Apple-Pie \'Beracun\'
Apple-Pie \'Beracun\'
Sial!
Ternyata Emmelyn sudah salah menduga. Ia segera memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian.
"Eh...? Apa kau bilang?" Emmelyn membelalakkan matanya mendengar kata-kata Gewen, pura-pura tersinggung. "Kau pikir aku perempuan?"
Kini Gewen tampak malu sekali. Ia menepuk keningnya dan menggeleng-geleng. "Uff.. maafkan aku. Kupikir Mars memang benar-benar sudah menemukan gadis yang..."
Ia tidak melanjutkan kata-katanya. Gewen tidak tahu sedekat apa hubungan Mars dengan pemuda bangsawan yang menurut pengakuannya menjadi kekasihnya ini.
Karenanya, Gewen tidak akan sembarangan bicara dan membuka rahasia temannya, bahwa ia dikutuk tidak dapat menyentuh wanita.
"Ya..? Tadi Anda mau bilang apa, Lord Gewen?" tanya Emmelyn. "Untuk apa Pangeran Mars menemukan gadis lain? Ia sudah memiliki aku. Apakah menurutmu ia juga mencari seorang wanita untuk menemaninya? Apa ia tidak puas denganku saja???"
Melihat wajah Gewen yang berubah canggung, Emmelyn merasa sangat senang. Rupanya tipuannya berhasil. Hmph! Gewen ini memang playboy seperti reputasinya yang beredar di luar sana.
Kalau memang Gewen mengira Emmelyn sebenarnya adalah perempuan yang menyamar sebagai lelaki, kenapa ia tetap berusaha dekat-dekat?
Bukankah itu artinya ia memang sengaja menyentuh Emmelyn sedari kemarin dan merayunya dengan berpura-pura menawarkan melatihnya memanah?
Dasar brengsek. Sekarang Emmelyn benar-benar ingin memukuli Gewen sampai biru.
Gewen tidak menjawab pertanyaan Emmelyn. Ia menoleh ke arah Mars dan menelan ludah. Ahh.. seharusnya ia lebih tahu tentang sahabatnya sendiri.
Ia pikir Mars tidak tidak menyukai laki-laki karena pria itu tampak sangat tertarik jika ia dan Edgar membahas tentang petualangan seks mereka.
Sayangnya, karena kutukan sialan itu, Mars hanya bisa menjadi pendengar yang baik. Ia tidak dapat menyetuh wanita apalagi berhubungan seks dengan mereka.
Mungkin akhirnya Mars menyerah dan melakukannya dengan laki-laki... lalu kemudian sadar bahwa ia menikmatinya?
Ahh.. pasti itu yang terjadi. Suara-suara menggairahkan yang didengar para staf setiap malam pasti suara Mars dan kekasih prianya...
Gewen menatap Emmelyn lekat-lekat. Wajah Lord Aldrich ini sangat tampan. Sikapnya juga cukup lemah-lembut. Mungkin suaranya kalau terangsang saat berhubungan intim bisa terdengar seperti suara perempuan...
"Maafkan aku, Lord Aldrich. Sepertinya aku telah salah menduga," kata Gewen akhirnya sambil membungkuk sedikit dan tersenyum manis. "Aku akan membiarkanmu berlatih sendirian. Aku akan bergabung dengan Yang Mulia dan membahas taktik perang kami bersama Lord Edgar."
Emmelyn hanya memandang kepergian Gewen dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Uff, akhirnya si playboy ini pergi juga, pikirnya.
Ia lalu memutuskan untuk berlatih sendiri menggunakan busur dan panah yang tadi diberikan Gewen. Ia sudah mengamati busur ini dan tahu bahwa kualitasnya memang sangat baik.
Lagipula, ia lebih suka memakai busur biasa daripada busur Tim Mawar yang ia sangat ingat telah ikut menyerang negerinya.
***
Pukul 3 sore, 'Lord Aldrich' mencari alasan untuk pergi dari lapangan dan segera menghilang di balik kandang kuda.
Ia harus bersiap-siap untuk berangkat ke istana dan memenuhi undangan minum teh Ratu Elara. Mars akan menyusulnya lima belas menit kemudian, agar tidak mengundang kecurigaan orang-orang.
Ketika sang pangeran tiba di kamar Emmelyn, ia menemukan gadis itu telah duduk manis di sofa menunggunya dengan mengenakan gaun biru yang tadi dipilihnya untuk ke jamuan teh.
