Tertarik
Tertarik
Jiang Jun Xian dan Shi Qian Zhi termasuk yang terakhir meninggalkan aula.
"Setelah bertahun-tahun, akhirnya kau kembali. Kalau kau tidak pulang, aku mungkin sudah lupa bagaimana rupamu," komentar Shi Qian Zhi sambil berjalan di tangga batu.
"Hanya puluhan tahun," kata Jiang Jun Xian dengan meremehkan. "Alangkah baiknya kalau kau benar-benar melupakanku, jadi aku tidak harus melihat wajahmu yang menyedihkan."
"Jangan bilang begitu. Kau memang tidak punya hati nurani. Ketika kau pergi, aku sangat merindukanmu," kata Shi Qian Zhi sambil meninju Jiang Jun Xian.
"Kau memang sangat menjijikkan." Jiang Jun Xian menangkap tinju Shi Qian Zhi dan mendorongnya kembali.
"Huh, kau memang tidak punya hati nurani!" Shi Qian Zhi berdiri tegak dan menatap Jiang Jun Xian dengan kesal.
"Apa itu hati nurani? Memangnya itu bisa dimakan?" tanya Jiang Jun Xian.
"…. Memang tidak bisa sih." Shi Qian Zhi mengembuskan napas. "Kau sudah lama sekali tidak pulang. Ayo kita minum-minum."
"Tidak mau. Masih ada yang harus kulakukan," tolak Jiang Jun Xian.
"Apakah perihal Klan Jiang?"
"Mm."
"Kami sengaja melepaskan Jiang Jun Zhe dan membiarkan Klan Jiang menyelamatkannya. Kalau kau belum kembali juga kali ini, kami pasti akan memanggilmu pulang," jelas Shi Qian Zhi dengan nada meminta maaf.
"Ini bukan tanggung jawabmu," kata Jiang Jun Xian. "Klan Jiang bukanlah kekuatan biasa. Tidak heran kalau mereka bisa menemukan Jiang Jun Zhe."
"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Mengingat permainan Klan Jiang, setelah mereka tahu bagaimana aku menggunakan identitas Jiang Jun Zhe, mereka pasti akan pergi ke sekte untuk mencariku. Mereka tidak tahu kalau kalianlah yang menangkap Jiang Jun Zhe?"
"Mereka tidak tahu, orang-orang kita tidak membeberkan informasinya," jawab Shi Qian Zhi.
"Kalau begitu, Klan Jiang pasti pergi ke Sekte Langit."
"Apakah kau akan kembali ke Sekte Langit?" tanya Shi Qian Zhi sambil menatap Jiang Jun Xian. "Kau pasti jadi buronan sekarang. Kau akan dikejar sampai ke ujung dunia. Jangan lakukan hal-hal bodoh!"
"Aku tidak bilang kalau aku akan kembali ke Sekte Langit. Jangan berlebihan," gumam Jiang Jun Xian.
"Apakah kau tidak akan membalas dendam terhadap Jiang Jun Zhe?"
"Aku akan membalas dendam, tetapi aku tidak harus pergi ke Sekte Langit."
"Kalau begitu, kau mau ke mana?"
"Pertandingan Alkimia akan segera dimulai. Klan Jiang pasti akan membawa Jiang Jun Zhe."
"Apakah kau akan mengikuti pertandingan Alkimia itu? Apa kau akan ikut bertanding?" tanya Shi Qian Zhi sambil menatap Jiang Jun Xian dengan heran.
"Ikut tanding atau tidak itu urusan lain. Aku tetap akan pergi ke pertandingan itu," jawab Jian Jun Xian. "Berapa lama lagi?"
"Kurang dari dua tahun. Satu kali kultivasi tertutup sudah cukup," jawab Shi Qian Zhi.
"Mm, kalau begitu, bantu aku memenuhi persyaratan untuk bisa memasuki kota itu."
"Kita pasti akan ikut serta saat itu," kata Shi Qian Zhi. "Semua akan baik-baik saja kalau kau pergi bersama yang lainnya."
"Baiklah. Omong-omong, besok Utusan Ilahi Mu akan pergi ke wilayah luar. Kapan kau akan pergi?" tanya Jiang Jun Xian.
"Aku akan memberitahumu sekitar dua hari lagi. Utusan Ilahi Mu menganggap dirinya itu sangat kuat. Biarkan dia bekerja keras dahulu, setelah itu, barulah dia tahu kalau kesombongannya itu tidak ada gunanya!" Shi Qian Zhi membenci Utusan Ilahi Mu. Utusan Ilahi Mu berbadan gendut dan memiliki telinga yang besar. Alis matanya tampak seperti seorang pencuri dan wajahnya tampak seperti tikus. Utusan Ilahi Mu suka mengincar orang yang lebih hebat darinya. Utusan Ilahi Mu membuatnya merasa muak.
"Meskipun aku sudah tinggal di dalam Sekte Langit selama bertahun-tahun, aku tidak sepenuhnya memahami hubungan antara Sima You Yue dan Tujuh Kecil. Hubungan mereka sangat mendalam," kata Jiang Jun Xian. "Kau sudah diperintahkan untuk memeriksa urusan Utusan Ilahi Mu, jadi berhati-hatilah di sana. Kalau bisa, jangan sampai kau berhadapan dengan Sima You Yue dan Tujuh Kecil."
"Mendengar perkataanmu, tampaknya kau masih menyimpan perasaan terhadap tempat itu." Shi Qian Zhi melihat Jiang Jun Xian menatap dirinya. "Jangan menyangkalnya. Meskipun kau terlihat baik-baik saja, aku tahu hatimu sedih."
