Membawa Pie \'Beracun\' Ke Istana
Membawa Pie \'Beracun\' Ke Istana
Apa lagi yang sedang dipikirkan lelaki aneh ini, pikir Emmelyn keheranan.
"Kau berubah pikiran tentang ikut ke acara jamuan minum tehnya?" tanya Emmelyn. "Belum terlambat kok untuk membatalkan niatmu."
Mars menggeleng. "Bukan begitu."
"Lalu apa?" tanya Emmelyn dengan nada tidak sabar.
Mars menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin memastikan kau sudah duduk di kereta dengan baik."
Ia lalu memberi tanda kepada sais kereta. "Ayo berangkat sekarang. Aku akan mengikuti dari samping."
"Baik, Yang Mulia," kata sang sais sambil membungkuk hormat. Ia lalu menutupkan pintu kereta dan naik ke kursi pengemudi. Sesaat kemudian kereta pun mulai bergerak anggun menuju ke gerbang kastil.
Emmelyn menutupkan tirai kereta dan duduk manis di kursinya. Ia tidak mau Gewen melihatnya saat kereta ini melewati halaman kastil tempat para prajurit berlatih, karena itu ia sengaja menyembunyikan diri di balik tirai.
Sementara itu Mars telah melompat naik ke atas pelana kudanya dan mengendalikan hewan itu untuk mencongklang di samping kereta. Mars terlihat sangat gagah duduk di atas kuda hitam besar yang tampan itu.
Para prajurit yang melihat kereta dan sang pangeran lewat dengan kudanya segera membungkuk memberi hormat saat mereka lewat.
Gewen dan Edgar yang berdiri di antara para prajurit mereka menatap rombongan kecil satu kereta dan satu kuda itu dengan pandangan penuh minat.
"Itukah wanita yang tidak mempan kutukan Mars?" tanya Edgar kepada Gewen. Jenderal muda yang flamboyan itu tiba-tiba cegukan mendengar pertanyaan temannya.
Ia hendak menjawab bahwa 'wanita' itu sebenarnya bukan wanita, tetapi ia merasa tidak tega. Ah.. biarlah Mars saja yang memberi tahu Edgar tentang kehidupan pribadinya.
Gewen tidak akan ikut campur dulu. Ia masih merasa kaget atas kenyataan yang ia ketahui hari ini tentang hubungan Lord Aldrich dan Pangeran Mars Strongmoor.
"Kau sudah pernah bertemu dengannya?" Edgar bertanya lagi.
Gewen menggeleng. Ia lalu mengalihkan pembicaraan. "Sebaiknya kita kembali berlatih. Kita akan berangkat ke Southberry sebentar lagi."
Edgar akhirnya mengalihkan pandangannya dari kereta dan kuda Pangeran Mars yang baru saja keluar gerbang dan kembali meneriakkan perintah-perintah kepada pada prajuritnya.
Sementara itu, di sepanjang perjalanan, Mars masih dilanda rasa pusing memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk mencegah Emmelyn meracuni ibunya.
Apakah sebaiknya ia meminta agar Emmelyn mencicipi pie itu sebelum orang lain? Kalau memang pie-nya beracun, tentu Emmelyn akan menolak.
Tapi.. bagaimana kalau gadis aneh itu nekad dan memakan pie beracunnya? Kalau dia mati bagaimana?
Bagaimana nasib anak-anak Mars yang belum dilahirkan Emmelyn????
Di sepanjang perjalanan ke istana, pikiran Mars menjadi bercabang. Ia terus memikirkan berbagai skenario terburuk dan cara untuk mengatasinya.
Sementara itu, Emmelyn yang sama sekali tidak mengerti keresahan sang pangeran duduk tenang-tenang di dalam kereta sambil bersenandung pelan.
Ia mengintip keluar dari balik tirai jendela kereta dan memperhatikan jalan menuju ke istana raja. Mereka telah keluar dari area kastil putra mahkota dan sedang melewati jalanan setapak dengan pemandangan hutan di kiri dan kanan mereka.
Satu kilometer kemudian, mereka memasuki gerbang kotaraja dan Emmelyn melihat keramaian kotaraja. Berbagai toko dan kedai yang buka dipenuhi orang yang berbelanja dan melakukan berbagai kegiatan.
Keramaian itu membuat Emmelyn sangat tertarik. Ia melihat toko-toko yang menjual makanan, pakaian, dan bermacam barang lainnya. Kalau dipikir-pikir ia sudah lama tidak mendatangi pusat keramaian seperti ini.