"Kau sudah siap?" tanya Mars kepada Emmelyn. "Kereta kuda sudah menunggu di bawah."
Emmelyn mengangguk. Ia lalu mengambil sebuah kotak dari meja dan berjalan ke pintu. "Kita bisa pergi sekarang. Aku membawa apple pie dari para juru masak di sini untuk ke jamuan teh."
Mars tahu bahwa apple pie adalah kue kesukaan Emmelyn. Ia sangat senang melihat gadis itu membawakannya untuk ibunya di istana. Ahh... sepertinya gadis itu benar-benar tahu bersikap sebagai seorang lady.
[Eh.. tunggu dulu. Bagaimana kalau ia menaruh racun di dalam kuenya?]
Langkah Mars seketika terhenti ketika pemikiran itu hinggap di benaknya. Ia sungguh tidak dapat mempercayai Emmelyn.
Benar juga. Bagaimana kalau Emmelyn memutuskan untuk meracuni ibunya?
Ya Tuhan... kepala Mars kembali dilanda pusing yang hebat.
Ia tidak dapat membayangkan jika wanita yang ia cintai membunuh ibu yang sangat ia sayangi dan hormati...
Ia buru-buru berjalan mengikuti langkah Emmelyn yang lincah dan sudah tiba di ujung lorong. Ia lalu menuruni tangga sambil bersenandung pelan. Emmelyn merasa senang karena ia sudah lama tidak bersosialisasi dengan para wanita seperti dirinya dalam acara sosial.
Walaupun ia senang bermain pedang dan bertualang, bukan berarti Emmelyn adalah seorang gadis tomboy yang tidak menyukai hal-hal yang bersifat feminin. Minum teh sambil bergosip adalah salah satu hal yang sangat ia sukai.
Selama ia di perjalanan, dengan mudah ia dapat melakukannya dengan para pelacur di rumah bordil. Mereka semua senang ditemani olehnya karena Emmelyn menampilkan diri sebagai pemuda bangsawan yang simpatik, jauh berbeda dari berbagai lelaki kasar yang biasa menjadi langganan mereka.
Dari gadis-gadis itulah Emmelyn sering mendapatkan gosip terbaru dan juga minuman gratis. Bukan hanya teh dan kue-kue, tetapi juga wine dan bahkan pakaian.
Kini, mendapatkan kesempatan untuk kembali bergosip dengan sesama wanita sambil minum teh dan kue-kue, perasaan Emmelyn menjadi sangat senang.
Karena suasana hatinya sangat baik, ia pun bersenandung di sepanjang perjalanan dari lantai tiga ke lantai satu menuju ke kereta kuda yang akan membawanya ke istana.
Sayangnya, kegembiraan Emmelyn tidak ikut dinikmati oleh Mars. Sang pangeran sangat cemas bahwa wanita itu bersenandung gembira karena memiliki rencana licik untuk meracuni sang ratu dengan kue apple pie yang dibawanya.
Uff... bagaimana caranya ia dapat memastikan Emmelyn tidak memberikan kue itu kepada ibunya? Ini terlalu mendadak. Kalau sampai Emmelyn membunuh ratu... ia bisa langsung dihukum mati oleh raja.
Mars belum siap untuk kehilangan wanita yang dicintainya ini dalam waktu demikian cepat.
Lalu... lalu bagaimana dengan anak-anaknya kelak? Mereka bahkan belum terlahir ke dunia ini.
"Silakan naik, Lady Emmelyn," kata sais kereta yang membukakan pintu kereta untuk Emmelyn setelah membungkuk hormat. Seorang pelayan telah datang menarik kekang tali kuda Mars untuk sang pangeran.
Emmelyn naik ke atas kereta dan duduk dengan anggun. Ia membuka tirai jendela dan melongok keluar, menemukan Mars masih berdiri di tempatnya dengan wajah resah.
"Kau kenapa?" tanya gadis itu keheranan.
Mars tergugah dari lamunannya. Ia menatap kudanya dan kereta tempat Emmelyn duduk. Matanya melihat kotak berisi kue itu ada di pangkuan Emmelyn. Entah bagaimana caranya ia harus mencegah Emmelyn menyerahkan kue itu kepada ibunya.
Tapi... bagaimana caranya?