Asal-Usul Saudara Senior Sulung yang Sesungguhnya
Asal-Usul Saudara Senior Sulung yang Sesungguhnya
"Tentu saja," jawab Jiang Jun Zhe. "Xiao Xiao, kita sudah menjadi murid seperguruan selama bertahun-tahun, kau tidak akan menghentikanku, kan?"
"Saudara Senior Sulung, kau tidak bisa membawa pedang iblis ini keluar," tegas Su Xiao Xiao. "Kalau kau benar-benar harus membawa pedang ini keluar, maka kami akan menghentikanmu."
"Bagaimana kau akan menghentikanku? Kau tidak bisa mengalahkanku." Jiang Jun Zhe mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.
"Jiang Jun Zhe, kenapa kau bersikeras membawa pedang ini keluar? Untuk Klan Jiang?" tanya Han Miao Shuang dengan air muka muram. Ia lebih familier dengan asal usul Jiang Jun Zhe.
"Klan Jiang?" tanya Jiang Jun Zhe. "Aku tidak punya hubungan apa pun dengan Klan Jiang."
"Apa katamu?!"
"Bagaimana mungkin Jiang Jun Zhe, si idiot itu, bisa sepintar aku?" ejek Jiang Jun Zhe. "Aku cuma menggunakan identitasnya."
"Siapa kau?"
"Klan Hanmu dan Klan Jiangku telah bersekutu selama beberapa generasi. Kau tahu tentang Jiang Jun Zhe, lalu, apakah kau tahu kalau Jiang Jun Zhe memiliki adik kembar, Jiang Jun Xian?"
"Kau …." Han Miao Shuang menatap Jiang Jun Zhe, lalu bertanya dengan tidak percaya, "Bukankah orang-orang bilang kalau Jiang Jun Xian sudah meninggal?"
Jiang Jun Zhe, bukan, Jiang Jun Xian tersenyum ketika mendengar apa yang diucapkan Han Miao Shuang. Senyumnya menyiratkan kebencian dan luka yang dalam.
"Meninggal? Tidak, aku belum meninggal. Namun, ada seseorang yang menginginkan aku mati. Dengan begitu, Jiang Jun Zhe akan jadi nomor satu di antara generasi muda di Klan Jiang," jawab Jiang Jun Xian sambil menggelengkan kepala. "Bukan hanya Jiang Jun Zhe, tetapi anggota klan lainnya juga berpikir demikian. Itulah kenapa mereka menggunakan darahku untuk ditukar dengan darah Jiang Jun Zhe yang sudah diracun, agar Jiang Jun Zhe bisa tetap bertahan hidup. Namun, mereka tidak pernah mengira bahwa justru akulah yang selamat. Hahaha -"
"Jiang Jun Zhe …." Han Miao Shuang memandang Jiang Jun Xian. "Saat itu, Klan Jiang mengirim kabar bahwa kau telah diracun dan tak bisa disembuhkan. Bahwa sebentar lagi kau akan meninggal. Ternyata … bagaimana kau tetap bisa hidup?"
"Kau tidak perlu tahu." Jiang Jun Xian tidak berencana menjawab pertanyaan Han Miao Shuang, karena jalan hidupnya sangat menyakitkan. Ia telah banyak berkorban, ia tidak ingin mengingatnya lagi.
"Menurut dugaanku, kelompok yang mendukungmu pastilah pihak yang menyelamatkanmu," celetuk Sima You Yue.
Jiang Jun Xian menoleh ke Sima You Yue, lalu berkata, "Saudara Junior, kau benar-benar lebih pintar dari orang kebanyakan. Aku benar-benar tidak mau menjadi musuhmu."
"Kalau begitu jangan jadikan aku musuhmu," balas Sima You Yue. "Seperti yang kau katakan, kau dan aku telah menjadi murid seperguruan untuk waktu yang lama."
"Waktu yang kuhabiskan bersama kalian semua memang saat-saat terbaik dan paling santai. Sayang sekali waktu yang kuhabiskan bersama kalian itu cuma kupinjam. Terlebih, waktu itu kupinjam dari orang yang paling kubenci." Ketika Jiang Jun Xian berbicara tentang abangnya sendiri, suaranya menjadi serak, seolah-olah ia sedang menahan rasa sakit.
"Jiang Jun Xian, aku mau menanyakan satu pertanyaan. Selama bertahun-tahun ini, apakah itu kau?" tanya Han Miao Shuang.
Su Xiao Xiao langsung menatap Jiang Jun Xian, seolah-olah ia sangat ingin mendengar jawaban Jiang Jun Xian.
"Jian Jun Zhe ditangkap ketika ia pergi untuk mengikuti pertandingan pil Klan Jiang. Ia tidak pernah muncul di pertandingan itu," jawab Jiang Jun Xian. "Namun, mengingat bakatnya, kurasa Xu Jin tidak akan memperhatikannya."
"Maksudmu, itu memang kau sedari awal?" tanya Han Miao Shuang. "Orang yang Guru terima sebagai murid sejak awal itu kau …."
"Benar. Kuharap si tua itu tidak terlalu sedih saat mengetahui hal ini," jawab Jiang Jun Xian. "Namun, aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak untuk mendengar hal ini. Kalau dia sampai tahu, mungkin dia akan menyesal karena tidak menyadari hal ini selama ini."