Ah, nanti kalau Mars pergi ke Southberry, ia akan menjelajahi kotaraja, selain jalan-jalan ke desa sekitarnya.
Manusia berjiwa bebas seperti Emmelyn yang menyukai petualangan memang tidak cocok dikurung di dalam sangkar, walaupun itu adalah sangkar emas sekalipun.
Begitu mereka memasuki gerbang kotaraja, Emmelyn melihat beberapa prajurit segera membuka jalan bagi sang pangeran dan menghalau orang-orang yang ada di jalan sekitar mereka.
"Ahh.. mungkin ini adalah sistem pencegahan yang dilakukan istana untuk mencegah agar tidak ada perempuan yang menyentuh Pangeran Mars, baik sengaja atau tidak sengaja. Mars sendiri bilang sudah sangat banyak yang mati dan ia tidak ingin jatuh korban lagi," Emmelyn bergumam kepada dirinya sendiri.
Ia melihat orang-orang segera minggir dan mengamati lewatnya kereta kuda dan kuda sang pangeran dengan pengawalan beberapa prajurit di depan dan belakang mereka.
Banyak wanita yang berbisik-bisik kepada sesamanya sambil memandangi sang pangeran lewat, lalu segera menunduk. Wajah mereka tampak diliputi ekspresi ngeri.
Ah, tentu saja mereka takut kepada Mars. Reputasinya sebagai pembenci perempuan sudah menyebar kemana-mana.
Mereka takut sang pangeran yang sadis itu akan menghukum mati mereka jika ia melihat ada wanita yang membuatnya sebal. Karenanya, walaupun mereka sangat penasaran, mereka buru-buru membuang pandangan mereka atau menunduk agar tidak beradu pandang dengan Mars.
"Ck ck... seandainya mereka tahu bahwa sebenarnya putra mahkota tidak membenci wanita," kata Emmelyn kepada dirinya sendiri sambil mengamati wajah orang-orang yang mereka lewati itu. "Hmm.. kalau mereka tahu, apakah mereka masih akan takut kepada Mars? Atau tidak?"
Kereta kuda cantik itu berjalan santai melewati pasar rakyat dan kemudian berhenti di depan sebuah gerbang kayu raksasa yang dijaga puluhan prajurit bersenjata. Ah, rupanya mereka telah tiba di istana raja.
Begitu para pengawal gerbang melihat sang pangeran putra mahkota di atas kudanya, mereka segera membungkuk hormat secara serempak dan membukakan pintu gerbang untuknya.
Mars mengangguk ke arah pimpinan pengawal gerbang dan masuk ke dalam halaman istana yang maha luas itu. Kereta kuda berisi Emmelyn mengikuti di belakangnya.
Tidak lama kemudian Mars menghentikan kudanya di depan pintu istana dan melompat turun. Ia lalu berdiri di samping kudanya, menantikan kereta kuda Emmelyn berhenti. Setelah kereta itu diparkir di samping kudanya, Mars segera membuka pintu kereta dan membantu Emmelyn turun.
Di sepanjang perjalanan tadi ia sudah berhasil menemukan cara untuk mencegah Emmelyn memberikan apple pie kepada ibunya. Ha. Ia merasa sangat cerdas.
Ia akan membantu Emmelyn turun dari kereta, lalu menawarkan diri untuk membawakan kotak berisi pienya. Kemudian, ia akan berpura-pura tersandung, dan 'tidak sengaja menjatuhkan' kotak tersebut.
Kalau apple pie di dalamnya hancur tidak berbentuk karena jatuh, tentu Emmelyn tidak akan memberikannya kepada Ratu Elara. Tidak sopan memberikan makanan yang sudah hancur sebagai oleh-oleh, kan?
Ha. Ha. Ha.
Pintu kereta sudah dibukanya dan Mars melongok ke dalam kereta.
"Kita sudah tiba. Mari kubantu turun dari kereta," kata pria itu sambil mengulurkan tangannya.
Emmelyn menyentuh tangan pria itu dan menggenggamnya sebagai pegangan saat ia melangkah turun dari kereta. Tangannya yang satu lagi memegang kotak berisi apple pie.
Mars buru-buru menawarkan diri untuk membawakan kotak itu untuk Emmelyn. "Kemarikan kotak pie-nya, biar aku yang bawakan."
Emmelyn menyerahkan kotak itu kepada Mars yang menerimanya dengan ekspresi datar. Sang pangeran tahu ia harus menahan diri agar tidak cengar-cengir menerima kotak itu.
Kalau sampai Emmelyn curiga, bisa jadi gadis itu akan mengambil kembali kotaknya.