuoba Wu Chen.
"Aku tidak menganggap diriku tak terkalahkan. Namun, kalau hanya menghancurkanmu, tentu saja aku mampu," balas Tuoba Wu Chen. "Terutama kau!"
Tuoba Wu Chen menghentakkan kaki dengan keras, orang itu meludahkan darah dan pingsan. Tidak jelas apakah ia sudah meninggal atau hanya pingsan.
"Tuoba Wu Chen, ini keterlaluan!" bentak sesama anggota sekte orang tersebut.
"Aku tidak keterlaluan. Namun, dia berani menyinggung Klan Tuoba yang bermartabat. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkannya begitu saja?" Tuoba Wu Chen menarik kakinya dan menatap orang itu. "Kenapa, kau mau mencobanya juga?"
Orang itu takut melihat niat membunuh di mata Tuoba Wu Chen, tetapi ia tetap bersikeras. "Tuoba Wu Chen, meskipun Klan Tuoba merupakan keluarga teratas di Wilayah Pusat, apakah kau mau membunuh semua orang di sini hari ini dan menentang semua kekuatan di seluruh benua?"
"Aku datang ke sini bukan untuk melakukan itu. Meskipun aku mau melakukannya, orang tuaku tidak akan setuju. Namun, kami tidak akan membiarkan siapa pun menyinggung Klan Tuoba." Tuoba Wu Chen bukan idiot. Orang tersebut mau memancingnya. Ia tidak akan dengan bodohnya terjebak karena kata-kata orang itu.
Orang-orang di tempat itu agak mengubah sudut pandang mereka. Maksud Tuoba Wu Chen sudah jelas. Klan Tuoba tidak ingin menentang mereka semua. Namun, jika ada yang berani menyinggung Klan Tuoba, Tuoba Wu Chen tidak akan menahan diri.
Tuoba Wu Chen kembali ke atas Binatang Roh terbangnya. "Kalian semua, Sekte Langit tidak mudah terpancing amarahnya. Jika kalian melawan Wakil Ketua mereka hari ini, apa kalian sudah memikirkan apa yang akan terjadi di benua ketika kalian menjadi musuh mereka?"
"Binatang Roh Keberuntungan itu adalah Binatang Roh yang datang dari langit dan bumi dan bukan milik Sekte Langit. Apa pun yang berasal dari langit dan bumi adalah milik manusia, dan kami hanya sedang mengejar harta karun. Kami tidak secara khusus menentang Sekte Langit," ucap seorang lelaki tua. Matanya yang keruh menunjukkan pandangan yang tajam. Namun, tercermin dari kata-katanya, ia berubah dari menentang Sekte Langit menjadi mengejar harta karun, yang berarti ia berusaha tidak bermusuhan dengan Sekte Langit.
"Si mesum jelek dari Sekte Satu Gunung bahkan juga hadir?" Tuoba Wu Chen akhirnya menatap lelaki tua itu. "Kudengar kau sebentar lagi mati. Apa kau mau menggunakan esens darah Binatang Roh Keberuntungan untuk menambah umurmu?"
"Jangan bicara omong kosong!" seru Tetua Sekte Satu Gunung dengan marah. "Jika aku berhasil mendapatkan Binatang Roh Keberuntungan, tentu saja itu akan menjadi Binatang Roh kontrak untuk generasi muda sekte. Bagaimana mungkin itu bisa menambah umurku?"
"Oh ya?" Tatapan Tuoba Wu Chen menunjukkan ia tahu kalau si Botak Hitam sedang berbohong. "Jadi, kau tidak akan bertarung melawan kami untuk mendapatkan Binatang Roh Keberuntungan?"
"Binatang Roh Keberuntungan sangat langka, jadi tentu saja aku tidak akan menyerah," jawab Tetua Sekte Satu Gunung. "Tuoba Wu Chen, jangan menyesatkan orang."
"Aku tidak menyesatkan orang!" Tuoba Wu Chen menunjukkan wajah polos. "Aku secara terbuka memberi tahu kalian bahwa aku akan melindungi Binatang Roh Keberuntungan. Tolong hargai keputusanku, dan Klan Tuoba akan berterima kasih kepada kalian semua."
"Begitu juga dengan Klan Feng," timpal Feng Zhi Xing.
Beberapa di antara mereka jadi ragu-ragu. Itu merupakan keputusan yang sulit, mereka harus memilih untuk menjadi musuh Klan Tuoba dan Klan Feng atau mendapatkan Binatang Roh Keberuntungan.
Sebagian orang menanggapi dengan cepat dan telah membuat keputusan. Mereka tidak cukup kuat. Begitu banyak orang yang datang hari itu, dan meskipun mereka ikut memperebutkan Binatang Roh Keberuntungan, itu tidak akan jatuh ke tangan mereka. Selain itu, mereka juga akan menjadi musuh Klan Tuoba dan Klan Feng. Menyaksikan peristiwa hari tu, Klan Tuoba dan Feng pasti tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja.
Dengan begitu, sebagian orang langsung berdiri dan berkata, "Karena Tuan Muda Tuoba sudah bicara, kami akan menghargaimu. Kami tidak akan ikut serta dalam peristiwa hari ini."
"Terima kasih banyak." Tuoba Wu Chen menangkupkan tangan dan tersenyum. "Wu Chen akan mengingat persahabatan kalian hari ini."
"Tuan Muda Tuoba terlalu sopan. Kami pamit dahulu." Orang itu melambai dan semua orang di belakangnya ikut pergi bersamanya.
Kekuatan mereka tidak kuat, dan semakin banyak kekuatan besar yang ikut pergi dari situ. Karena kekuatan mereka lemah, mereka hanya akan jadi umpan. Dengan mundur saat itu juga, mereka bisa menyelamatkan nyawa mereka.
Sejumlah orang sudah pergi. Beberapa kekuatan kecil lainnya dan orang-orang berkekuatan rendah juga memilih untuk pergi.
Saat itu, sepertiga dari kerumunan orang sudah pergi. Sisa orang yang masih bertahan di situ berasal dari kekuatan besar di Wilayah Pusat dan Wilayah Dalam.
Melihat kepergian orang-orang tersebut, mereka tidak keberatan. Semakin sedikit orang yang tersisa, semakin sedikit lawan mereka. Meskipun orang-orang yang pergi itu bukan ancaman bagi para kekuatan besar, kepergian mereka bisa menghemat banyak waktu.
"Terima kasih, Tuan Muda Tuoba." Fan Lei menangkupkan kedua tangan sebagai tanda terima kasih.
"Sama-sama, sama-sama. Bagaimana lagi, keponakanku sudah jadi muridmu" Tuoba Wu Chen menggoyangkan kipas lipatnya. "Wakil Ketua Fan, masih ada begitu banyak orang yang tersisa. Sepertinya mereka tidak akan mau menyerah sebelum mendapatkan tujuan mereka! Katakan padaku, apa yang sebenarnya ada di dalam?"
"Seorang murid sekte dalam sedang memulihkan diri," jawab Fan Lei.
"Kalau begitu, kenapa kalian belum pergi juga?" tanya Tuoba Wu Chen.
"Tuoba Wu Chen, Feng Zhi Xing, kalian baru saja kembali, tetapi kalian bukannya tinggal di klan kalian dan berkultivasi dengan baik. Untuk apa kalian berlarian ke sana kemari, mempermalukan diri kalian sendiri?"