"Jangan bicara seolah-olah kau mengerti segalanya."
Shi Qian Zhi menepuk pundak Jiang Jun Xian. "Jangan keras hati. Aku sudah mengenalmu sejak kau datang ke sini. Siapa yang lebih mengenalmu selain aku? Tidak usah malu kalau kau sedih. Kalau aku jadi kau, di mana aku harus mengkhianati guru dan saudara seperguruanku, aku pasti juga sedih."
Jiang Jun Xian menepis tangan Shi Qian Zhi.
Shi Qian Zhi tidak peduli. "Ayo pergi. Ayo kita minum-minum. Anggap saja ini waktu untuk menjelaskan padaku mengenai masalah yang terjadi di wilayah luar. Ini pertama kalinya aku pergi ke wilayah luar. Kau tidak bisa membiarkanku pergi begitu saja tanpa tahu apa-apa mengenai keadaan di sana, kan? Kalau begitu, bagaimana mungkin aku bisa menangani masalah ini, kan? Ayo pergi."
Jiang Jun Xian ditarik oleh Shi Qian Zhi tanpa bisa menolak. Ia memang sebaiknya menjelaskan keadaan wilayah luar pada Shi Qian Zhi. Shi Qian Zhi terlalu malas, ia tidak akan tahu bagaimana keadaan yang sebenarnya ketika ia pergi ke wilayah luar.
Namun, ketika Jiang Jun Xian melihat anggur buah yang dikeluarkan Shi Qian Zhi, ia terdiam.
"Jun Xian, ini anggur buah yang sangat terkenal. Cobalah, lalu kita minum anggur lainnya. Asal kau tahu ya, anggur ini dibuat oleh Rumah Makan Kenangan. Biasanya tidak boleh dibawa keluar, tetapi aku berhasil membawa keluar satu," kata Shi Qian Zhi dengan bangga.
Jiang Jun Xian menyesap anggur buah itu dan tidak berkata apa-apa.
"Kenapa, rasanya tidak enak? Aku khusus memesannya untukmu. Kalau begitu tunggulah, aku akan mencari beberapa kendi anggur yang disimpan di pelataran. Anggur-anggur itu pasti cukup kuat." Shi Qian Zhi memperhatikan air muka Jiang Jun Xian dan mengira kalau anggur buah tersebut tidak cukup kuat.
Jiang Jun Xian tidak menjawab Shi Qian Zhi. Shi Qian Zhi mengganggap Jiang Jun Xian menyetujui usulnya, jadi ia berdiri untuk mencari anggur yang disimpan di bawah tanah.
Jiang Jun Xian meminum anggur buah itu seorang diri, cangkir demi cangkir. Pada saat Shi Qian Zhi kembali, ia nyaris menghabiskan satu botol penuh.
Ketika Shi Qian Zhi melihat anggur buah kesayangannya tersebut hampir habis, ia langsung berteriak, "Kau … kau … kau, kau, kau menyuruhku pergi mencari anggur lain, tetapi kau justru meminum habis semua anggur buah itu?! Aku bahkan belum meminumnya sedikit pun!"
Jiang Jun Xian melambaikan tangannya dan beberapa kendi anggur buah dengan segala macam jenis rasa muncul di hadapan mereka.
"Aku sudah mengganti anggurmu, jadi berhentilah teriak-teriak."
Shi Qian Zhi membuka semua kendi anggur itu dan mencium bau setiap anggur. Akhirnya ia menatap Jiang Jun Xian dengan heran, lalu bertanya, "Bukankah katanya anggur buah ini tidak boleh dibawa keluar? Aku berusaha susah payah hanya untuk mendapatkan satu botol. Kenapa kau bisa punya sebanyak ini? Apa kau bekerja di Rumah Makan Kenangan saat kau berada di wilayah luar? Apa kau bekerja sebagai pelayan di sana?"
Jiang Jun Xian memutar matanya. Khayalan Shi Qian Zhi memang mengagumkan.
"Ini dibuat langsung oleh saudara juniorku. Miao Shuang dan Xiao Xiao juga suka meminumnya, jadi dia memberi beberapa lusin kendi untuk kami masing-masing."
Ketika Jiang Jun Xian menyebut nama-nama mereka, suasana hatinya langsung sedih.
"Beberapa lusin?!!" Shi Qian Zhi melompat berdiri. "Jun Xian, kita sudah berteman baik selama bertahun-tahun. Karena kau punya banyak sekali, beri aku beberapa anggur buah lagi."
"Mm."
Shi Qian Zhi mengumpulkan kendi anggur buah tersebut dan menggantinya dengan minuman keras yang baru ia ambil dari bawah tanah. "Ayo kita minum-minum hari ini dan ceritakan padaku tentang wilayah luar …."
Keesokan harinya, Shi Qian Zhi memperhatikan orang mabuk yang terbaring di atas sebuah meja. Ia bergumam pada dirinya sendiri, "Kau pasti sudah terlalu banyak minum anggur buah sampai-sampai ketahananmu terhadap minuman keras itu telah menurun. Mendengarkan ceritamu, aku benar-benar penasaran dengan tiga saudara dan saudari seperguruanmu itu. Kupikir aku akan pergi beberapa hari lagi, tetapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kau berbaring saja di sini. Aku akan pergi ke wilayah luar. Omong-omong, aku akan memeriksa apakah Jiang Jun Zhe benar-benar pergi ke sana …."
Setelah Shi Qian Zhi selesai bergumam, ia mengeluarkan jimat pemecah batas, membuka sebuah lorong ruang dan pergi, meninggalkan Jiang Jun Xian, yang sedang mabuk, berbaring di pelataran seorang diri.