"Dia tidak akan sedih," bantah Sima You Yu dengan yakin. "Dia juga tidak akan menyesal."
Jiang Jun Xian menatap Sima You Yue dan tersenyum. Ia tidak memercayai kata-kata Sima You Yue.
"Apa kau pikir dengan tingkat kepintaran Guru, dia benar-benar tidak menyadari hal ini?" tanya Sima You Yue balik pada Jiang Jun Xian.
"Saudara Junior, maksudmu Guru tahu?"
"Tidak mungkin! Kalau dia tahu, dia tidak mungkin tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini." Jiang Jun Xian tidak memercayai Sima You Yue.
"Guru sudah tahu sejak lama," jawab Sima You Yue. "Dia tidak mengatakan apa-apa karena memang kaulah yang dia terima sebagai muridnya sejak awal. Kaulah yang dia terima, bukan sebuah identitas Tuan Muda dari Klan Jiang. Kalaupun kau punya maksud tersembunyi, dia tidak pernah menyalahkanmu."
Mendengar kata-kata Sima You Yue, Jiang Jun Xian langsung gemetaran.
"Tidak mungkin. Guru tidak pernah mengatakan hal itu sebelumnya." Jiang Jun Xian masih tidak percaya pada Sima You Yue.
"Apa kau tahu apa yang Guru katakan padaku sebelumnya?"
"Apa?"
"Tidak peduli apa pun identitasku, aku akan selalu menjadi murid Guru, orang yang telah dia akui sebagai muridnya. Selama aku tidak melakukan apa pun yang dapat menghancurkan dunia, aku akan selalu menjadi murid Guru. Guru juga bilang, menjadi guru untuk satu hari sama saja dengan menjadi ayah untuk seumur hidup. Dia akan selalu melindungiku dan melindungi kita semua. Bahkan dia bilang kalau kau, Saudara Senior Sulung, telah melalui banyak kesulitan. Kalau kau pernah melakukan sesuatu, selama itu bukan sesuatu yang jahat dan kejam, kami harus memaafkanmu," jawab Sima You Yue. "Tuan Muda dari Klan Jiang itu, apakah dia memang pernah mengalami banyak kesulitan? Katakan padaku, kalau Guru tidak tahu tentangmu, apakah Guru akan bilang begitu?"
Jiang Jun Xian sedikit pusing mendengar apa yang Sima You Yue katakan padanya. Ia tanpa sadar mencengkeram peti mati kristal tersebut.
"Kapan … kapan Guru mengatakan hal itu?"
"Tak lama setelah aku masuk," jawab Sima You Yue. "Tak peduli apa pun asal-usulmu, Guru akan selalu memperlakukanmu sebagai muridnya. Namun, kalau kau membawa pedang iblis ini keluar hari ini, kau akan memutuskan hubunganmu dengan Guru dengan tanganmu sendiri. Saudara Senior Sulung, apakah kau benar-benar ingin melakukannya?"
Jiang Jun Xian menunduk, menatap Pedang Iblis Pembelah Langit di peti mati kristal. Matanya memancarkan pergumulan.
"Selama ini misi utamaku adalah mendapatkan Pedang Iblis Pembelah Langit. Untuk itu, aku masuk ke wilayah luar, mendaftar ke sekte dan mendapatkan informasi yang tertulis dalam teks kuno yang kutemukan di sekte. Namun, aku berhasil mendapatkan pedang ini bahkan sebelum aku sempat bertindak. Kebetulan ini sangat menghemat tenagaku."
"Sejak awal kau sudah tahu kalau Pembelah Langit ada di wilayah luar," ucap Han Miao Shuang dengan yakin. "Kau memanfaatkan Guru sejak awal. Kau memanfaatkan kami."
"Mungkin aku tidak memanfaatkan kalian," bantah Jiang Jun Xian. "Aku hanya menggunakan identitas yang berbeda untuk masuk ke sekte dalam. Aku tidak pernah menyakiti kalian semua."
"Saudara Senior Sulung, apakah kau benar-benar akan membawa Pembelah Langit keluar?" tanya Su Xiao Xiao dengan raut wajah yang serius.
"Xiao Xiao, kau sudah menanyakan pertanyaan itu tiga kali," jawab Jiang Jun Xian. "Tidak peduli berapa kali kau bertanya padaku, jawabanku tidak akan berubah."
"Kalau kami harus menghentikanmu?"
Jiang Jun Xian mengulurkan salah satu jarinya dan mengguncangnya, lalu berkata, "Aku sangat mengenalmu, jadi aku sudah memikirkan sebuah cara untuk menghentikan kalian sejak lama."
Ketika mereka mendengar apa yang Jiang Jun Xian katakan, mereka semua terkejut. Firasat mereka buruk.
Mereka menyaksikan Jiang Jun Xian mengeluarkan sebuah bola putih dan menghancurkannya. Suatu aroma ringan pun menguar. Mencium aroma tersebut, mereka merasa dada mereka berdebar sangat kencang. Mereka kehilangan tenaga dan satu per satu pun tumbang di tanah.
Mereka ingin menggunakan energi roh mereka, tetapi sama sekali tidak bisa.
Sima You Yue merasakan sejenak dan menyadari kalau aroma tersebut benar-benar telah memutus hubungannya dengan Pagoda Roh!